Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Ini Perbandingan Muhaimin dan Airlangga Jika Jadi Cawapres Jokowi

Reporter

image-gnews
Wakil Ketua MPR Muhaimin Iskandar ziarah ke makam wali dan raja- raja Demak, Jawa Tengah, Jumat, 1 Juni 2018. (dok MPR RI)
Wakil Ketua MPR Muhaimin Iskandar ziarah ke makam wali dan raja- raja Demak, Jawa Tengah, Jumat, 1 Juni 2018. (dok MPR RI)
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Pengamat politik dari Saiful Mujani Research Center (SMRC), Djayadi Hanan, mengatakan Presiden Joko Widodo alias Jokowi memiliki dua pilihan jika memilih cawapres dari kalangan parpol yaitu Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Muhaimin Iskandar dan Ketua Umum Partai Golkar Ailangga Hartarto. Namun, masing-masing dari mereka memiliki kelemahan jika menjadi cawapres Jokowi.

"Dua orang ini punya kelemahan yang sama, yaitu akseptabilitasnya di kalangan masyarakat luas rendah," ujar Djayadi melalui sambungan telepon kepada Tempo, Senin, 16 Juli 2018.

Baca: Muhaimin Iskandar Salah Satu dari Lima Bakal Cawapres Jokowi

Partai Golkar dan PKB memang telah resmi mendukung Jokowi untuk maju dalam pilpres 2019. Tetapi Jokowi belum memutuskan siapa yang akan dia gandeng sebagai cawapres. Dia belum juga memastikan apakah dari politikus atau kalangan lain. Meski demikian, nama Muhaimin (Cak Imin) dan Airlangga sama-sama masuk dalam bursa cawapres Jokowi dari kalangan partai.

Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto didampingi jajaran pengurus partai menyampaikan keterangan pers terkait Pilkada Serentak 2018 di kantor DPP Partai Golkar, Jalan Anggrek Neli Murni, Jakarta Barat, Senin, 25 Juni 2018. TEMPO/Budiarti Utami Putri.

Selain dari segi akseptabilitas, menurut Djayadi, keduanya juga memiliki kelemahan yang lain. Sebagai contoh, Djayadi menyebut Airlangga adalah sosok yang tidak mewakili pemilih Islam. "Cak Imin kuat karena dari partai berbasis masa Islam. Itu bisa menutupi kekurangan Jokowi yang dianggap kurang dekat dengan umat Islam," katanya.

Baca: Calon Cawapres Jokowi: Mahfud MD, TGB, Airlangga, hingga Cak Imin

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Djayadi menilai Muhaimin lebih loyal kepada Jokowi dibandingkan dengan Airlangga. Sebab, PKB merupakan partai yang telah mendukung Jokowi sejak pilpres 2014. Sedangkan, Golkar baru bergabung memberikan dukungannya kepada Jokowi setelah pemerintahan berjalan. "Dia sudah terbukti sejak awal mendukung Jokowi, walau kemarin baru mendeklarasikan lagi," Djayadi menjelaskan.

Meski memiliki kekurangan, Airlangga juga mempunyai kelebihan dibandingkan dengan Muhaimin. Menurut Djayadi, Airlangga memiliki hubungan yang lebih baik dengan Jokowi di pemerintahan. "Dia sudah cukup lama menjadi menteri Jokowi, sudah lama berhubungan," ucapnya.

Kelebihan Airlangga yang lain, kata Djayadi, dia adalah tokoh yang mempunyai kapasitas di bidang ekonomi dibandingkan Muhaimin. Apalagi, untuk saat ini, menurut Djayadi, tokoh teknokrat seperti Airlangga dibutuhkan dalam pemerintahan. "Itu akan berguna untuk menjalankan pemerintahan, jika Jokowi menang lagi," katanya.

Baca: Soal Jadi Cawapres Jokowi, Cak Imin: Lihat Perkembangan

Walaupun Muhaimin dan Airlangga memiliki kelebihan sebagai cawapres Jokowi, keduanya memiliki kelemahan yang sama, yaitu akseptabilitasnya dibandingkan tokoh nonpartai. "Akseptabilitasnya di kalangan masyarakat luas lebih rendah dibanding calon lain di luar partai," katanya.

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Istana Pastikan Tak Ada Lobi Jokowi Setop Hak Angket saat Bertemu Dua Menteri PKB

13 menit lalu

Dua Menteri asal dari Partai Kebangkitan Bangsa (PKB)  - Menteri Ketenagakerjaan Ida Fauziyah dan Menteri Desa Abdul Halim Iskandar kompak menghadap Presiden Joko Widodo di Istana Kepresidenan Jakarta pada Selasa siang, 18 Maret 2024. TEMPO/Daniel A. Fajri
Istana Pastikan Tak Ada Lobi Jokowi Setop Hak Angket saat Bertemu Dua Menteri PKB

Istana memastikan tidak ada lobi dari Presiden Joko Widodo untuk menghentikan hak angket DPR saat bertemu dua menteri asal PKB.


Guru Besar UGM Diteror Berulang Kali Usai Petisi Bulaksumur dan Kampus Menggugat, Prof Koentjoro: Saya Tidak Pernah Takut

34 menit lalu

Profesor Koentjoro Ketua Dewan Guru Besar UGM menunjukkan teror yang diterimanya usai lakukan aksi Petisi Bulaksumur dan Kampus Menggugat di Balairung UGM. Foto: Michelle Gabriela/TEMPO
Guru Besar UGM Diteror Berulang Kali Usai Petisi Bulaksumur dan Kampus Menggugat, Prof Koentjoro: Saya Tidak Pernah Takut

Prof Koentjoro Guru Besar UGM dapat teror berulang kali usai aksi Petisi Bulaksumur dan Kampus Menggugat. "Saya tidak pernah takut," katanya.


