TEMPO.CO, Jakarta - UD Lestari, kelompok petani sawit mandiri menerima sertifikasi sawit berkelanjutan atau RSPO (Roundtable on Sustainable Palm Oil) yang pertama di Sumatera Utara. Penyerahan sertifikasi RSPO itu dilakukan di Sei Mangkei, Medan pada 20 September 2017.
Hadir dalam acara penyerahan sertifikat kepada 63 petani antara lain pimpinan Unilever, PT Perkebunan Nusantara (PTPN) III, dan IDH Sustainable Trade Initiative. Lembaga-lembaga ini merupakan mitra dalam program sertifikasi tersebut.
Chief Officer Supply Chain Unilever, Marc Engel, mengatakan ia berkomitmen untuk memimpin transformasi industri minyak sawit lestari. Yakni dengan mendukung masuknya petani kecil ke dalam rantai pasokan.
“Kami percaya transformasi sektor minyak sawit harus mencapai keseimbangan yang tepat antara tujuan sosial, lingkungan, dan ekonomi,” ujar Marc seperti tertuis dalam siaran pers yang diterima Tempo pada Sabtu, 24 September 2017.
Menurut Marc dengan masuknya petani kecil akan memperbaiki mata pencarian serta menambah penghasilan mereka. “Ini tanggung jawab bersama antara pemerintah, sektor swasta, dan masyarakat sipil,” kata dia.
Wakil Presiden Direktur Bidang Produksi PTPN III, Alexander Maha, menyatakan dengan mengenalkan praktik pertanian berkelanjutan kepada petani kelapa sawit mandiri merupakan aspek penting.
“Kami senang dengan kolaborasi ini. Sejalan dengan misi kami, mengembangkan industry hulu berbasis agro yang berkelanjutan,” ucap Alexander.
Direktur IDH Indonesia, Fitrian Ardiansyah menjelaskan sertifikat RSPO yang diterima para petani UD Lestari adalah merupakan proses yang menantang. Dia senang dapat bermitra dengan Unilever, PTPN III dan RSPO untuk mendukung UD Lestari dalam mengembangkan minyak sawit berkelanjutan di Indonesia.
"Kami berharap bahwa mereka dapat menjadi inspirasi untuk kelompok atau petani lainnya," ujar Fitrian, doktor dari Australian National University.
Menurut Fitrian, sertifikasi keberlanjutan bagi petani ini mudah-mudahan dapat menciptakan momentum untuk meningkatkan produktivitas minyak sawit dan komoditas lain yang lebih baik.
"Juga melestarikan lingkungan dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat pedesaan," kata Fitrian, mantan Direktur Program Iklim dan Energi, WWF-Indonesia
Manajer UD Lestari, Jumadi menjelaskan sertifikasi dari RSPO ini sangat bermanfaat bagi petani. Mereka harus melengkapi dirinya dengan pengetahuan yang mendalam tentang praktek-praktek pertanian yang baik (Good Agriculture Practices), termasuk menggunakan pupuk dan pestisida serta teknik memanen yang baik.
"Selain itu, sertifikasi juga memungkinkan para petani untuk menjual tandan buah segar pada harga premium sehinggameningkatkan pendapatan mereka," katanya.
ANDITA RAHMA