TEMPO.CO, Jakarta - Tim Detasemen Khusus 88 Antiteror berangkat ke Filipina untuk mendalami dugaan keterlibatan warga negara Indonesia Minhati Madrais, yang merupakan istri pimpinan Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS), Omar Khayam Maute. Ia ditangkap beserta keenam anaknya di 8017 Steele Makers Village, Tubod Iligan City, Filipina.
"Hari ini berangkat. Nanti cek ke Densus," ujar Kepala Divisi Humas Markas Besar Kepolisian RI Inspektur Jenderal Setyo Wasisto di Mabes Polri, Jakarta Selatan, pada Selasa, 7 November 2017.
Baca: Tim KJRI Davao Temui Minhati, Istri Pemimpin Maute Jaringan ISIS
Namun, Setyo enggan menyebutkan berapa jumlah anggota dalam tim yang terbang ke Filipina. Ia menuturkan Kementerian Luar Negeri turut ikut ke sana. "Kami koordinasi. Kemarin saya dengar dari Kemenlu juga mau ke sana juga," katanya.
Setyo menjelaskan, Densus bertugas dalam lingkup penindakan hukum. Sedangkan Kementerian Luar Negeri bertugas dalam lingkup konsuler, yakni memberikan pendampingan hukum kepada Minhati.
Baca: Polisi Dalami Peran Minhati Madrais di Marawi
Untuk itu, Densus 88 juga masih menunggu proses lebih lanjut bagaimana Minhati menjalani proses hukum di Filipina. "Kita tunggu saja, karena pasti di sana, Minhati Madrais juga akan dikenakan hukum Filipina," ucap Setyo.
Minhati Madrais adalah WNI asal Bekasi yang menjadi istri dari salah satu pimpinan kelompok Maute, Omar Khayam Maute. Omar tewas dalam operasi militer Filipina di Marawi.
Kepolisian menyita beberapa barang bukti, yakni 4 buah blasting cap, 2 buah detonating cord, dan satu time fuse. Selain itu, Minhati membawa paspor yang telah habis masa berlakunya.
Saat ini, Minhati bersama dengan anak-anaknya berada di kantor polisi Iligan City untuk menjalani pemeriksaan. Menurut catatan imigrasi Filipina, ia tiba di Manila pada 2015.