TEMPO.CO, Jakarta - Airlangga Hartarto terpilih sebagai Ketua Umum Partai Golkar menggantikan Setya Novanto. Keputusan itu diambil secara aklamasi dalam rapat pleno secara aklamasi dalam rapat pleno yang digelar di kantor Dewan Pimpinan Pusat Partai Golkar, Jakarta, Rabu, 13 Desember 2017.
Baca: Airlangga Hartarto Jadi Ketua Umum Golkar Gantikan Setya Novanto
Sebelum akhirnya Airlangga terpilih dalam rapat pleno tersebut, sejumlah peristiwa terjadi di internal Golkar. Arus dukungan terhadap Kepala Bidang Koordinator Bidang Ekonomi DPP Partai Golkar terus mengalir, terutama setelah Setya resmi ditahan oleh Komisi Pemberantasan Korupsi, Ahad, 19 November 2017. Berikut perjalanan Airlangga menuju kursi Ketua Umum Golkar:
Selasa, 28 November 2017
Sinyal-sinyal dukungan kepada Airlangga untuk menjadi ketua umum disuarakan oleh Wakil Presiden Jusuf Kalla yang notabene juga merupakan politisi senior Partai Golkar. Kalla memberikan statemen bahwa Airlangga layak menjadi ketua umum karena dinilai cenderung tidak memiliki masalah dibandingkan calon lain. “Di antara semua calon, saya kira Airlangga yang paling kurang masalahnya,” kata Kalla di kantornya.
Baca: Jusuf Kalla: Airlangga Hartarto Paling Pantas Jadi Ketum Golkar
Rabu, 29 November 2017
Selain Jusuf Kalla, dukungan juga disampaikan oleh Ketua Bidang Pemenangan Pemilu I DPP Partai Golkar, Nusron Wahid. Pada satu kesempatan, Nusron mengungkapkan kemungkinan Airlangga terpilih secara aklamasi sebagai ketua umum. “Pak Airlangga menjadi salah satu figur yang pas dan diharapkan aklamasi. Kata bulat belum, tapi mengarah ke sana,” kata Nusron.
Rabu, 29 November 2017
Selain dari politikus senior dan anggota DPP Partai Golkar, Airlangga juga mendapat dukungan dari banyak Ketua Dewan Pimpinan Daerah (DPD) I. Salah satunya yang getol mendukung Airlangga adalah Ketua DPD I Jawa Barat, Dedi Mulyadi. Bersama-sama dengan Ketua-ketua DPD I yang lain Dedi Mulyadi menggelar pertemuan di kediaman Airlangga Hartarto untuk membahas hasil rapat pleno yang telah digelar sebelumnya.
Kamis, 30 November 2017
Dedi Mulyadi menjadi pemimpin rombongan Ketua-Ketua DPD I Golkar yang lain untuk menghadap Presiden Joko Widodo (Jokowi) dan secara khusus menyampaikan dukungannya kepada Menteri Perindustrian tersebut. “Ini inisiatif DPD I yang minta bertemu kepada Presiden Jokowi. Tadi kami sempat lakukan pembicaraan yang diisi 31 Ketua DPD se-Indonesia,” ujar Dedi.
Kamis, 30 November 2017
Dukungan dari banyak Ketua DPD tersebut kemudian direspons oleh Airlangga dengan mengelar pertemuan dengan Presiden Jokowi. Banyak pihak menilai bahwa pertemuan tersebut adalah sinyal keseriusan Airlangga untuk menjadi Ketua Umum Partai Golkar. Meski mengelak, Airlangga mengatakan pertemuan tersebut adalah untuk meminta izin bukan meminta dukungan.
Kamis, 30 November 2017
Setelah bertemu dengan Presiden Joko Widodo, Airlangga Hartarto kemudian menemui Wakil Presiden Jusuf Kalla di kediamanya di Jalan Diponegoro, Menteng dengan ditemani dengan Ketua-Ketua DPD I. Airlangga mengaku pertemuan tersebut bertujuan sama dengan ketika bertemu Presiden Jokowi sebelumnya.
Sabtu, 2 Desember 2017
Tak ketinggalan, organisasi underbow Partai Golkar, Pimpinan Pusat Kolektif Kesatuan Organisasi Serbagaguna Gotong Royong (PPK Kosgoro) 1957 pun turut mendukung Airlangga untuk menjadi Ketua Umum Partai Golkar. Dalam acara tersebut, Airlangga mendapat surat dukungan resmi dari PPK Kosgoro 1957 sebagai calon Ketua Umum Partai Golkar.
Dalam kesempatan itu Ketua Umum PPK Kosgoro 1957, Agung Laksono sempat mengatakan bahwa Airlangga telah mendapat restu untuk memimpin partai sekaligus menjabat sebagai menteri. “Saya dengar Pak Airlangga sudah dapat izin untuk merangkap sebagai menteri dan Ketua Umum Golkar,” kata Agung.
Ahad, 3 Desember 2017
Airlangga juga mendapat restu dan dukungan dari Ketua Dewan Kehormatan Partai Golkar, Akbar Tandjung sebelum resmi menjadi Ketua Umum Golkar. Akbar mengatakan bahwa Airlangga merupakan kandidat terkuat untuk menjadi ketua umum. Akbar bahkan mengungkapkan bahwa sudah ada 31 DPD I yang meminta segera digelarnya musyawarah luar biasa (munaslub) Partai Golkar dan menyepakati mendukung Airlangga.
Kamis, 14 Desember 2017
Airlangga dipilih sebagai Ketua Umum Golkar secara aklamasi. Seusai diputuskan dalam rapat pleno, Airlangga memberikan pidato dan sempat menyinggung mantan ketua umum Setya Novanto dalam pidatonya. Dalam pidatonya Airlangga mendoakan mantan ketua umum tersebut beserta seluruh keluarga. Bahkan, Airlangga menyampaikan Partai Golkar akan memberikan bantuan yang dibutuhkan untuk Setya dan keluarga. “Khusus untuk mantan ketua umum, Setya Novanto, kami doakan beliau diberi kekuatan dan mendapat apa yang terbaik buat dia,” kata dia usai terpilih sebagai ketua umum secara aklamasi di Kantor DPP Partai Golkar.
Baca: Airlangga Hartarto Jadi Ketua Umum Golkar Gantikan Setya Novanto
Meskipun telah diputuskan dalam rapat pleno, penetapan Airlangga Hartarto sebagai Ketua Umum Partai Golkar masih menunggu hasil Munaslub Partai Golkar. Rencananya munaslub akan digelar pada 18-20 Desember 2017.