TEMPO.CO, Jakarta - Mantan Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo belum mau membicarakan peluangnya berlaga di Pemilihan Presiden atau Pilpres 2019 kendati telah melepaskan jabatan sebagai panglima. Gatot mengatakan masih berstatus sebagai tentara aktif sehingga tidak dapat melakukan politik praktis.
"Persiapan saya.. Saya masih tentara. Tentara itu enggak boleh politik praktis ya. Kalau membicarakan persiapan begini begitu besoknya bisa ditegur," ujar Gatot saat ditanyai mengenai persiapannya menghadapi kontes pemilihan presiden 2019 di Masjid Agung Al-Azhar, Jakarta Selatan, Sabtu, 3 Maret 2018.
Baca juga: Setya Novanto: Gatot Nurmantyo Bagus untuk Cawapres Jokowi
Alih-alih membicarakan peluangnya menjadi kandidat di pilpres 2019, Gatot memilih untuk mewanti-wanti umat muslim untuk bersatu. Dia pun berpesan tiga hal kepada para hadirin yang hadir dalam diskusi bersama Gatot itu. "Patuhi ulama, kembali ke masjid, dan pelajari Al-Quran," ujar dia.
Grafis: Peluang Gatot Nurmantyo dalam Pilpres 2019
Dengan begitu, dia yakin pergerakan umat Islam nantinya akan bersatu, meski pilihan partai nantinya akan banyak. Dia pun yakin apabila orang Islam menyatukan hati, maka Allah SWT akan melindungi dan memberikan petunjuk yang benar.
"Ada satu cara, salat istikharah sebelum memilih sesuatu. Pasti diberi petunjuk yang benar," ujar dia.
Gatot mengajak umat Islam agar berpikir positif dan menanggapi santai soal stigma-stigma yang muncul di media sosial mengenai adanya kelompok Islam radikal dan lainnya. "Yang penting saatnya ulama satukan hati untuk indonesia," kata dia sembari mengingatkan soal politik adu domba yang dilakukan penjajah di masa kolonial dulu.
Gatot Nurmantyo merupakan mantan Panglima TNI yang menjabat selama dua tahun, dari 8 Juli 2015 hingga 8 Desember 2017. Pada 4 Desember 2017, Presiden Joko Widodo mengirimkan surat permohonan persetujuan pemberhentian dengan hormat Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo dan pengangkatan Kepala Staf TNI Angkatan Udara Marsekal Hadi Tjahjanto sebagai calon Panglima TNI ke DPR RI.
Hal tersebut disetujui. Marsekal Hadi Tjahjanto menjalani uji kelayakan dan kepatutan di DPR RI pada 6 Desember 2017. Serah terima jabatan pun dilakukan pada 8 Desember 2017. Secara resmi Jokowi mengangkat Hadi sebagai Panglima TNI pengganti Gatot Nurmantyo. Nama Gatot belakangan kerap muncul dalam survei sebagai salah satu tokoh yang berpotensi berlaga dalam pilpres 2019.