TEMPO.CO, Jakarta - Presiden Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Sohibul Iman mengatakan salah satu cara untuk mengalahkan Joko Widodo (Jokowi) dalam Pemilihan Presiden atau Pilpres 2019 adalah dengan poros ketiga. Makanya, Sohibul mengatakan, ketika bertemu dengan Wakil Ketua Umum Demokrat Syarif Hasan beberapa waktu, ia mendorong agar Demokrat membangun poros ketiga dengan PKB dan PAN.
Sohibul mengatakan poros ketiga merupakan formula melawan inkumben Jokowi dalam Pilpres 2019. "Sama seperti di Pilkada DKI Jakarta, sehingga bisa dua putaran," kata Sohibul, Senin, 9 Juli 2018. Sohibul membayangkan jika ada poros ketiga maka pilpres 2019 akan berjalan dua putaran. Nah, menurut dia, di putaran kedua Demokrat baru mengalihkan suaranya ke koalisi PKS.
Baca: Demokrat: Obsesi Kami di Pilpres adalah AHY
Ketika pilkada DKI pada April 2017, Demokrat bersama PKB dan PAN mengusung Agus Harimurti Yudhoyono (AHY)-Sylviana Murni. Dari tiga calon yang bertanding, pasangan ini mendapat perolehan suara paling sedikit.
Namun, karena Ahok-Djarot hanya memperoleh 42 persen suara dari total pemilih maka Pilkada DKI harus digelar dalam dua putaran. Nah, di putaran kedua ini, pasangan Anies Baswedan-Sandiaga Uno yang didukung Gerindra dan PKS berbalik unggul. Banyak pihak menyebut Anies-Sandi mendapat limpahan suara pemilih AHY-Sylviana.
Sohibul mengatakan jika sejak awal Demokrat berkoalisi dengan PKS di Pilpres 2019 maka hanya akan ada dua calon. cara ini dianggap tidak efisien. "Kalau sejak awal kami melawan pak Jokowi itu hanya satu formula, itu kan berarti yang tampil cuma dua orang. Tentu ada pihak-pihak yang kemudian aspirasinya tak tertampung," kata Sohibul.
Simak juga: Antara Gubernur dan Pilpres, Anies Baswedan Bilang Begini
Sohibul mencontohkan poros ketiga dapat dibentuk dengan koalisi seperti Demokrat, PAN, dan PKB. Dengan adanya poros ini, kata dia, Pilpres 2019 akan menjadi dua putaran."Nah diputaran kedua baru kami saling dukung," ujar Sohibul.