TEMPO.CO, Probolinggo - Kepala Pelaksana Harian Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Probolinggo Anung Widiarto mengatakan satu korban banjir bandang ditemukan meninggal dan satu orang masih dalam pencarian, Senin, 6 November 2017. Satu korban tewas atas nama Ferdiansah, 14 tahun, warga Kelurahan Kademangan, Kota Probolinggo.
"Dari empat korban yang terseret arus banjir, dua orang selamat, satu ditemukan meninggal dunia, serta satu masih hilang dan dalam pencarian," kata Anung, Senin pagi. Informasi yang diperoleh Tempo, hujan deras di bagian hulu telah menyebabkan banjir bandang di sungai, kemarin.
Berita lain: Banjir, Jalur Pantura Surabaya-Probolinggo Ditutup
Pada saat bersamaan, empat orang wisatawan sedang mandi di Wisata Air Umbulan di Desa Sukapura, Kecamatan Sukapura, Kabupaten Probolinggo, Minggu siang. Debit air sungai yang cepat meningkat menyebabkan keempat orang tersebut tidak sempat naik ke permukaan. Mereka hanyut terseret banjir bandang. Dua orang berhasil selamat setelah berpegangan pada batu, yaitu Zainul Arifin, 24 tahun, dan Ahmad Basori, 15 tahun.
Tim SAR gabungan dari BPBD Probolinggo, Tentara Nasional Indonesia, Kepolisian RI, Badan SAR Nasional, Dinas Pariwisata, relawan, dan masyarakat mencari dua korban yang hanyut. Pada pukul 19.15 WIB, korban bernama Ferdiansah berhasil ditemukan dalam kondisi meninggal di muara Sungai Pesisir. Jarak antara lokasi Wisata Air Umbul dan Muara Sungai Pesisir cukup jauh karena melalui lima kecamatan.
Tim SAR masih mencari satu orang yang hilang, yaitu Lukman, 22 tahun, warga Kelurahan Kademangan. Pencarian dilanjutkan Senin pagi ini karena pada Minggu malam kondisi gelap dan aliran sungai deras. Sungai ini memang jalur lahar dingin Gunung Bromo sewaktu erupsi. Di sekitar wilayah Gunung Bromo, seperti di Ngadisari dan sekitarnya, hujan deras cukup lama sehingga terjadi peningkatan debit air sungai.
Curah hujan akan terus meningkat seiring dengan masuknya musim penghujan. Banjir, longsor, dan puting beliung atau angin kencang akan meningkat pula. Masyarakat diimbau berhati-hati dan meningkatkan kewaspadaan. Jika di bagian hulu terjadi hujan, hendaknya masyarakat mengurangi aktivitas di sekitar sungai. Kondisi daerah aliran sungai yang semakin kritis juga meningkatkan banjir bandang.
DAVID PRIYASIDHARTA