TEMPO.CO, Jakarta - Ketua DPP Partai Kebangkitan Bangsa Lukman Edy menyarankan Partai Demokrat lebih baik mengusung Gatot Nurmantyo ketimbang Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) sebagai calon presiden 2019.
Lukman menilai potensi Demokrat mengusung Gatot cukup besar. Pasalnya, Gatot merupakan mantan ajudan Ketua Umum Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono. "Komunikasinya bagus," tuturnya dalam sebuah diskusi di Cilandak, Jakarta, Jumat, 30 Maret 2010.
Baca juga: Gatot Nurmantyo Sebut Rizieq Shihab Jago Sekali tentang Pancasila
Menurut Lukman, bila Partai Demokrat mengusung Gatot, akan terbangun poros ketiga dalam pilpres 2019.
Adapun soal AHY, Lukman menganggapnya belum cukup dewasa. Usia AHY baru 39 tahun. "Dia masih harus latihan jadi negarawan," ucapnya.
Selain itu, Lukman menilai AHY belum memiliki modal finansial yang cukup. AHY masih bergantung pada ayahnya, Presiden Indonesia keenam Susilo Bambang Yudhoyono (SBY). "Logistik masih logistik bapak, masih dari kantong bapak," tuturnya.
Alasan terakhir AHY dinilai belum layak adalah belum memiliki jejaring kuat di lapangan. Sama seperti finansial, AHY dianggap mengandalkan jaringan milik SBY. "Ini enggak bisa. Seharusnya (jaringan) sendiri, agar dipercaya masyarakat," ujarnya.
AHY belum lama terjun ke dunia politik. Ia sebelumnya adalah personel TNI Angkatan Darat dengan pangkat terakhir mayor. Pada 2017, ia memutuskan pensiun lantaran mengikuti pemilihan Gubernur DKI Jakarta.
Adapun Gatot Nurmantyo bakal pensiun sebagai anggota TNI per 31 Maret 2018. Sejumlah orang yang menamakan diri Relawan Selendang Putih Nusantara mendukung Gatot Nurmantyo untuk menjadi RI-1.