TEMPO.CO, Jakarta - Partai Keadilan Sejahtera mendukung rencana masuknya Partai Demokrat dan Partai Amanat Nasional dalam koalisi penantang calon presiden inkumben Presiden Joko Widodo. Ketua DPP Partai Keadilan Sejahtera, Mardani Ali Sera mengatakan sinyal bergabungnya kedua partai itu akan menguatkan koalisi memenangkan calon presiden dan wakil presiden pada pemilihan presiden atau pilpres 2019. “Asal tergetnya satu, tahun depan ganti presiden,” kata dia kepada Tempo, Jumat 6 Juli 2018.
Sinyal bergabungnya Partai Demokrat ke Partai Gerindra menguat setelah adanya pertemuan Wakil Ketua Umum Partai Demokrat, Syarifuddin Hasan dengan Ketua Umum Partai Gerindra, Prabowo Subianto pada Kamis lalu di kediaman Prabowo di Jalan Kertanegara, Jakarta Selatan.
Baca:
Partai Amanat Nasional menyatakan akan lepas dari koalisi pemerintahan dan mempertimbangkan bergabung dengan Gerindra. Sikap itu semakin tampak setelah pertemuan antara Ketua Umum PAN, Zulkifli Hasan dan Ketua Umum Partai Demokrat, Susilo Bambang Yudhoyono membahas peluang koalisi.
Mardani menilai komunikasi empat partai penting untuk saling membentuk kesepahaman. Selain itu, pertemuan yang semakin intensif diperlukan guna mencari formulasi calon presiden dan wakil presiden terbaik. “Menurut saya sesegera mungkin keempat partai ini (Partai Gerindra, PKS, PAN, dan Demokrat) duduk bareng,” kata dia.
Baca:
Direktur Pencapresan DPP Partai Keadilan Sejahtera, Suhud Alynudin, sepakat jika Partai Demokrat dan PAN bergabung. Menurut dia, pertemuan Partai Gerindra dan Partai Demokrat adalah bagian dari usaha untuk menggandeng Demokrat berbagung dalam koalisi penantang Jokowi. Meski begitu, pertemuan-pertemuan politik serupa tak hanya cukup dilakukan satu kali. “Butuh komunikasi politik intens untuk memutuskan siapa yang kita dorong jadi calon presiden dan wakil presiden,” kata dia.
Baca:
Suhud menegaskan, partainya tetap akan mendorong kader untuk bisa menjadi calon wakil presiden dalam koalisi empat partai tersebut. Ia berujar, mantan Gubernur Jawa Barat, Ahmad Heryawan, adalah orang yang saat ini tepat menduduki posisi calon wakil presiden misalnya mendampingi Prabowo Subianto. Namun dengan masuknya Demokrat dan PAN, kata dia, membuka peluang negosiasi antarpartai untuk saling menyodorkan nama.
Menurut Suhud, ada sejumlah opsi yang bisa dipilih dalam koalisi empat partai pada Pilpres 2019. Misalnya Prabowo berpasangan dengan Ahmad Heryawan, Prabowo dengan kader Demokrat Agus Harimurti, atau jika Prabowo tak maju maka Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan bisa dipasangkan dengan AHY. “Bisa dikompromikan kemudian ada kompensasi apa bagi partai-partai,” kata dia.
DANANG FIRMANTO | MAYA AYU PUSPITASARI