Ikan Salmon Mahal Diprotes, Menteri Susi: Ganti Tongkol, Kakap...

Reporter

Editor

Dwi Arjanto

Sabtu, 19 Agustus 2017 08:14 WIB

Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti memberi kuliah umum di depan ribuan mahasiswa di Sabuga ITB Bandung, Jawa Barat, 18 Agustus 2017. Sebanyak 4.000 mahasiswa baru ITB antusias menyimak paparan Menteri Susi terkait kebijakannya dalam mengatasi illegal fishing dan upaya memaksimalkan potensi perikanan tangkap di Indonesia. TEMPO/Prima Mulia

TEMPO.CO, Bandung - Suasana kuliah umum Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti di depan 4 ribuan mahasiswa baru Institut Teknologi Bandung, Jumat 18 Agustus 2017 langsung riuh saat sesi tanya jawab.

Sebelas orang yang ditunjuk maju, berbaris di depan mikropon untuk bergantian bertanya pada Menteri Susi. Ramanindya Saputri dari Fakultas Teknik Sipil dapat giliran pertama. "Kalau makan ikan, kaya salmon, masih mahal. Padahal stok ikan dibuat meningkat, kenapa harga ikan gak turun-turun?" kata dia, Jumat, 18 Agustus 2017.

Moderator kuliah umum sengaja membatasi satu pertanyaan satu orang. Tiga mahasiswa dapat giliran pertama untuk langsung dijawab Menteri Susi. Ahmad Safik Jufri, dari Sekolah Ilmu Dan Teknologi Hayati, dapat giliran kedua bertanya. "Apa kegagalan Ibu yang paling besar, dan bagaimana cara mengatasi kegagalan itu?" tanya dia.
Baca : Menteri Susi: Stop Ribut KTP, Agama Ikan, E-KTP Saja Belum Selesai

Giliran terakhir pertanyaan dari Ivandiari Putra dari Fakultas Informatika. "Apa inovasi teknologi perikanan yang akan digunakan?" kata dia.

Lalu Menteri Susi menjawab. "Harga ikan kalau melihat data statistiknya yang dirilis BPS, sebetulnya ikan satu-satunya yang menyumbangkan deflasi dalam dua tahun berturut-turut," kata dia, Jumat, 18 Agustus 2017.

Susi mengatakan, harga ikan paling mahal masih lebih rendah daripada harga daging sapi, atau ayam. "Ikan lebih sehat dibanding daging karena kolesterolnya gak jahat. Dan daging juga 80 persen impor, berarti menghabiskan devisa negara. Sebaiknya kurangi makan daging dan tambah makan ikan," kata dia.

Soal harga ikan salmon yang tinggi, Susi malah merekomendasikan ikan lain. “Salmon tidak bagus. Makan tongkol lebih enak. Salmon itu ikan ternak yang pakanya gak comfy untuk kesehatan. Mending tongkol, kapak, mujaer yang produksi dalam negeri,” kata dia.

“Tentang kegagalan, saya orang yang tidak pernah larut dalam ‘missery’, dalam kesulitan, dalam kegagalan. Kalau ‘you spend time’ pikir gagal, sedih, ‘is bad spirit’. Tenaga kita juga hilang, mood jadi jelek. Ya mungkin saya gagal misalnya tidak pernah menyelesaikan sekolah, tapi saya menggantinya dengan kerja lebih keras supaya bisa lebih berhasil dari yang sekolah,” kata dia.

Susi mengaku, bukan orang yang memikirkan tentang hari ini, tapi lebih banyak berpikir ke depan.
Simak juga : Menteri Susi Justru Senang Ketika Garam Langka, Kenapa?

Menjawab pertanyaan ketiga, Susi mencontohkan soal inovasi di ikan tangkap. “’The problem is technology is destroyinbg natural resources’. Sekarang ini keseimbangan antara eksploitasi maksimum dengan menjaga frame sustainibility. Teknologi yang lebih line. Jadi kalau ada lumba-lumba bisa keluar, kalau ada kura-kura bisa keluar. Dan ‘high-techt’ itu tidak selalu ‘be massif’, karena sekarang penemuan penelitian mengarah pada ‘what is technology’ jaga ‘sustainibility[ yang ada,” tutur dia.

Moderator kuliah umum sayangnya menyetop sesi tanya jawab itu karena sudah di penghujung waktu.

Menteri Susi menambahkan, biaya penenggalaman kapal yang hanya menghabiskan dana Rp 160 miliar tapi berimbas besar. Dia mengklaim, efeknya diantaranya ekspor ikan Indonesia melonjak 5 persen. “Nelayan sekrang menangkap ikan lebih untung, tidak perlu pergi jauh-jauh. Itu hal yang tidak terlihat,” kata dia.


