Cerita Ketua RT Soal Tonny Budiono Sejak Ditinggal Istrinya
Editor
Kukuh S Wibowo Surabaya
Sabtu, 26 Agustus 2017 07:18 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Direktur Jenderal Perhubungan Laut Kementerian Perhubungan Antonius Tonny Budiono resmi berstatus tersangka setelah terkena OTT (Operasi Tangkap Tangan) Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK). Penangkapan Tonny terjadi setelah istrinya wafat lima bulan yang lalu.
Kepada Tempo, seorang tetangganya menceritakan bahwa Tonny Budiono terlihat berbeda setelah istrinya meninggal. "Istrinya meninggal lima bulan yang lalu, kterkena stroke ringan kalau tidak salah," kata Suroto, tetangga Tonny, yang juga Ketua RT 004 Mess Perwira Bahtera Suaka, Jakarta, Kamis, 24 Agustus 2017.
Baca: Menhub Budi Karya: Suap ke Tonny Budiono, Uang Terima Kasih
Rumah Suroto berada persis di samping rumah Tonny. Menurut Suroto sejak istrinya wafat Tonny terlihat tidak terurus. "Satu kali saya kaget pintu rumah Tonny terbuka, kamarnya berantakan, pakaian numpuk-numpuk di atas tempat tidur," kata Suroto.
Istri Tonny, Sri Laksmani, merupakan seorang guru di sebuah sekolah negeri di Jakarta. Sri meninggal pada 6 Maret 2017 dan dimakamkan di Karawang, Jawa Barat. Informasi tersebut diperoleh Tempo dari situs resmi pengurus pemakaman San Diego Hills. Suroto membenarkan bahwa foto yang ada di dalam situs tersebut adalah istri Tonny.
KPK menangkap Tonny di rumahnya, Mess Perwira Bahtera Suaka B1-2, Jalan Gunung Sahari Raya Nomor 65, Jakarta Pusat pada Rabu malam, 23 Agustus 2017 sekitar pukul 21.45 WIB.
Lihat: Dirjen Hubla Tonny Budiono Resmi Ditahan KPK
Ketua RW 01, Basuki, 59 tahun, yang ikut menjadi saksi penggeledahan KPK mengatakan, komisi antirasuah itu membawa sejumlah barang di rumah Tonny Budiono. "Ada dokumen-dokumen sebanyak satu kardus, kertas bukti transfer, sekitar empat atau lima buah keris, tombak, pulpen, jam tangan, sampai batu akik berwarna emas," kata Basuki.
FAJAR PEBRIANTO