Rektor Universitas Hasanuddin Makassar Prof Dwia Aries Tina mencoba salah satu mobil Hemat energi karya Mahasiswa tim Anging Mammiri Fakultas Teknik Unhas yang resmi diluncurkan di Rektorat Kampus Unhas, 15 Oktober 2015. TEMPO/Hariandi Hafid
TEMPO.CO, Makassar - Rektor Universitas Hasanuddin Makassar Prof Dwia Aries Tina Pulubuhu belum mengetahui apakah ada dosen di kampusnya yang masuk Hizbut Tahrir Indonesia (HTI). Jika ada, Dwi akan menyiapkan sejumlah langkah.
"Kita masih mencari informasi. Kalau ada bukti (seorang dosen terlibat HTI) pasti akan diproses. Tapi kita akan bina dulu," ucap Dwia kepada Tempo, Kamis 27 Juli 2017.
Menteri Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi, Muhammad Nasir telah mengumpulkan rektor se- Indonesia dan mengingatkan agar mengawasi peredaran paham radikalisme atau anti-Pancasila masuk ke kampus-kampus. Nasir pun telah memberikan opsi agar dosen yang terlibat HTI mundur atau keluar dari HTI.
Dwia mengatakan dosen yang terafiliasi HTI terlebih dahulu didekati. Hal itu dilakukan agar mereka keluar dari HTI.
Menurut Dwia, jika mereka tetap ingin bergabung dengan ormas yang anti Pancasila, Unhas akan melaporkan ke Kemenristek Dikti agar diberikan sanski tegas sesuai peraturan Aparatur Sipil Negara (ASN).
"Kalau aturan di ASN kan sudah jelas, organisasi tak boleh anti-Pancasila sesuai sumpah jabatannya saat diangkat pegawai negeri sipil," tutur Dwia.
Dwia menegaskan PNS atau dosen harus setia kepada Pancasila dan UUD sesuai aturan. Kalau tidak, maka Kementerian bisa memberikan sanksi pemecatan di antaranya jika dosen itu terlibat HTI.
Enam Orang Aksi Depan Mabes Polri Minta Listyo Sigit Evaluasi Dirintelkam Polda Metro Jaya dan Kasat Intel Polres Jaktim soal Izin Metamorfoshow di TMII
54 hari lalu
Enam Orang Aksi Depan Mabes Polri Minta Listyo Sigit Evaluasi Dirintelkam Polda Metro Jaya dan Kasat Intel Polres Jaktim soal Izin Metamorfoshow di TMII
Enam orang itu meminta Kapolri usut izin acara Metamorfoshow di TMII yang diduga bagian dari HTI.