TEMPO.CO, KUTA- Aktivitas Gunung Agung yang berstatus awas telah melewati masa tiga pekan. Gubernur Bali Made Mangku Pastika berharap dalam waktu dekat status Gunung Agung bisa diturunkan.
"Kalau ini (status awas) sebulan dampaknya panjang, begitu loh. Masalah logistik, satu hari harus menyiapkan 50 ton beras," katanya saat jumpa media disela acara International Search and Rescue Advisory Group (INSARAG) Leader Meeting, di Padma Resort Legian, Rabu, 18 Oktober 2017. "Belum masalah ekonomi yang macet."
BACA:Status Gunung Agung Bali Meningkat Jadi Awas
Pastika menjelaskan ia terus memantau aktivitas Gunung Agung. "Jadi kegiatan gunung itu naik turun, nanti bisa diambil trennya naik atau turun terus? Ini harus kita amati terus menerus," ucapnya.
Pastika juga menyinggung beberapa proyek pemerintah yang terpaksa mangkrak karena status awas Gunung Agung. "Ini tahun anggaran sudah mau habis, bagaimana status anggarannya?" tuturnya. Menurut dia pengelolaan dana untuk proyek pemerintahan tersebut bukan persoalan yang sepele.
"Ada peraturan-peraturan, misalnya kalau sampai akhir tidak, berarti ada penalti, duitnya harus kembali ke kas negara," ujarnya.
BACA:Gunung Agung Semakin Kritis
Pastika menjelaskan untuk mengupayakan kelanjutan proyek pemerintah itu hanya bisa diupayakan tahun depan mengandalkan anggaran perubahan. Anggaran induk, kata dia, dianggap tidak bisa. "Sudah distop di sini, mangkraklah bangunan (proyek pemerintahan) ini sampai akhir tahun depan," katanya. "Dari segi pemerintahan ini runyam."
Pastika juga menanggapi lagi persoalan penyediaan 50 ton beras untuk pengungsi Gunung Agung. Penyediaan logistik beras 50 ton bagi dia dianggap tidak sedikit untuk dikeluarkan perhari. Menurut dia persediaan logistik beras di Bali sangat terbatas.
Pastika menjelaskan cadangan beras di masing-masing kabupaten sejumlah 100 ton. Sedangkan tingkat provinsi, ujar dia, ada 200 ton. Namun saat ini persediaan logistik untuk pengungsi masih tercukupi karena adanya bantuan dari kepedulian masyarakat.
"Tapi apabila ini sudah habis, mau tidak mau kami harus minta ke pusat. Pusat sudah siap, Ibu Menteri Sosial bilang punya 3000 ton, minimal siap segitu," ujarnya.
Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) menetapkan status awas atau level IV Gunung Agung pada 22 September 2017 pukul 20.30 Wita. Data yang dihimpun dari PVMBG hari ini periode pengamatan Gunung Agung pukul 00.00-06.00 Wita kegempaan vulkanik dangkal berjumlah 40 kali. Adapun vulkanik dalam berjumlah 116 kali. Sedangkan tektonik lokal berjumlah 30 kali. Dan, tektonik jauh 1 kali.
Adapun periode pengamatan Gunung Agung pukul 06.00-12.00 WITA kegempaan tremor non harmonik berjumlah 2 kali. Vulkanik dangkal berjumlah 112 kali. Vulkanik dalam 172 kali. Tektonik lokal 16 kali. Sedangkan tektonik jauh berjumlah 3 kali.
BRAM SETIAWAN