Presiden Joko Widodo berbincang dengan Presiden Afganistan Mohammad Ashraf Ghani saat kunjungan kerjanya di Istana Merdeka, Jakarta, 5 April 2017. Berikut potret keakraban Jokowi saat menyambut Mohammad Ashraf Gani. REUTERS
TEMPO.CO, Yogyakarta - Dalam setiap kunjungan maupun pertemuan Presiden Joko Widodo atau Jokowi dengan sejumlah kepala negara maupun kepala pemerintahan, seperti perdana menteri maupun menteri luar negeri, ada kesan yang disampaikan mereka kepada Jokowi berkaitan dengan keanekaragaman suku, agama, dan bahasa daerah di Indonesia. Mengingat Indonesia merupakan negara kepulauan yang terdiri atas 17 ribu pulau, 714 suku, dan 1.100 lebih bahasa daerah.
"Bagaimana manajemen pengelolaannya hingga bisa tetap rukun? Apakah Pak Jokowi hafal semua bahasa daerahnya?" kata Presiden Jokowi menirukan pertanyaan para kepala negara itu saat mengisahkan kembali pengalamannya di hadapan peserta Kongres Pancasila IX di halaman Balairung Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta, Sabtu, 22 Juli 2017.
"Enggak. Saya enggak ngerti. Saya pakai bahasa Indonesia yang semua rakyat kami tahu dan mengerti," kata Jokowi saat menjawab pertanyaan itu.
Namun dari sekian kepala negara yang pernah ditemuinya, Jokowi mengaku terkesan pertemuannya dengan Presiden Afganistan Ashraf Ghani. Mengingat Afganistan merupakan negara yang hampir mirip dengan Indonesia yang juga mempunyai kekayaan ladang gas, minyak, juga tambang emas yang besar. Namun konflik dan gesekan yang tak bisa dikelola dengan baik di sana membesar sehingga menimbulkan peperangan. Bahkan kini telah ada 40 faksi di sana. Tak heran Ashraf pun memberi nasihat pada Jokowi.
"Pak Jokowi hati-hati. Indonesia negara yang beragam dan majemuk," kata Ashraf, waktu itu.
Bagi Jokowi, konflik kecil di setiap negara adalah hal yang wajar. "Enggak apa-apa, nanti rukun lagi. Karena Indonesia punya Pancasila," kata Jokowi.
Berkaca dari pengalaman-pengalaman konflik di negara lain itu, Jokowi meminta bangsa Indonesia menjadikan Pancasila tak hanya sebagai kebanggaan, tapi juga pegangan. "Itu juga yang membuat negara lain melihat Indonesia. Alhamdulillah kami terhindar (dari perang)," kata Jokowi.