TEMPO.CO, Jakarta - Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo bersyukur Presiden Joko Widodo sudah menunjuk Kepala Staf TNI Angkatan Udara Marsekal Hadi Tjahjanto sebagai calon penggantinya. Menurut dia, secara hitung-hitungan masa kerja, Hadi adalah calon Panglima TNI yang tepat.
"Kepala Staf TNI AL bulan Mei 2017 pensiun, kalau jadi Panglima TNI kan cuma sebentar. Kepala Staf TNI AD sampai Januari 2019. Nah, Hadi ini sampai 2020," ujar Gatot kepada awak media, Selasa, 5 Desember 2017.
Baca: Isi Surat Jokowi Soal Pemberhentian Panglima TNI Gatot Nurmantyo
Gatot menjelaskan, penting untuk memiliki Panglima TNI dengan masa aktif panjang karena Indonesia akan memasuki tahun politik pada 2018 dan 2019. Pilkada Serentak digelar pada 2018, pemilu presiden pada 2019.
Gatot mengatakan, sulit membayangkan terjadi pergantian Panglima TNI lagi pada saat-saat sibuk itu. Apalagi, dia melanjutkan, TNI harus selalu siaga merespon apabila terjadi konflik di tengah suasana pemilu. Karena itu, ia menilai Hadi Tjahjanto yang baru pensiun usai pemilu adalah calon yang ideal. "Sehingga bisa mempimpin TNI menghadapi tahun politik dengan lancar," ujar Gatot.
Ia juga mengatakan pernggantian Panglima TNI ini sudah direncanakan dengan baik. Karena itu, ia yakin regenerasi akan berjalan mulus. "Saya ucapkan terima kasih, langkah-langkah ini sudah disiapkan," ujarnya.
Baca: Alasan Jokowi Pilih Hadi Tjahjanto sebagai Calon Panglima TNI
Presiden Joko Widodo telah mengirimkan surat permohonan persetujuan pemberhentian dengan hormat Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo dan pengangkatan KSAU Marsekal Hadi Tjahjanto sebagai calon Panglima TNI. Surat tersebut diserahkan Menteri Sekretaris Negara Pratikno kepada Wakil Ketua DPR, Fadli Zon, Senin, 4 Desember 2017. Jika lolos fit and proper test, Hadi akan menggantikan Gatot yang dijadwalkan pensiun pada April 2018