AHMAD FIKRI

Berita terkait

5 Kampus Negeri yang Mengalami Kenaikan Biaya Kuliah di 2024

4 jam lalu

5 Kampus Negeri yang Mengalami Kenaikan Biaya Kuliah di 2024

Kenaikan biaya kuliah itu menuai protes dari kalangan mahasiswa, seperti UGM, Unsoed, dan ITB.

Baca Selengkapnya

Kisah Hieronimus Jevon Valerian, Wisudawan ITB dengan IPK Sempurna 4

16 jam lalu

Kisah Hieronimus Jevon Valerian, Wisudawan ITB dengan IPK Sempurna 4

Begini cerita Hieronimus Jevon Valerian yang kerap mengorbankan waktu luang untuk belajar dan memanfaatkan waktu selama berkuliah di ITB.

Baca Selengkapnya

Inovasi Desain Jembatan dari Unej Menang di Singapura, Ungguli UGM, ITS, NTU, dan ITB

1 hari lalu

Inovasi Desain Jembatan dari Unej Menang di Singapura, Ungguli UGM, ITS, NTU, dan ITB

Tim mahasiswa Teknik Sipil Universitas Jember (Unej)menangi kompetisi gelaran Nanyang Technological University (NTU) Singapura.

Baca Selengkapnya

Top 3 Tekno: Kenaikan UKT, Proyek Google untuk Israel, Polusi Udara dan Cina

1 hari lalu

Top 3 Tekno: Kenaikan UKT, Proyek Google untuk Israel, Polusi Udara dan Cina

Berita tentang kenaikan UKT di ITB masih mengisi Top 3 Tekno Berita Terkini.

Baca Selengkapnya

Kenaikan UKT di ITB dan Temuan Senyawa Penghambat Kanker Mengisi Top 3 Tekno Hari Ini

2 hari lalu

Kenaikan UKT di ITB dan Temuan Senyawa Penghambat Kanker Mengisi Top 3 Tekno Hari Ini

Kenaikan UKT bagi mahasiswa angkatan 2024 di ITB memuncaki Top 3 Tekno Tempo hari ini, Sabtu, 4 Mei 2024.

Baca Selengkapnya

ITB Naikkan UKT Mahasiswa 2024, Segini Perkiraan Besarannya

3 hari lalu

ITB Naikkan UKT Mahasiswa 2024, Segini Perkiraan Besarannya

ITB menaikkan UKT untuk para mahasiswa angkatan 2024. Kenaikannya berkisar 15 persen dibanding angkatan sebelumnya.

Baca Selengkapnya

Cerita Dosen Muda ITB, Raih Gelar Doktor di Usia 27 dan Bimbing Tesis Mahasiswa Lebih Tua

3 hari lalu

Cerita Dosen Muda ITB, Raih Gelar Doktor di Usia 27 dan Bimbing Tesis Mahasiswa Lebih Tua

Nila Armelia Windasari, dosen muda ITB menceritakan pengalamannya meraih gelar doktor di usia 27 tahun.

Baca Selengkapnya

KM ITB Desak Pemerintah Cabut UU Cipta Kerja dan Cegah Eksploitasi Kelas Pekerja

4 hari lalu

KM ITB Desak Pemerintah Cabut UU Cipta Kerja dan Cegah Eksploitasi Kelas Pekerja

Keberadaan UU Cipta Kerja tidak memberi jaminan dan semakin membuat buruh rentan.

Baca Selengkapnya

Agar Peserta Tetap Rapi, Panitia UTBK SNBT 2024 Sediakan Kemeja dan Sepatu Pinjaman

5 hari lalu

Agar Peserta Tetap Rapi, Panitia UTBK SNBT 2024 Sediakan Kemeja dan Sepatu Pinjaman

Mengatasi peserta yang berpakaian kurang pantas, panitia UTBK SNBT 2024 menyediakan kostum pinjaman, umumnya berupa kemeja dan sepatu.

Baca Selengkapnya

Cara Panitia Pengawas UPI hingga Unpad Cegah Upaya Kecurangan UTBK

6 hari lalu

Cara Panitia Pengawas UPI hingga Unpad Cegah Upaya Kecurangan UTBK

Pusat Ujian Tulis Berbasis Komputer (UTBK) di Bandung menerapkan berbagai macam cara untuk mengantisipasi kecurangan saat UTBK SNBT 2024

Baca Selengkapnya