Ketika Telegram Jadi Tempat Teroris Membuang Umpan...

Reporter

Rabu, 19 Juli 2017 05:46 WIB

Telegram, Aplikasi Favorit Teroris

TEMPO.CO, Jakarta - Badan Nasional Penanggulangan Terorisme mengatakan Telegram, selama ini menjadi tempat membuang informasi sebagai ‘umpan’ bagi masyarakat yang tertarik melakukan kejahatan Lone Wolf.



Direktur Penegakan Hukum Kedeputian 2 BNPT Marthinus Hukom menjelaskan media sosial seperti Telegram, adalah langkah yang sering dilakukan anggota jaringan teroris seperti Bahrun Naim untuk menyebarkan paham radikal. “Pertama mereka akan membuang umpan bebas di laman itu,” kata Marthinus usai konferensi pers tentang pemblokiran Telegram di Kantor Kementerian Komunikasi dan Informatika, Senin 17 Juli 2017.

BACA: Lewat Telegram, Teroris Diajari Merekrut dan Membuat Bom

Setelah membuang umpan berupa informasi radikal yang akan menarik minat masyarakat, penyebar paham itu akan menunggu siapa orang yang tertarik dan memberikan respon. “Siapa yang mengambil umpan itu, dialah yang akan diajak diskusi secara intens, one by one,” katanya.

Penyebaran informasi itu akhirnya bisa membuat si penerima umpan melakukan kejahatan Lone Wolf. Lone Wolf atau serigala tunggal, adalah istilah suatu kejahatan terorisme dengan memberi dukungan terhadap suatu ideologi, gerakan dan kelompok tertentu. Namun pelakunya adalah pejuang tunggal yang sama sekali terlepas dari organisasi atau struktur kelompok tersebut. Pelaku hanya merupakan simpatisan individual yang melakukan aksinya sendiri atas inisiatif sendiri.

BACA: Kelebihan Telegram Hingga Jadi Pilihan Favorit Teroris

Seorang pelajar Sekolah Menengah Pertama asal Sukabumi pernah menjadi korban dengan pola ini pada tahun lalu. Menurut Marthinus, korban itu awalnya hanya menggunakan media sosial Facebook, lalu akhirnya mengikuti Telegram.

Ia termakan umpan yang diberikan teroris yang tersebar di Telegram. Anak itu pun intens berkomunikasi dengan teroris hingga akhirnya diajarkan membuat bom panci. Orang tua anak itu moderat dan tidak tahu anaknya sudah membuat bom panci. “Di kamar anak itu ditemukan bom panci, padahal anak itu kami nilai tidak berhubungan dengan kelompok radikal apapun,” katanya.

BACA: 3 Serangan Teror Ini Diperintahkan Bachrun Naim Lewat Telegram

Pemerintah memblokir ribuan konten Telegram, pada 14 Juli lalu. Kapolri Jenderal Tito Karnavian mengatakan pemblokiran Telegram penting dilakukan demi keamanan negara. Menurutnya, dengan kejahatan Lone Wolf yang semakin banyak bermunculan, ia akan menguatkan Cyber dan mengawasi aktivitas dunia maya. “Dengan Lone Wolf ini, langkah pentingnya adalah menekan sistem komunikasi mereka,” katanya di DPR kemarin.

MITRA TARIGAN | ARKHEALUS WISNU

Berita terkait

BNPT Apresiasi Kerja Sama Penanggulangan Terorisme dengan Uni Eropa

2 hari lalu

BNPT Apresiasi Kerja Sama Penanggulangan Terorisme dengan Uni Eropa

Indonesia menjadi role model upaya penanggulangan terorisme. Uni Eropa sangat ingin belajar dari Indonesia.

Baca Selengkapnya

Remaja Penikam Uskup di Sydney Didakwa Terorisme, Terancam Penjara Seumur Hidup

8 hari lalu

Remaja Penikam Uskup di Sydney Didakwa Terorisme, Terancam Penjara Seumur Hidup

Remaja laki-laki berusia 16 tahun telah didakwa melakukan pelanggaran terorisme setelah menikam uskup gereja Asyur di Sydney saat kebaktian gereja.

Baca Selengkapnya

Densus 88 Tangkap Tujuh Orang Terduga Teroris Anggota Jamaah Islamiyah di Sulawesi Tengah

9 hari lalu

Densus 88 Tangkap Tujuh Orang Terduga Teroris Anggota Jamaah Islamiyah di Sulawesi Tengah

Tim Densus 88 Antiteror Polri menangkap tujuh orang diduga terafiliasi sebagai anggota kelompok teroris Jamaah Islamiyah

Baca Selengkapnya

Timur Tengah Memanas, Polri Diminta Waspadai Kebangkitan Sel Terorisme di Indonesia

12 hari lalu

Timur Tengah Memanas, Polri Diminta Waspadai Kebangkitan Sel Terorisme di Indonesia

Institute for Security and Strategic Studies (ISESS) meminta Polri mewaspadai aktifnya sel terorisme di Indonesia saat konflik Timur Tengah memanas

Baca Selengkapnya

Telegram Diduga Digunakan untuk Rekrut Orang Bersenjata dalam Penembakan Moskow

30 hari lalu

Telegram Diduga Digunakan untuk Rekrut Orang Bersenjata dalam Penembakan Moskow

Telegram diduga digunakan untuk merekrut orang-orang bersenjata yang menjadi pelaku penembakan gedung konser Balai Kota Crocus di luar Moskow.

Baca Selengkapnya

Login ke Telegram Bisa Tanpa Sinyal, Waspadai Bahayanya

32 hari lalu

Login ke Telegram Bisa Tanpa Sinyal, Waspadai Bahayanya

Skema login baru membuat Telegram bisa diakses di luar daerah bersinyal. Namun, di baliknya ada risiko peretasan.

Baca Selengkapnya

Serangan Teror di Rusia, Kremlin: Tidak Ada Negara yang Kebal dari Terorisme

33 hari lalu

Serangan Teror di Rusia, Kremlin: Tidak Ada Negara yang Kebal dari Terorisme

Juru bicara Kremlin menepis adanya kegagalan dinas keamanan Rusia dalam mencegah penembakan di Moskow.

Baca Selengkapnya

Rusia Pertanyakan Klaim ISIS sebagai Dalang Serangan: Ini Upaya AS Lindungi Ukraina!

33 hari lalu

Rusia Pertanyakan Klaim ISIS sebagai Dalang Serangan: Ini Upaya AS Lindungi Ukraina!

Rusia menantang pernyataan Amerika Serikat bahwa ISIS menjadi dalang penembakan di sebuah gedung konser di luar Moskow yang menewaskan 137 orang

Baca Selengkapnya

Beredar Video Interogasi Brutal Empat Pria Tersangka Serangan Moskow

33 hari lalu

Beredar Video Interogasi Brutal Empat Pria Tersangka Serangan Moskow

Video interogasi brutal empat tersangka serangan Moskow yang belum terverifikasi beredar luas, salah satu tersangka ada yang menggunakan kursi roda.

Baca Selengkapnya

Sestama BNPT Ajak Seluruh Pihak Dukung Pembaharuan Perpres RAN PE

39 hari lalu

Sestama BNPT Ajak Seluruh Pihak Dukung Pembaharuan Perpres RAN PE

Sekretaris Utama (Sestama) Badan Nasional Penanggulangan Terorisme Republik Indonesia (BNPT RI), Bangbang Surono, mengharapkan dukungan dari semua pihak agar pembaharuan Perpres RAN PE bisa berjalan dengan lancar.

Baca Selengkapnya