Wakil Ketua DPR RI Fahri Hamzah. TEMPO/DWI FEBRINA FAJRIN
TEMPO.CO, Jakarta - Wakil Ketua Dewan Perwakilan Rakyat, Fahri Hamzah, mengatakan pemimpin Indonesia ke depan harus memiliki jiwa serta akal sehat dan pemahaman mendalam tentang persoalan bangsa. Tidak boleh seseorang tiba-tiba maju menjadi calon di Pilpres 2019 cuma mengandalkan popularitas.
“Orangnya harus keluar dari bawah, bukan ujug-ujug karena populer, gue banget, atau lagi tren. Gak boleh begitu, sebab korbannya seperempat miliar manusia ini yang gak punya pilihan terpaksa punya pemimpin seperti itu,” katanya di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Jumat, 28 Juli 2017. Baca : Hadapi Pilpres 2019, Begini Rencana Formula Koalisi Gerindra
Untuk melahirkan pemimpin yang potensial ini maka diperlukan peran dari para elit partai. Fahri meminta elit partai politik tidak sekedar bertemu untuk pencitraan.
Dalam pertemuan-pertemuan tersebut ia mengharapkan ada gagasan baru yang ditawarkan untuk melahirkan calon-calon pemimpin Indonesia yang berkualitas.
Salah satunya Fahri menyarankan para elit ini memfasilitasi perdebatan antara tokoh-tokoh yang hendak maju dalam pemilihan presiden 2019. Para ketua umum partai harus mengadakan suatu perdebatan yang substansif tentang arah bangsa Indonesia.
Rangkaian perdebatan ini diperlukan agar rakyat tidak disajikan oleh calon pemimpin yang tiba-tiba muncul tanpa memiliki kemampuan yang mumpuni. “Jadi rakyat gak boleh kayak beli kucing dalam karung, diselimuti misteri tentang siapa pemimpinnya,” ujarnya.
Bila rakyat tidak kenal siapa pemimpinnya, maka yang berkembang adalah mistisisme tentang pemimpin tersebut.
“Si ini (dipilih) karena begini, si itu karena begitu,” tutur Fahri Hamzah. Ihwal pemilihan presiden 2019 memang menghangat setelah DPR mengesahkan Undang-Undang tentang Pemilihan Umum. Para elite partai mulai saling mengadakan pertemuan untuk membahas Pilpres 2019 mendatang.
Fathan Subchi Dorong Pemerintah Sisir Belanja Tidak Prioritas
2 hari lalu
Fathan Subchi Dorong Pemerintah Sisir Belanja Tidak Prioritas
Wakil Ketua Komisi XI DPR RI, Fathan Subchi meminta pemerintah untuk mencari langkah antisipatif untuk menyelamatkan perekonomian Indonesia, salah satunya adalah dengan cara menyisir belanja tidak prioritas.