TEMPO.CO, Jakarta - Uskup Agung Jakarta Mgr Ignatius Suharyo berpesan agar umat Kristiani merawat persatuan dan kesatuan bangsa pada momen Natal ini. Menurut dia, kondisi bangsa ini sedang terancam perpecahan. Salah satu cara menjaga persatuan bangsa, kata Suharyo, ialah dengan mengingat kembali panjangnya sejarah bangsa untuk meraih kemerdekaan.
"Sekurang-kurangnya ada tiga peristiwa penting yang mesti diingat, yaitu Hari Kebangkitan Nasional, Sumpah Pemuda, dan Proklamasi Kemerdekaan Indonesia," katanya dalam konferensi pers pesan Natal di Gereja Katedral, Jakarta, Senin, 25 Desember 2017.
Baca:
Melalui Twitter, Jokowi Ucapkan Selamat Natal ...
Menteri Lukman: Natal Momen Kembali ke ...
Hari Kebangkitan Nasional setiap 20 Mei merujuk pada berdirinya organisasi Boedi Oetomo pada 20 Mei 1908. "Ini salah satu muara dari sejarah bangsa yang panjang," ujar Suharyo.
Ia menuturkan, 20 tahun setelah peristiwa Boedi Oetomo, bangsa Indonesia mengalami satu momen penting yang berkaitan dengan komitmen persatuan, yaitu Sumpah Pemuda pada 28 Oktober 1928. Suharyo berujar Sumpah Pemuda merupakan prestasi besar yang ditorehkan generasi muda saat itu karena mampu menyatukan perbedaan wilayah dan bahasa menjadi satu, Indonesia.
Baca juga:
Jaga Natal 2017, Puluhan Polwan Patroli Naik ...
Penjelasan Kapolri dan Panglima TNI Soal ...
"Bayangkan para pendahulu kita bisa sampai pada keyakinan itu. Bahasa mempersatukan kita yang tinggal di negara yang begitu luasnya," tuturnya.
Dua peristiwa besar itu akhirnya berujung pembacaan proklamasi kemerdekaan Indonesia pada 17 Agustus 1945.
Suharyo mengingatkan merawat ingatan terhadap momen-momen bersejarah ini menjadi penting. Bila ke depan masyarakat tidak bisa menghayati lagi latar belakang peristiwa itu, persatuan dan kesatuan bangsa akan terancam. "Moga-moga tidak akan pernah terjadi dan saya yakin itu tidak terjadi," kata Uskup Agung dalam pesan Natal 2017.