TEMPO.CO, Jakarta - Partai Demokrat berambisi mencalonkan Agus Harimurti Yudhoyono atau AHY sebagai calon presiden atau wakil presiden pada pemilihan presiden 2019. Namun keputusan itu akan sangat bergantung pada tingkat elektabilitas AHY.
"Pencalonan ini bergantung pada elektabilitas AHY," kata Wakil Ketua Umum Dewan Pimpinan Pusat Partai Demokrat Syarif Hasan di Kota Bogor, Jawa Barat, Jumat, 3 November 2017.
Baca juga: Demokrat Pastikan Siapkan AHY Jadi Capres atau Cawapres 2019
Lalu, bagaimana tingkat elektabilitas AHY sejauh ini? Hasil sigi yang dilakukan sejumlah lembaga survei merekam tingkat keterpilihan AHY serta calon-calon potensial dalam pilpres 2019. Hasilnya, elektabilitas AHY masih terlalu kecil untuk dicalonkan sebagai presiden atau wakil presiden.
Direktur Riset Roda Tiga Konsultan Rikola Fedri mengatakan nama Joko Widodo masih unggul di antara nama-nama pilihan yang disuguhkan kepada masyarakat untuk memimpin Indonesia ke depan. Dia mengatakan pesaing terdekat Jokowi dalam survei adalah Prabowo Subianto. "Nama-nama lain yang muncul adalah Agus Harimurti Yudhoyono, Jusuf Kalla, Gatot Nurmantyo, serta Hary Tanoesoedibjo," kata Rikola di Cafe Mandailing, Lebak Bulus, Jakarta, Ahad, 22 Oktober 2017.
Jokowi menempati posisi teratas untuk calon presiden dengan elektabilitas 29,8 persen. Posisi ini disusul Prabowo Subianto dengan elektabilitas 17,4 persen. Sedangkan AHY menempati posisi ketiga dengan elektabilitas 2,3 persen.
Sedangkan untuk posisi calon wakil presiden, posisi pertama ditempati Jusuf Kalla (8,4 persen). AHY menempati posisi kedua dengan elektabilitas 8,2 persen; disusul nama Gatot Nurmantyo (7,0 persen); Jokowi (4,7 persen); dan Prabowo (4,2 persen).
Survei Roda Tiga Konsultan dilakukan dengan metode stratified random sampling. Survei yang dilakukan pada 15-29 September 2017 tersebut melibatkan 2.600 responden, dengan margin of error 1,96 persen.
Baca juga: Gagal Pilkada DKI, AHY Punya Modal Besar Ikut Pilpres 2019
Lain lagi dengan hasil survei yang dilakukan Indikator Politik. Dalam simulasi delapan nama calon presiden, posisi teratas ditempati Jokowi (54,6 persen), disusul Prabowo (24,8 persen), dan Anies Baswedan (3,1 persen). AHY menempati posisi keempat dengan elektabilitas 2,9 persen; diikuti Gatot Nurmantyo (2,8 persen).
Menariknya, nama AHY tidak muncul saat responden ditanyakan soal calon wakil presiden jika Jokowi maju sebagai calon presiden. Dari simulasi delapan nama wakil Jokowi, posisi tiga teratas ditempati Basuki Tjahaja Purnama (17 persen), Gatot Nurmantyo (14 persen), dan Ridwan Kamil (11 persen). Sedangkan untuk simulasi tiga nama, posisi teratas ditempati Gatot Nurmantyo (25 persen), Sri Mulyani (24 persen), dan Tito Karnavian (12 persen).
"Kalau dilihat dari survei hari ini, Gatot memang potensial menjadi senjata rahasia Jokowi," kata Direktur Eksekutif Indikator Politik Burhanuddin Muhtadi di Warung Solo, Kemang, Jakarta, Jumat, 20 Oktober 2017.
Survei Indikator Politik menggunakan metode multistage random sampling dengan melibatkan 1.220 responden. Margin of error 2,9 persen pada tingkat kepercayaan 95 persen. Survei dilakukan dengan wawancara lapangan pada 17-24 September 2017.
Hasil survei yang menunjukkan elektabilitas AHY kalah dibanding Gatot Nurmantyo juga terlihat dari sigi Kelompok Diskusi dan Kajian Opini Publik Indonesia (KedaiKOPI). Elektabilitas Gatot Nurmantyo sebagai calon wakil presiden Jokowi adalah 12 persen. Setelah Gatot, ada nama-nama lain, yaitu Susi Pudjiastuti (10 persen), AHY (7,5 persen), Tito Karnavian (6 persen), dan Sri Mulyani (4,8 persen).