Soal Nama Ganda, DPRD Minta Sultan HB X Ubah Gelar di Website

Reporter

Rabu, 26 Juli 2017 23:00 WIB

Sri Sultan Hamengkubuwono X (tengah), berikan sambutan atas logo baru Jogja istimewa di kompleks kantor Gubernur DI. Yogyakarta, 5 Februari 2015. Logo baru Jogja, digagas oleh tim 11 yang berisi relawan, akademisi dan budayawan. TEMPO/Suryo Wibowo

TEMPO.CO, Yogyakarta - Panitia Khusus Penetapan Gubernur dan Wakil Gubernur DPRD Daerah Istimewa Yogyakarta meminta tak ada lagi penggunaan nama ‘Bawono’ untuk pencantuman nama gelar Sri Sultan Hamengku Buwono X dalam urusan internal maupun eksternal keraton.

Pansus meminta masalah nama ganda Ngarsa Dalem itu segera dituntaskan agar proses penetapan Sultan Hamengku Buwono X sebagai gubernur sesuai ketentuan Undang-Undang Keistimewaan DIY Nomor 13 tahun 2012 serta agar tidak menjadi polemik berkepanjangan.

Baca: Sultan HB X: Klarifikasi Gelar Tak Berkaitan Penetapan Gubernur

"Kalau menganut UU Keistimewaan sepenuhnya, seharusnya nama gelar Sultan juga tunggal, baik yang di website keraton atau undangan-undangan seperti jumenengan," ujar Wakil Ketua Pansus Penetapan Gubernur dan Wakil Gubernur DIY Arif Noor Hartanto, Rabu, 26 Juli 2017.

Sejak Sultan HB X mengeluarkan sabda raja atau perintah raja pada 2015 silam, publik dihadapkan pada dua nama gelar untuk Sultan, yaitu Hamengku Buwono X dan Hamengku Bawono Kaping 10.

Dalam situs resmi Keraton yang beralamatkan http://kratonjogja.id, Sultan disebut dengan gelar Hamengku Bawono Ka 10. Namun ketika pihak keraton menyerahkan berkas pencalonan untuk penetapan Sultan sebagai gubernur pada 14 Juli 2017 kepada DPRD DIY, gelar nama Sultan kembali seperti saat penobatan sebagai raja pada 1989 silam, yakni Hamengku Buwono X. "Gelar nama yang disebut dalam UU Keistimewaan untuk Sultan sifatnya tunggal, tidak bisa dua nama begini," ujar Arif.

Simak: Nama Raja Yogya Dipersoalkan, Hamengku Buwono Atau Bawono

Menurut Arif, sekalipun Pansus DPRD dalam proses penetapan gubernur itu melakukannya tanpa memperjelas soal nama ganda Sultan, publik tak akan bisa menggugat hasilnya. "Yang dihasilkan pansus lalu di bawa ke paripurna kan bukanlah produk final, yang final hanya Surat Keputusan Presiden untuk penetapan itu," ujar Arif yang juga Wakil Ketua DPRD DIY itu.

Meski diwarnai perdebatan soal nama ganda Sultan, Pansus DPRD DIY sendiri telah mengesahkan berita acara verifikasi syarat pencalonan Sultan sebagai gubernur untuk periode 2017-2022. Sultan HB X juga telah ditetapkan sebagai calon gubernur bersama Sri Paduka Paku Alam X sebagai calon wakil gubernur periode selanjutnya.

"Kami minta keraton konsisten menggunakan nama gelar yang diserahkan pada DPRD sebagai syarat pencalonan, bukan nama dari Sabda Raja lagi," ujar Arif.

Lihat: Pengisian Jabatan Gubernur DIY, DPRD Tolak Akui Sabda Raja

Hamengku Buwono X ketika dua kali dikonfirmasi ihwal penegasan nama gelar yang dituntut DPRD enggan berkomentar banyak. "Ora urusan (tidak urusan) soal (nama gelar) itu, kan itu tidak masuk dalam verifikasi," ujar Sultan.

Pihak Kawedanan Hageng Panitropuro Keraton yang mengurusi persyaratan pencalonan Sultan, Kanjeng Pangeran Hario Yudahadingrat menuturkan soal nama gelar Sultan pihaknya tak berwenang mengklarifikasi. "Silakan DPRD menanyakan sendiri kepada beliau (Sultan)," ujar Yudahadiningrat.

