Ratusan Santri dan Pemuda Katolik Belajar Menghadang Hoax  

Reporter

Minggu, 20 Agustus 2017 16:24 WIB

Informasi hoax yang beredar lewat pesan berantai. facebook.com

TEMPO.CO, Banyumas - Seratus orang yang terdiri atas santri dan warga Katolik mengikuti pelatihan melawan hoax. Kegiatan tersebut dilaksanakan selama dua hari, Sabtu-Minggu, 19-20 Agustus 2017, di Pondok Pesantren An-Najah. Pelatihan ini diadakan untuk merespons kian merebaknya hoax di masyarakat.

"Walau tradisi tulis sudah lama tapi di daerah termasuk perkotaan tradisi lisan diterima dengan mudah tanpa kroscek. Tradisi literasi harus dihidupkan," kata Ketua Komisi Komunikasi Sosial Keuskupan Purwokerto Romo Teguh Budiarto kepada Tempo, Minggu, 20 Agustus.

Baca juga: Denda Rp 300 Ribu Tak Pasang Bendera di Kendaraan, Polisi: Hoax

Seratus orang yang menghadiri kegiatan tersebut, kata Teguh, terdiri atas santri Pondok Pesantren An-Najah, Gusdurian Muda Banyumas, dan GP Anshor Banyumas. Selain itu, juga melibatkan pemuda Katolik perwakilan gereja di wilayah Keuskupan Purwokerto yang terdiri atas 12 kabupaten dan 4 kota.

Teguh mencontohkan, bahaya hoax juga pernah terjadi di Pekalongan pada Maret 2017. Di kota tersebut diberitakan terjadi pertemuan generasi muda PKI. Padahal, sebenarnya kegiatan tersebut merupakan pengumuman lomba baca puisi. "Karena beritanya diedit dan dibikin menghebohkan. Sampai kegiatan tersebut dibatalkan," ujarnya.

Baca juga: Halau Konten Negatif, Google dan Kominfo Siapkan Program Ini

Tenaga Ahli Kedeputian Bidang Komunikasi Politik dan Diseminasi Informasi di kantor Staf Presiden (KSP), Alois Wisnuhardana, yang menjadi pemateri tunggal, mengatakan, di Indonesia sedang marak kelompok tertentu yang memproduksi berita hoax untuk kepentingan masing-masing.

Dia menyebut ciri hoax yang dilansir Google Lab News pada Hari Pers Internasional 2017 beberapa di antaranya dalam bentuk parodi, satire, dan kamuflase. "Informasi di telepon genggam sebanyak 89 persen adalah sampah hal-hal yang sebenarnya tidak kita butuhkan," ujarnya.

Baca juga: Jadi Korban Hoax, JK Minta Masyarakat Teliti Membaca Berita

Pengasuh Pondok Pesantren An-Najah, Gus Roqib atau biasa dipanggil KH Mohammad Roqib, menilai hoax telah melanggar etika dalam beragama. "Kalau dalam hadis menjadi standar keimanan, yaitu berilah informasi yang benar. Kalau tidak bisa maka diam," ujarnya.

Menurut Roqib, dalam hoax kerap terselip konten radikalisme. Di Ponpes An-Najah juga pernah ada santri yang mengikuti kelompok radikal. Upaya yang dilakukan untuk membendung hoax berbau radikalisme, dia meminta pengasuh lainnya untuk menjadi pendamping kepada santri yang terindikasi. "Ada santri putri yang bisa diselamatkan. Tapi juga ada sebagian besar santri putra tidak bisa ditangani dengan memilih keluar," ungkapnya.

