Sejak 2011, Novel Baswedan Terus Diteror

Reporter

Rabu, 2 Agustus 2017 07:09 WIB

Sejumlah aktifis yang tergabung dalam Koalisi Masyarakat Sipil membawa topeng foto Novel Baswedan di gedung KPK, Jakarta, 12 April 2017. Mereka meminta KPK dan aparat kepolisian untuk segera mengusut kasus penyiraman air keras yang menimpa penyidik senior KPK Novel Baswedan didepan kediamannya dikawasan Kelapa Gading, Jakarta. TEMPO/Eko Siswono Toyudho

TEMPO.CO, Jakarta - Teror dan serangan kepada Novel Baswedan, penyidik senior Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) sudah terjadi berulang kali. Serangan kepada Novel Baswedan. berlangsung sejak 2011.

2011
Penyidik Dwi Samayo ditabrak mobil saat mengendarai sepeda motor. Dwi diserang karena perawakannya mirip Novel. Saat itu, Novel sedang menyelesaikan kasus korupsi cek pelawat bekas Deputi Gubernur Bank Indonesia Miranda Goeltom yang melibatkan istri mantan Wakil Kepala Polri Adang Daradjatun, Nunun Nurbaeti.

BACA: Kisah Novel Baswedan 3 Kali Ditabrak tapi Selalu Selamat

Oktober 2012
Sejumlah perwira Bareskrim Polri mendatangi KPK untuk menangkap Novel atas tuduhan penembakan terhadap pencuri sarang burung walet saat Novel bertugas sebagai Kepala Satuan Reserse Kriminal Polres Bengkulu pada 2004. Kriminalisasi itu terjadi saat Novel memimpin pengusutan kasus korupsi simulator kemudi yang menjerat Inspektur Jenderal Djoko Susilo.

Juni 2012
Sepeda motor yang dikendarai Novel ditabrak mobil yang dikemudikan sejumlah orang saat operasi penangkapan Bupati Buol Amran Batalipu.

BACA: FEATURE: Novel Baswedan dan Penegakan Hukum yang Aneh

Februari 2015
Mantan Direktur Penyidikan KPK, Endang Tarsa, mendapat ancaman dan intimidasi dari sejumlah perwira tinggi kepolisian. Saat itu, KPK telah menetapkan Jenderal Budi Gunawan sebagai tersangka kasus gratifikasi, tepat beberapa hari sebelum uji kelayakan dan kepatutan calon Kepala Polri.

Oktober 2015
Mobil yang dikendarai Novel dan penyidik masuk ke sungai saat pengecekan fisik proyek KTP berbasis elektronik.

BACA: Nasib Novel Baswedan di Polda Bengkulu Tidak Jelas

Agustus 2016
Sebuah mobil menabrak Novel yang tengah mengendarai sepeda motor saat berangkat menuju kantor KPK. Novel mengalami luka-luka. Hal itu terjadi saat Novel dan tim menyelidiki kasus reklamasi Jakarta.

April 2017
Dua orang tak dikenal menyiram air keras ke wajah Novel seusai salat subuh berjemaah. Sebelumnya, Novel dan keluarga dikuntit sejumlah orang.

TIM TEMPO

Berita terkait

Novel Baswedan dan Eks Pegawai KPK Lainnya Laporkan Nurul Ghufron ke Dewas KPK soal Dugaan Pelanggaran Kode Etik

6 hari lalu

Novel Baswedan dan Eks Pegawai KPK Lainnya Laporkan Nurul Ghufron ke Dewas KPK soal Dugaan Pelanggaran Kode Etik

Novel Baswedan dkk melaporkan Wakil Ketua KPK Nurul Ghufron atas dugaan pelanggaran kode etik karena telah melaporkan Anggota Dewas KPK Albertina Ho.

Baca Selengkapnya

Novel Baswedan Khawatir Penanganan Kasus Firli Bahuri Lambat karena Unsur Politis

8 hari lalu

Novel Baswedan Khawatir Penanganan Kasus Firli Bahuri Lambat karena Unsur Politis

Novel Baswedan mengakhatirkan proses yang lama itu akibat munculnya unsur politis dalam menangani kasus Firli Bahuri yang memeras SYL.

