TEMPO.CO, Jakarta - Kepala Pusat Gempabumi dan Tsunami BMKG Mochammad Riyadi mengatakan gempa yang terjadi Selasa siang, 23 Januari 2018 berpusat di laut pada jarak 43 kilometer arah selatan Cilangkahan, Lebak, Banten. Gempa terjadi pada kedalaman 61 kilometer.
"Gempa ini termasuk dalam klasifikasi gempa berkedalaman dangkal akibat aktivitas subduksi lempeng Indo-Australia ke bawah lempeng Eurasia," kata Riyadi dalam keterangan tertulisnya.
Baca juga: Gempa 6,4 SR di Lebak, Warga Kota Serang Berhamburan Keluar Rumah
Gempa berkekuatan 6,4 skala richter tersebut tidak berpotensi tsunami. Riyadi pun menghimbau warga sekitar Cilangkahan agar tetap tenang dan tidak terpengaruh isu miring yang beredar.
Sementara itu, Kepala Sub Bidang Analisis dan Informasi Iklim BMKG Adi Ripaldi mengatakan paska gempa utama, telah terjadi tiga kali gempa susulan. Adi mengatakan gempa susulan tidak sekuat gempa utama.
"(Gempa susulan) Pertama 4,6 SR, kemudian kedua 4,4 SR, dan terakhir 3,9 SR. Makin kecil," tutur dia kepada Tempo melalui pesan pendek.
Gempa tersebut terasa sampai Jakarta. Menurut pantauan Tempo gempa mulai terasa sekitar pukul 13.36 WIB. Terlihat para karyawan di Kantor Tempo berhamburan ke luar. Gempa terasa sekitar 2-3 menit.
Baca juga: Gempa Lebak, Warga Cianjur dan Sukabumi Berhamburan Keluar Rumah
Berdasarkan laporan, pegawai di Kantor Wali Kota Depok juga beramai-ramai keluar dari gedung begitu merasakan gempa. Terlihat keramik yang melapisi dinding Kantor Wali Kota berjatuhan.
Sampai saat ini pihak Badan Nasional Penanggulangan Bencana belum merespon pesan pendek dan telefon dari Tempo. Belum diketahui juga ihwal korban jiwa akibat gempa tersebut.