PRIBADI WICAKSONO

Berita terkait

Aeropolis Dekat Bandara YIA, Sultan Hamengku Buwono X Minta agar Tak Ada Kawasan Kumuh

9 hari lalu

Aeropolis Dekat Bandara YIA, Sultan Hamengku Buwono X Minta agar Tak Ada Kawasan Kumuh

Sultan Hamengku Buwono X meminta agar Kulon Progo memilah investor agar tidak menimbulkan masalah baru seperti kawasan kumuh.

Baca Selengkapnya

Sultan Hamengku Buwono X Gelar Open House setelah Absen 4 Kali Lebaran, Ada Jamuan Tradisional

17 hari lalu

Sultan Hamengku Buwono X Gelar Open House setelah Absen 4 Kali Lebaran, Ada Jamuan Tradisional

Sultan Hamengku Buwono X dan Paku Alam X absen gelar open house selama empat tahun karena pandemi Covid-19.

Baca Selengkapnya

Tradisi Grebeg Syawal Keraton Yogyakarta, Tahun Ini Tak Ada Rebutan Gunungan, Abdi Dalem Membagikan

18 hari lalu

Tradisi Grebeg Syawal Keraton Yogyakarta, Tahun Ini Tak Ada Rebutan Gunungan, Abdi Dalem Membagikan

Tahun ini, tradisi Grebeg Syawal tidak lagi diperebutkan tapi dibagikan oleh pihak Keraton Yogyakarta. Bagaimana sejarah Grebeg Syawal?

Baca Selengkapnya

Tradisi Grebeg Syawal Yogya, Ini Alasan Gunungan Tak Lagi Diperebutkan Tapi Dibagikan

20 hari lalu

Tradisi Grebeg Syawal Yogya, Ini Alasan Gunungan Tak Lagi Diperebutkan Tapi Dibagikan

Keraton Yogyakarta kembali menggelar tradisi Grebeg Syawal dalam memperingati Idul Fitri 2024 ini, Kamis 11 April 2024.

Baca Selengkapnya

78 Tahun Sultan Hamengkubuwono X, Salah Seorang Tokoh Deklarasi Ciganjur 1998

29 hari lalu

78 Tahun Sultan Hamengkubuwono X, Salah Seorang Tokoh Deklarasi Ciganjur 1998

Hari ini kelahirannya, Sri Sultan Hamengkubuwono X tidak hanya sebagai figur penting dalam sejarah Yogyakarta, tetapi juga sebagai tokoh nasional yang dihormati.

Baca Selengkapnya

Sultan Hamengku Buwono X Heran Kasus Antraks di Sleman dan Gunungkidul Muncul Kembali, Karena Tradisi Ini?

43 hari lalu

Sultan Hamengku Buwono X Heran Kasus Antraks di Sleman dan Gunungkidul Muncul Kembali, Karena Tradisi Ini?

Sultan Hamengku Buwono X mengaku heran karena kembali muncul kasus antraks di Sleman dan Gunungkidul Yogyakarta. Diduga karena ini.

Baca Selengkapnya

60 Event Meriahkan Hari Jadi DI Yogyakarta sampai April, Ada Gelaran Wayang dan Bazar

49 hari lalu

60 Event Meriahkan Hari Jadi DI Yogyakarta sampai April, Ada Gelaran Wayang dan Bazar

Penetapan Hari Jadi DI Yogyakarta merujuk rangkaian histori berdirinya Hadeging Nagari Dalem Kasultanan Mataram Ngayogyakarta Hadiningrat

Baca Selengkapnya

269 Tahun Yogyakarta Hadiningrat, Apa Isi Perjanjian Giyanti?

49 hari lalu

269 Tahun Yogyakarta Hadiningrat, Apa Isi Perjanjian Giyanti?

Perjanjian Giyanti berkaitan dengan hari jadi Yogyakarta pada 13 Maret, tahun ini ke-269.

Baca Selengkapnya

Menengok Sejarah 13 Maret sebagai Hari Jadi DIY dan Asal-usul Nama Yogyakarta

50 hari lalu

Menengok Sejarah 13 Maret sebagai Hari Jadi DIY dan Asal-usul Nama Yogyakarta

Penetapan 13 Maret sebagai hari jadi Yogyakarta tersebut awal mulanya dikaitkan dengan Perjanjian Giyanti pada 13 Februari 1755

Baca Selengkapnya

Keraton Yogyakarta Gelar Pameran Abhimantrana, Ungkap Makna di Balik Upacara Adat

50 hari lalu

Keraton Yogyakarta Gelar Pameran Abhimantrana, Ungkap Makna di Balik Upacara Adat

Keraton Yogyakarta selama ini masih intens menggelar upacara adat untuk mempertahankan tradisi kebudayaan Jawa.

Baca Selengkapnya