TEMPO.CO, Jakarta - Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto mengatakan pasukan TNI yang tergabung dalam tim gabungan akan memastikan lokasi tenggelamnya kapal motor Sinar Bangun atau KM Sinar Bangun di perairan Danau Toba. Dia menilai hasil temuan Badan Search and Rescue Nasional (Basarnas) dan PT Mahakarya Geo Survey-Ikatan Alumni Institut Teknologi Bandung (IAITB) masih memerlukan klarifikasi.
"Kami harus meyakinkan lagi, apakah yang ditemukan itu KM Sinar Bangun," ucap Hadi di Markas Besar Kepolisian RI, Jakarta, Senin, 25 Juni 2018.
Baca: Polisi Tetapkan Empat Tersangka Tenggelamnya KM Sinar Bangun
Sebelumnya, tim gabungan Basarnas dan PT Mahakarya menemukan dugaan lokasi bangkai KM Sinar Bangun yang berada di kedalaman 450 meter. Tim menemukan bangkai kapal kayu itu di koordinat 2 derajat 47 menit 3.835 Lintang Utara dan 98 derajat 46 menit 10.767 Bujur Timur.
KM Sinar Bangun tenggelam dalam perjalanan dari Pelabuhan Simanindo, Samosir, menuju Pelabuhan Tigaras, Simalungun, Sumatera Utara, pada Senin, 18 Juni 2018, sekitar pukul 17.30. Kapal tenggelam setelah dihantam angin dan ombak berkekuatan 12 knot.
Baca: KM Sinar Bangun Ditemukan di Kedalaman 450 Meter Danau Toba
Kapal berukuran 35 gross tonnage (GT) yang berkapasitas maksimal 43 orang tersebut diduga mengangkut ratusan penumpang dan puluhan sepeda motor. Berdasarkan laporan keluarga, penumpang KM Sinar Bangun diduga mencapai 211. Hingga saat ini, tim gabungan baru berhasil mengevakuasi 22 penumpang yang terdiri atas 18 korban selamat dan empat orang meninggal dunia.
Menurut Hadi, TNI dan Basarnas juga tengah memikirkan cara mengangkat bangkai KM Sinar Bangun. Dia menilai ada banyak jenazah yang terjebak di badan kapal kayu tersebut. Pengangkatan kapal itu termasuk untuk mengevakuasi jenazah korban. "Dengan teknik yang dimiliki Basarnas dan TNI AL, karena diduga masih ada korban yang terjebak," tuturnya.
Baca: Penumpang KM Sinar Bangun Diduga 206 Orang
M. ROSSENO AJI