Baca Selengkapnya

Novel Baswedan Sebut Jika Polda Metro Jaya Tahan Firli Bahuri Bisa jadi Pintu Masuk Kasus Lainnya

8 hari lalu

Novel Baswedan Sebut Jika Polda Metro Jaya Tahan Firli Bahuri Bisa jadi Pintu Masuk Kasus Lainnya

Novel Baswedan menjelaskan, jika Firli Bahuri ditahan, ini akan menjadi pintu masuk bagi siapa pun yang mengetahui kasus pemerasan lainnya.

Baca Selengkapnya

7 Tahun Lalu Penyidik Senior KPK Novel Baswedan Disiram Air Keras, Ini Kronologi Teror yang Dihadapinya

20 hari lalu

7 Tahun Lalu Penyidik Senior KPK Novel Baswedan Disiram Air Keras, Ini Kronologi Teror yang Dihadapinya

Selasa subuh, 11 April 2017, tujuh tahun lalu eks penyidik senior KPK Novel Baswedan disiram air keras oleh dua orang tak dikenal. Begini kronologinya.

Baca Selengkapnya

Sikap Tokoh yang Surati Parpol untuk Dukung Hak Angket, dari Novel Baswedan hingga Suciwati

50 hari lalu

Sikap Tokoh yang Surati Parpol untuk Dukung Hak Angket, dari Novel Baswedan hingga Suciwati

Novel Baswedan mendukung hak angket karena tak ingin kecurangan dan praktik koruptif dalam pemilu dianggap lumrah atau dimaklumi.

Baca Selengkapnya

Kasus Korupsi di Internal KPK Terkuak, Novel Baswedan Khawatir KPK Hanya Jadi Bagian Masalah

50 hari lalu

Kasus Korupsi di Internal KPK Terkuak, Novel Baswedan Khawatir KPK Hanya Jadi Bagian Masalah

Eks penyidik KPK Novel Baswedan perlu kepemimpinan KPK yang berintegritas dan komitmen tinggi serta berkompeten untuk memberantas korupsi.

Baca Selengkapnya

Abraham Samad Turut Dukung Hak Angket DPR: Hukum Orang-orang yang Terlibat dalam Kecurangan Pemilu

51 hari lalu

Abraham Samad Turut Dukung Hak Angket DPR: Hukum Orang-orang yang Terlibat dalam Kecurangan Pemilu

Abraham Samad Ketua KPK 2011-2015 termasuk dari 50 tokoh yang menandatangani surat untuk ketua umum parpol agar gulirkan hak angket. Ini alasannya.

Baca Selengkapnya

50 Tokoh Surati Parpol Dukung Hak Angket Pemilu 2024, Begini Syarat Pengajuannya di DPR

51 hari lalu

50 Tokoh Surati Parpol Dukung Hak Angket Pemilu 2024, Begini Syarat Pengajuannya di DPR

Partai politik memiliki peran penting untuk merealisasikan hak angket dugaan kecurangan Pemilu 2024.

Baca Selengkapnya

Alasan Novel Baswedan Ikut Dukung Surat Desak Parpol Gulirkan Hak Angket Pemilu 2024: Harus Diperiksa Tuntas

52 hari lalu

Alasan Novel Baswedan Ikut Dukung Surat Desak Parpol Gulirkan Hak Angket Pemilu 2024: Harus Diperiksa Tuntas

Eks penyidik KPK Novel Baswedan, satu dari 50 tokoh yang mengirimkan surat kepada partai politik untuk mendesak digulirkannya hak angket Pemilu 2024.

Baca Selengkapnya

Korupsi di Internal KPK, Novel Baswedan ke Presiden: Jangan Hanya Diam Apalagi Justru Ikut Melemahkan

53 hari lalu

Korupsi di Internal KPK, Novel Baswedan ke Presiden: Jangan Hanya Diam Apalagi Justru Ikut Melemahkan

Eks Penyidik KPK Novel Baswedan, mengatakan banyaknya korupsi di KPK menggambarkan adanya upaya pelemahan terhadap lembaga antirasuah.

Baca Selengkapnya