KPU Digoyang Demo Terus Menerus Pasca Pemilu 2024, Ini Tuntutan Mereka

1 jam lalu

Masyarakat dari berbagai elemen melakukan aksi unjuk rasa menolak kecurangan Pemilu di depan Gedung KPU RI, Jakarta Pusat pada Senin, 18 Maret 2024. Tempo/Yohanes Maharso
KPU Digoyang Demo Terus Menerus Pasca Pemilu 2024, Ini Tuntutan Mereka

Dalam sebulan terakhir sejak Pemilu 2024, sejumlah pihak melakukan demonstrasi di depan Gedung KPU. Siapa saja mereka, dan apa tuntutannya?


Menantu Jokowi Niat Maju Pilgub Sumut, Bisakah Edy Rahmayadi atau Musa Rajeksah Kalahkan Bobby Nasution?

1 jam lalu

Presiden Joko Widodo berbincang dengan Wali Kota Medan sekaligus menantunya, Bobby Nasution saat Car Free Day (CFD) di Kota Medan, Sumatera Utara, Minggu, 12 Februari 2023. Foto: BPMI Setpres/Laily Rachev
Menantu Jokowi Niat Maju Pilgub Sumut, Bisakah Edy Rahmayadi atau Musa Rajeksah Kalahkan Bobby Nasution?

Pilgub Sumut akan seru, bisakah mantan Gubernur Sumut Edy Rahmayadi, eks Wagub Musa Rajekshah kalahkan menantu Jokowi, Bobby Nasution?


Golkar Minta Jatah 5 Kursi Menteri, Saat Ini Ada 6 Kadernya di Kabinet Jokowi, Siapa Saja?

1 jam lalu

Ketua Partai Golkar Airlangga Hartarto berada di posisi kelima sebagai ketua umum partai politik terkaya di Indonesia. Menteri Koordinator Bidang Perekonomian itu tercatat memiliki total kekayaan Rp454 miliar berdasarkan LHKPN pada 31 Desember 2022. TEMPO/M Taufan Rengganis
Golkar Minta Jatah 5 Kursi Menteri, Saat Ini Ada 6 Kadernya di Kabinet Jokowi, Siapa Saja?

Partai Golkar sebut minimal 5 kursi menteri di kabinet Prabowo-Gibran jika menangkan Pilpres 2024. Sekarang 6 menteri Golkar ada di Kabinet Jokowi.


Eks Danjen Kopassus Soenarko Turun Jalan Protes Kecurangan Pemilu 2024: Sampai Pemilu Ulang Netral Tanpa Jokowi

2 jam lalu

Mantan Danjen Kopassus, Soenarko. Dok.TEMPO/ Yosep Arkian
Eks Danjen Kopassus Soenarko Turun Jalan Protes Kecurangan Pemilu 2024: Sampai Pemilu Ulang Netral Tanpa Jokowi

Eks Danjen Kopassus Soenarko mendapat sorotan hari-hari ini, setelah menjadi salah satu motor unjuk rasa protes indikasi kecurangan Pemilu 2024.


Demo di DPR, Massa Tolak Pemilu Curang Tuntut Pengguliran Hak Angket dan Pemakzulan Jokowi

2 jam lalu

Ratusan massa demonstran GPKR berdemonstrasi menuntut DPR segera menggulirkan hak angket dan memakzulkan Presiden Joko Widodo. TEMPO/ANDI ADAM FATURAHMAN
Demo di DPR, Massa Tolak Pemilu Curang Tuntut Pengguliran Hak Angket dan Pemakzulan Jokowi

Massa mendesak DPR segera menggulirkan hak angket dan memakzulkan Jokowi.


Dua Insiden Saat Kunker Jokowi di Sumut Ini Menyeret Nama Paspampres

3 jam lalu

Presiden Joko Widodo (kiri) berkomunikasi dengan pedagang saat meninjau Pasar Gelugur di Rantauprapat, Kabupaten Labuhanbatu, Sumatra Utara (Sumut), Jumat (15/3/2024). ANTARA/HO-Biro Pers Sekretariat Presiden
Dua Insiden Saat Kunker Jokowi di Sumut Ini Menyeret Nama Paspampres

Saat kunker Jokowi di Sumatra Utara terjadi dua insiden yang menyeret nama Paspampres. Apa saja insiden itu? Bagaimana pula respons Paspampres?


Konflik Agraria Periode Jokowi Lebih Buruk Dibandingkan Era SBY

4 jam lalu

Konflik agraria yang terjadi di Kendeng bermula pada Juni 2014 yang disebabkan PT Semen Indonesia hendak melakukan pembangunan dan pengoperasian pabrik semen di Kabupaten Rembang. Konflik Kendeng bermula ketika PT Semen Indonesia mendapatkan izin penambangan kapur di Pegunungan Kendeng. Warga sekitar menolak dan menduduki rencana lokasi tapak pabrik. dok. TEMPO
Konflik Agraria Periode Jokowi Lebih Buruk Dibandingkan Era SBY

Konflik agraria periode Jokowi sebanyak 2.939 kasus, 72 warga tewas. Di masa SBY ada 1.520 kasus, 70 tewas.


Ahli Gizi Unair Beberkan Kelebihan dan Kekurangan Minyak Makan Merah yang Diluncurkan Jokowi

4 jam lalu

Minyak Makan Merah. (Foto: Humas Kemenkop)
Ahli Gizi Unair Beberkan Kelebihan dan Kekurangan Minyak Makan Merah yang Diluncurkan Jokowi

Proses produksinya yang tidak melalui penyulingan atau bleaching tak berarti Minyak Makan Merah bebas dari dampak negatif.