TEMPO.CO, Jakarta - Anggota Dewan Penasihat DPP Golkar periode 2004-2009 Fahmi Idris mengusulkan agar Musyawarah Nasional Luar Biasa Partai Golkar turut menetapkan untuk mendorong ketua umum terpilih Airlangga Hartarto menjadi calon wakil presiden pendamping Jokowi di Pilpres 2019.
Idris menuturkan, Airlangga memiliki kapasitas yang lebih dari cukup untuk didorong menjadi calon wakil presiden Joko Widodo. "Kapasitasnya sangat cukup bila dibandingkan Pak Jokowi saat menjadi capres. Lebih dari cukup," ujar dia, Selasa, 19 Desember 2017.
Baca : Dibandingkan SBY, SMRC: Posisi Jokowi Cukup Aman di Pilpres 2019
Saat ini seluruh pemegang hak suara Partai Golkar telah bulat menyepakati untuk mengukuhkan Airlangga Hartarto sebagai ketua umum dalam Munaslub.
Airlangga merangkul kembali kader partai yang sempat dipecat pemimpin sebelumnya, Setya Novanto. Langkah ini diambil Airlangga setelah resmi dipilih menjadi ketua umum melalui rapat pleno Partai Golkar yang digelar Rabu pekan lalu.
Senin malam, Munaslub Partai Golkar resmi dibuka dan dihadiri Presiden Joko Widodo, Wakil Presiden Jusuf Kalla, serta dua mantan Presiden RI, yakni Bacharuddin Jusuf Habibie dan Megawati Soekarnoputri. Dari Golkar, tampak Airlangga Hartarto mendampingi. Dalam pidatonya, Jokowi menyinggung perkubuan yang kini terjadi di tubuh Golkar.
"Saya tahu ada kubu Pak JK (Kalla), Luhut, dan Aburizal," kata Jokowi. Dia berharap dinamika di Golkar segera berakhir karena berpengaruh terhadap politik nasional.