Peserta aksi yang tergabung dalam Koalisi Masyarakat Sipil Antikorupsi membawa poster bergambar Ketua DPR Setya Novanto ketika melakukan aksi di depan Gedung KPK, Jakarta, 14 September 2017. Mereka mendesak KPK untuk menahan Setya Novanto yang diduga terlibat dalam kasus megaproyek KTP-el. ANTARA FOTO
TEMPO.CO, Jakarta - Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Setya Novanto pada Senin, 18 September 2017, pukul 08.00 WIB, rencananya akan menjalani operasi di Rumah Sakit Premier, Jatinegara, Jakarta Timur. Ketua DPP Partai Golongan Karya Bidang Media dan Penggalangan Opini Nurul Arifin mengatakan saat ini Setya sudah berada di Cardiac Ward, bangsal khusus bagi pasien yang memerlukan layanan komprehensif di bidang penyakit jantung.
"Ya benar," kata Nurul Arifin saat dihubungi di Jakarta, Senin. Menurut dia, operasi diperlukan karena, menurut tim dokter, ditemukan adanya plak pada jantung Setya.
Sebelumnya, Setya dilarikan ke Rumah Sakit Siloam, Jakarta, pada Senin pekan lalu. Penyakit gula darah dan vertigo yang diderita Setya kambuh setelah berolahraga sehari sebelumnya. "Penyakitnya berpengaruh pada fungsi ginjal dan jantung," kata Sekretaris Jenderal Golkar Idrus Marham di kantor KPK pekan lalu.
Setya pada Senin, 11 September 2017, dijadwalkan diperiksa penyidik KPK terkait dengan kasus korupsi kartu tanda penduduk elektronik (e-KTP). Setya telah ditetapkan sebagai tersangka dalam kasus yang merugikan negara hingga Rp 2,3 triliun tersebut. KPK menjadwal ulang pemeriksaan Setya pada Senin, 18 September 2017.
Dengan kondisinya tersebut, tampaknya Setya tak akan datang untuk pemeriksaan oleh KPK.
Nurul Arifin mengatakan Setya Novanto masih merasakan vertigo di kepala sebelah kanannya. "Pagi ini, Bapak (Setya) akan menjalani tindakan katerisasi yang direkomendasikan pasca-pemeriksaan MSCT atau calcium score," ujarnya melalui pesan pendek kepada Tempo.