TEMPO.CO, Jakarta - Gubernur Bali Made Mangku Pastika mengadakan pertemuan dengan seluruh konsulat jenderal membahas aktivitas Gunung Agung. Pastika meminta dari lima negara yang mengeluarkan travel warning untuk menghentikan.
"Travel warning tolong dicabut, enggak ada apa-apa, karena orang ngebayangin seluruh Bali kiamat," katanya di kantor Gubernur Bali, Denpasar, Rabu, 4 Oktober 2017.
Lima negara yang mengeluarkan travel warning, yaitu, Australia, Amerika Serikat, Singapura, Selandia Baru, dan Inggris. Pertemuan tersebut mengundang 35 konsulat jenderal, namun ada dua yang tidak hadir yaitu dari Brasil dan Sri Lanka.
Saat pertemuan dengan para konsulat jenderal, Pastika berharap tidak ada pembatalan kunjungan wisatawan mancanegara yang ingin ke Bali. Ia menyebut, kawasan Kuta, Sanur, Nusa Dua, Jimbaran, Tanah Lot, Bedugul tetap aman untuk dikunjungi.
Baca juga: Kemenhub: Penerbangan di Bali Belum Terdampak Gunung Agung
Menurut Pastika para konsulat jenderal yang hadir perlu memahami Bali saat ini. Ihwal aktivitas Gunung Agung, Pastika meminta untuk tidak dibandingkan saat letusan pada 1963. Pastika menjelaskan pada tahun tersebut transportasi mobil, alat komunikasi, aliran listrik, dan akses jalan, semua belum bagus.
"Ini kan harus dijelaskan benar, dipikir Bali itu masih orang primitif. Pengungsinya saja semua pakai mobil, ada CRV, Fortuner, bawa truk, 15," katanya.
Adapun Kepala Dinas Pariwisata Bali Anak Agung Gede Yuniartha Putra mengatakan aktivitas pariwisata masih normal. "Kedatangan di airport itu masih seperti biasa," ujarnya. Ia menambahkan kalau pun ada penundaan kedatangan wisatawan ke Bali, hanya untuk memantau situasi Gunung Agung. "Jadi sekarang melihat situasi ini (status Awas), stop dulu," tuturnya.