JAKARTA- Presiden Jokowi bertemu Perdana Menteri Australia Malcolm Turnbull di Furama Resort Da Nang, Vietnam, Sabtu 11 November 2017 waktu setempat. Pertemuan di sela acara APEC itu diawali bincang santai antara keduanya selama lima menit sebelum akhirnya bicara serius. .
Di ruang pertemuan bilateral, menurut Sekretaris Kabinet Pramono Anung, banyak hal yang dibahas. Namun, salah satu fokus utamanya adalah penanganan krisis kemanusiaan yang terjadi di Rakhine State, Myanmar.
Baca Juga:
BACA:Berkunjung ke Sydney, Jokowi Jalan Pagi Bersama PM Australia
"PM Australia Malcom Turnbull meminta Indonesia berperan aktif. Seperti diketahui bersama, yang berkomunikasi secara langsung dengan Rakhine State adalah Indonesia, baik Presiden sendiri maupun melalui Ibu Menteri Luar Negeri Retno Marsudi,” ujar Pramono sebagaimana dikutip dari siaran pers Istana Kepresidenan.
Sementara Presiden Jokowi sendiri, kata Pramono, meminta PM Australia agar pemerintahannya terlibat dalam penanganan situasi di Marawi di Philipina. Terutama, untuk ikut turut serta dalam pemulihan kota Marawi setelah dilanda peperangan. Sebagaimana diketahui, saat ini, kota Marawi telah kembali dikuasai sepenuhnya oleh pemerintah Filipina dari tangan jaringan teroris.
Di luar topik Rakhine State dan Marawi, Presiden Joko Widodo dan PM Turnbull membahas keikutsertaan Indonesia dalam KTT ASEAN-Australia. Rencananya, acara itu akan diselenggarakan pada Maret tahun depan.
“PM Turnbull meminta secara khusus kepada Presiden Jokowi untuk berkenan bersedia memberikan pidato kepada para eksekutif di Australia,” ucap Pramono.
Usai bertemu PM Turnbull, Presiden Joko Widodo akan lanjut mengikuti The 25th APEC Economic Leaders’ Meeting. Rencananya acara itu akan digelar sore. Rencana, di sela-sela pertemuan, Presiden Jokowi juga akan menyempatkan diri bertemu para pemimpin negara anggota APEC.
ISTMAN MP