INFO JABAR – Sekolah Menengah Atas (SMA) Negeri 9 Kota Bandung akhirnya bisa menambah enam ruang kelas baru (RKB), yang sebagian dananya berasal dari corporate social responsibility (CSR) Bank BJB yang diresmikan penggunaannya oleh Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan pada Rabu, 3 Januari 2018.
“Kami terus berupaya memperbaiki kualitas pendidikan, termasuk kualitas dan kesejahteraan tenaga pendidik. Salah satu persoalan yang terus diselesaikan adalah pembangunan ruang kelas,” kata Aher, sapaan akrab Gubernur.
Baca Juga:
Menurut dia, Jawa Barat termasuk provinsi dengan lompatan pembangunan ruang kelas paling besar di Indonesia. “Sejak 2008 hingga tahun ini telah dibangun 30 ribu ruang kelas,” ujarnya.
Pembangunan ruang kelas baru dan rehabilitasi kelas SMAN 9 ini menggunakan Dana Alokasi Khusus (DAK) APBD Pemprov Jawa Barat sebesar Rp 862.783.200, dan Rehabilitasi Kelas berasal dari Dana Alokasi Khusus (DAK) APBN Rp 440.315.550, serta Dana CSR PT Bank BJB sebesar Rp365.603.000.
Pembangunan RKB dan rehabilitasi ruang kelas (RLS) merupakan salah satu program prioritas pembangunan pendidikan di Jawa Barat umtuk peningkatan aksesbilitas dan daya tampung pendidikan, termasuk yang dilaksanakan di SMA Negeri 9 Kota Bandung yang menggunakan DAK.
Baca Juga:
Realisasi anggaran DAK 2017 lebih dari Rp 68 miliar dengan 335 ruang dan pada 2018 anggaran yang direncanakan lebih dari Rp 143 miliar untuk 677 ruang. Pembangunan ruang kelas itu untuk meningkatkan pengembangan mutu pendidikan.
Data dari Dinas Pendidikan pada 2016, sektor pendidikan di Jawa Barat terus meningkat. Indeks Pendidikan dari 60,45 poin pada 2015, naik menjadi 61,39 poin pada 2016. Angka Melek Huruf juga naik dari 98,29 poin pada 2015 menjadi 98,78 poin pada 2016. RLS 2016 sebesar 7,95 tahun, dan APK SMA/SMK/MA/Sederajat pada 2016 mencapai 76,62 persen.
Pada 2018, Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat berkomitmen meningkatkan kualitas pendidikan melalui pembangunan unit sekolah baru, yaitu SMA sebanyak tiga unit dengan biaya Rp 15 miliar dan SMK sebanyak dua unit sebesar Rp 10 miliar.
Sementara itu, untuk rencana pengadaan lahan pada 2018, akan dilakukan untuk SMA dan SMK dengan alokasi anggaran masing-masing sebesar Rp 15 miliar. Pengadaan lahan penting mengingat data Dinas Pendidikan Jawa Barat, 69 sekolah yang terdiri dari 45 SMA dan 24 SMK di 21 kabupaten/kota di Jawa Barat belum memiliki lahan mandiri.
Aher menghimbau kepada semua pihak, baik dunia usaha atau masyarakat umum agar membantu dunia pendidikan. “Pendidikan ini gerakan bersama, tentu selama ini tanggung jawab pemerintah paling besar. Tapi jika ada pihak-pihak lain yang ingin membantu dipersilahkan, terbuka,” ujar dia.
Kepala Sekolah SMA Negeri 9 Kota Bandung Agustia Mulyadi mengatakan pada 2016 gedung sekolah SMA Negeri 9 Kota Bandung rusak diterjang banjir sehingga mengakibatkan jebolnya tembok pembatas sekolah. Tujuh ruang kelas dan perpustakaan tergenang air. Sementara 35 unit komputer terendam dan ribuan buku hancur, serta dokumen-dokumen penting milik sekolah hilang.
Beberapa hari setelah peristiwa terebut, tembok bisa dibangun kembali. Salah satu upaya yang dilakukan, gedung sekolah yang pernah terendam banjir bangunannya ditinggikan. “Kita membangun komitmen dengan komite sekolah, bangunan-bangunan yang terkena banjir kita naikkan permukaannya. Dengan berbekal sisa anggaran Rp 150 juta pada April 2017, bismillah, kita lakukan peletakan batu pertama ruang kelas ini,” kataa Agustia Mulyadi.
Hampir dua tahun berselang dari peristiwa tersebut, gedung sekolah yang rusak selesai diperbaiki. Kini, SMAN 9 Kota pun Bandung memiliki Ruang Kelas Baru (RKB). (*)