TEMPO.CO, Jakarta - Kepala Kepolisian Daerah Papua Inspektur Jenderal Boy Rafli Amar bersama Panglima Komando Daerah Militer XVII Cendrawasih Mayor Jenderal George Elnadus Supit meninjau langsung lokasi evakuasi di Emeneme Yahuware, Mimika, Papua. Boy merasa perlu perhatian lebih serius atas kesejahteraan masyarakat.
Berdasarkan data warga asli Papua yang dievakuasi dari Kampung Kimbeli, Banti 1, Banti 2, dan Desa Opitawak, yaitu 806 orang. Dari jumlah itu, laki–laki sebanyak 205 orang, perempuan sebanyak 302, dan anak-anak 299 orang.
Baca juga: 4 Tuntutan Koalisi Sipil untuk Papua tentang Penyanderaan Warga
Dari jumlah 806 orang, terdapat 56 orang yang mendapatkan perawatan medis dengan rincian: "Rawat jalan sebanyak 54 orang, rujukan ke RSUD sebanyak 2 orang (Ibu Diana Songgonau dan anak perempuan bernama Misel)," ujar Boy dalam keterangan tertulis pada Kamis, 23 November 2017.
Boy mengatakan masyarakat yang telah dievakuasi tersebut, saat ini ditampung di tenda-tenda dan aula Graha Eme Neme Jauware. Mereka tidur di lantai, dan layanan dapur umum yang belum memadai.
Baca juga: Persoalan Baru Muncul Pasca-Pembebasan Warga Mimika Papua
"Kami telah melakukan koordinasi dengan pemerintah daerah Mimika agar pemerintah daerah serius memperhatikan warganya dan Polda Papua terus melakukan pendampingan agar masyarakat mendapat pelayanan yang optimal," kata Boy.
Ia menambahkan, di Tembagapura, Papua, masih ada warga yang masih akan dievakuasi tapi jumlahnya belum bisa dipastikan. Tim Satgas terpadu TNI dan Polri akan selalu siap jika warga minta untuk dievakuasi ke Timika.