BETHRIQ KINDY ARRAZY

Berita terkait

AirNav Indonesia Pastikan Kabar Pesawat Jatuh di Perairan Bengga NTT Hoax

13 hari lalu

AirNav Indonesia Pastikan Kabar Pesawat Jatuh di Perairan Bengga NTT Hoax

AirNav Indonesia memastikan kabar adanya pesawat terbang rendah yang jatuh di perairan Bengga Nagekeo yang tersebar luas adalah tidak benar alias hoax

Baca Selengkapnya

Video Viral Penangkapan Paksa Istri Anggota TNI yang Laporkan Suami Selingkuh, Polda Bali: Hoax

21 hari lalu

Video Viral Penangkapan Paksa Istri Anggota TNI yang Laporkan Suami Selingkuh, Polda Bali: Hoax

Polda Bali buka suara perihal penangkapan paksa istri anggota TNI yang mempunyai anak usia 1,5 tahun dan menyusui di sel tahanan.

Baca Selengkapnya

Beredar Video Dampak Gempa di Pulau Bawean, BMKG: Hoax

44 hari lalu

Beredar Video Dampak Gempa di Pulau Bawean, BMKG: Hoax

BMKG menyatakan bahwa video tersebut bukan dampak dari gempa magnitudo 6,5 di Laut Jawa pada Jumat sore.

Baca Selengkapnya

Apresiasi MK Hapus Pidana Berita Bohong, ICJR: Jaminan Hak Kebebasan Berekspresi dan Berpendapat

44 hari lalu

Apresiasi MK Hapus Pidana Berita Bohong, ICJR: Jaminan Hak Kebebasan Berekspresi dan Berpendapat

Institute for Criminal Justice Reform (ICJR) mengapresiasi putusan Mahkamah Konstitusi yang menghapus pidana berita bohong.

Baca Selengkapnya

Sederet Kontroversi Ratna Sarumpaet, Terbaru Keluar Pakai Mobil saat Perayaan Nyepi di Bali

54 hari lalu

Sederet Kontroversi Ratna Sarumpaet, Terbaru Keluar Pakai Mobil saat Perayaan Nyepi di Bali

Ratna Sarumpaet kembali menjadi perbincangan publik lantaran aksinya keluar rumah dengan mobil saat perayaan Nyepi di Bali.

Baca Selengkapnya

Cegah Termakan Hoax Soal Infertilitas, Edukasi Diri dengan Informasi Penting Ini

58 hari lalu

Cegah Termakan Hoax Soal Infertilitas, Edukasi Diri dengan Informasi Penting Ini

Pakar fertilitas dari RSCM ingatkan pentingnya edukasi diri soal kesuburan agar tercegah termakan isu hoax soal infertilitas.

Baca Selengkapnya

Le Minerale Jadi Korban Persaingan Bisnis Tak Etis

5 Maret 2024

Le Minerale Jadi Korban Persaingan Bisnis Tak Etis

Le Minerale dapat menangkis berbagai serangan terkait keamanan dan mutu produknya dengan menggambarkan ketaatan perusahaan

Baca Selengkapnya

Produsen yang Dirugikan oleh Hoaks Influencer Bisa Tempuh Jalur Hukum

5 Maret 2024

Produsen yang Dirugikan oleh Hoaks Influencer Bisa Tempuh Jalur Hukum

Upaya terus-menerus dari sejumlah pihak untuk memojokkan Le Minerale sejatinya tak lebih dari persaingan bisnis yang tidak etis.

Baca Selengkapnya

Influencer Pembuat Konten Penyebar Hoaks Bisa Dibawa ke Ranah Hukum

5 Maret 2024

Influencer Pembuat Konten Penyebar Hoaks Bisa Dibawa ke Ranah Hukum

Masyarakat diminta agar selalu bersikap cermat dan bijak di jagad maya

Baca Selengkapnya

Disebut Bisa Melunasi Utang Pinjol, YLKI: Tidak Benar

26 Januari 2024

Disebut Bisa Melunasi Utang Pinjol, YLKI: Tidak Benar

YLKI meminta masyarakat untuk tidak termakan terhadap berita hoax tentang pelunasan utang pinjol.

Baca Selengkapnya