7.000 Ton Gula Asal Petani DIY Belum Terjual Akibat Gula Rafinasi

Reporter

Minggu, 27 Agustus 2017 12:44 WIB

Ilustrasi gula pasir. shutterstock.com

TEMPO.CO, Yogyakarta - Seberat 7.000 ton gula pasir tebu dari petani di Daerah Istimewa Yogyakarta masih belum terjual akibat membanjirnya gula rafinasi impor. Padahal Pabrik Gula Madukismo, Bantul, bisa memproduksi 20 ribu ton per tahun dengan tebu yang dipasok para petani di DIY dan sekitarnya.

"Para petani terancam tidak bisa memasok tebu karena stok gula masih menumpuk dan belum terjual," kata Ketua Asosiasi Petani Tebu Rakyat Indonesia (APTRI) DIY Roby Hermawan, Minggu, 27 Agustus 2017.

Baca juga: APTRI Mengeluh Gula Tani Tak Laku karena PPN

Ia menyatakan harga beli oleh pedagang terhadap gula tebu asal para petani hanya Rp 8.700 per kilogram. Penginnya, harga jual gula kepada pedagang Rp 11 ribu per kilogram. Pemerintah melalui Kementerian Koordinator Perekonomian mematok harga jual gula Rp 9.700 per kilogram. Sedangkan biaya produksi dan bahan saja sudah mencapai Rp 10.600 per kilogram.

"Karena itulah, APTRI meminta pemerintah untuk membatalkan surat Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian yang dikeluarkan 15 Agustus lalu yang menetapkan harga pembelian gula sebesar Rp 9.700 per kilogram," kata dia.

Roby menjelaskan, banyaknya persediaan gula yang masih belum terserap ini merupakan hasil dari dua periode penggilingan di Pabrik Gula Madukismo tahun ini. Jika persediaan ini tidak terserap, kemungkinan besar petani tebu di kawasan Yogyakarta dan sekitarnya tidak bisa memasukkan panenan tebu untuk delapan musim giling yang berlangsung pada Mei-Oktober.

APTRI Yogyakarta juga mendesak pemerintah untuk mengeluarkan moratorium impor gula hingga akhir Desember atau sampai tahun depan dengan harapan stok gula petani bisa memenuhi kebutuhan pasar dalam negeri.

Menurut Roby, Badan Urusan Logistik (Bulog) yang diberi wewenang melakukan pembelian gula ke petani belum melakukan sosialisasi. Padahal sosialisasi ini penting karena diharapkan ada kesepakatan harga yang diinginkan oleh para petani. Pabrik Gula Madukismo per tahun mampu menghasilkan 20 ribu ton gula bersih dari 1.000 petani tebu yang tersebar hingga kawasan Jawa bagian selatan.

Juru bicara Bulog Divisi Regional Yogyakarta, Yudha Aji, menyatakan pihaknya masih berkoordinasi soal skema pembelian gula ini. "Kami masih koordinasi soal skema pembeliannya," katanya.

MUH SYAIFULLAH

Berita terkait

Aktivis Laporkan Pj Wali Kota Yogyakarta ke Gubernur DIY hingga Ombudsman, Ini Alasannya

2 hari lalu

Aktivis Laporkan Pj Wali Kota Yogyakarta ke Gubernur DIY hingga Ombudsman, Ini Alasannya

Koalisi Pegiat HAM dan Anti Korupsi melaporkan Pj Wali Kota Yogyakarta Singgih Rahardjo ke Gubernur DIY, Mendagri, KPK dan Ombudsman

Baca Selengkapnya

Hari Kartini, Yogyakarta Diramaikan dengan Mbok Mlayu dan Pameran Lukisan Karya Perempuan

10 hari lalu

Hari Kartini, Yogyakarta Diramaikan dengan Mbok Mlayu dan Pameran Lukisan Karya Perempuan

Para perempuan di Yogyakarta memperingati Hari Kartini dengan lomba lari dan jalan kaki, serta membuat pameran lukisan.

Baca Selengkapnya

Tak Hanya Malioboro, Tiga Kampung Wisata di Yogyakarta Ini juga Dilirik Wisatawan saat Libur Lebaran

14 hari lalu

Tak Hanya Malioboro, Tiga Kampung Wisata di Yogyakarta Ini juga Dilirik Wisatawan saat Libur Lebaran

Tiga kampung wisata di Kota Yogyakarta ini paling banyak didatangi karena namanya sudah populer dan mendapat sederet penghargaan.

Baca Selengkapnya

Mengintip Wahana Baru di Taman Pintar Yogyakarta saat Libur Lebaran

25 hari lalu

Mengintip Wahana Baru di Taman Pintar Yogyakarta saat Libur Lebaran

Dua alat peraga baru di Taman Pintar Yogyakarta di antaranya multimedia berupa Videobooth 360 derajat dan Peraga Manual Pump.

Baca Selengkapnya

Viral Karcis Parkir Resmi Ditempeli Tambahan Biaya Titip Helm, Dishub Kota Yogyakarta Bakal Bertindak

29 hari lalu

Viral Karcis Parkir Resmi Ditempeli Tambahan Biaya Titip Helm, Dishub Kota Yogyakarta Bakal Bertindak

Dalam foto yang beredar, terdapat tambahan karcis tidak resmi untuk penitipan helm yang membuat tarif parkir di Yogyakarta membengkak.

Baca Selengkapnya

BMKG Yogyakarta Keluarkan Peringatan Cuaca Ekstrem, Wisatawan Perlu Waspada saat ke Pantai

49 hari lalu

BMKG Yogyakarta Keluarkan Peringatan Cuaca Ekstrem, Wisatawan Perlu Waspada saat ke Pantai

Seorang wisatawan asing asal Hungaria juga dilaporkan sempat terseret ombak tinggi saat sedang melancong di Pantai Ngandong, Gunungkidul, Yogyakarta.

Baca Selengkapnya

Yogyakarta Tutup TPA Piyungan, Bagaimana Pengelolaan Sampah Destinasi Wisata Itu di Masa Depan?

55 hari lalu

Yogyakarta Tutup TPA Piyungan, Bagaimana Pengelolaan Sampah Destinasi Wisata Itu di Masa Depan?

Penutupan TPA Piyungan diharapkan bakal menjadi tonggak perubahan dalam pengelolaan sampah di Yogyakarta.

Baca Selengkapnya

Sokong Wisata Berkualitas, Yogyakarta Bentuk Ekosistem Kota Kreatif

57 hari lalu

Sokong Wisata Berkualitas, Yogyakarta Bentuk Ekosistem Kota Kreatif

Yogyakarta memiliki unsur 5K yaitu Kota, Korporasi, Komunitas, Kampung dan Kampus, yang jadi modal mewujudkan Yogyakarta sebagai Kota Kreatif.

Baca Selengkapnya

Bersama Baznas, Berkolaborasi Menghimpun Potensi Zakat

1 Maret 2024

Bersama Baznas, Berkolaborasi Menghimpun Potensi Zakat

Baznas hingga saat ini telah melakukan kolaborasi penuh dengan Lembaga Amil Zakat

Baca Selengkapnya

Mengenal Tradisi Selasa Wagen, Hari Saat Pedagang Malioboro Beristirahat dan Bersih Bersih

27 Februari 2024

Mengenal Tradisi Selasa Wagen, Hari Saat Pedagang Malioboro Beristirahat dan Bersih Bersih

Selasa Wagen di kawasan Malioboro berlangsung setiap 35 hari sekali merujuk hari pasaran kalender Jawa.

Baca Selengkapnya