Isu Reshuffle Kabinet, di Sini Titik Lemah Tim Ekonomi Jokowi

Reporter

Kamis, 13 Juli 2017 11:58 WIB

Presiden Joko Widodo didampingi Wakil Presiden Jusuf Kalla saat mengumumkan perombakan kabinet atau reshuffle jilid II, Jakarta, 27 Juli 2016. Seperti biasa, para menteri baru ini mengenakan kemeja putih dan celana panjang hitam sebagai ciri khas dari Presiden Joko Widodo. TEMPO/Aditia Noviansyah

TEMPO.CO, Jakarta - Isu reshuffle kabinet terus menguat. Ekonom Center of Reform on Economics (Core) Indonesia, Akhmad Akbar Susamto, mengatakan para menteri ekonomi dalam kabinet Presiden Joko Widodo (Jokowi) tidak memiliki satu visi yang kuat. Menurut Akhmad, tim ekonomi Jokowi hanya kumpulan beberapa orang yang bekerja sesuai dengan jabatannya dan belum menjadi satu tim.

"Timnya pun gonta-ganti orang dan kebijakan yang diambil sering untuk jangka pendek. Kan ekonomi sedang lesu. Salah satu penyebabnya karena daya beli masyarakat rendah. Di saat seperti ini, pemerintah seharusnya bukan malah memajaki," katanya saat dihubungi Tempo, Kamis, 13 Juli 2017.

Baca: Teten Masduki: Menteri Harus Siap Diganti, Saya Saja Siap

Akhmad mengakui pemerintah membutuhkan dana untuk membiayai belanja dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN), terutama untuk membangun infrastruktur. Namun, guna mengatasi kebuntuan itu, Akhmad menilai tim ekonomi Jokowi tidak satu irama. "Tapi apa kalau diganti menterinya akan berubah? Saya tidak terlalu yakin berubah," ujarnya.

Hal yang diperlukan tim ekonomi Jokowi, menurut Akhmad, adalah strong leadership. "Bisa di level menteri koordinator atau bahkan Presiden," tuturnya. Tapi yang pasti, kata dia, harus terdapat seseorang yang bisa memberikan arahan yang jelas. "Saya tidak melihat itu di tim ekonomi kita," tuturnya.

Akhmad menilai kinerja kabinet tidak semata-mata hanya tergantung pada satu atau dua orang menteri. "Yang kerap terjadi adalah kabinet dikocok ulang dan diganti menterinya, tapi kinerja tidak berubah banyak. Banyak kementerian yang begitu," katanya.

Menurut Akhmad, kinerja kabinet tidak akan banyak berubah meskipun dilakukan reshuffle karena iklim kerja kabinet yang akhirnya mempengaruhi kinerja keseluruhan. "Itu terkait dengan strong leadership tadi. Selain itu, waktu yang ada terlalu singkat bagi menteri sebagus apa pun membuat perubahan-perubahan," ujarnya.

Baca: Isu Reshuffle Kabinet Jokowi, Megawati Soekarnoputri Bungkam

Sejak Ramadan lalu, Jokowi disebut-sebut telah mempersiapkan reshuffle kabinet. Seorang pejabat di lingkaran Istana mengungkapkan Jokowi sedikitnya dua kali berdiskusi dengan Wakil Presiden Jusuf Kalla, yakni sebelum dan sesudah Lebaran.

Menteri yang dikabarkan akan didepak Jokowi adalah Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Asman Abnur. Selain itu, posisi Menteri Badan Usaha Milik Negara Rini Soemarno juga terancam menyusul temuan Badan Pemeriksa Keuangan dalam kerja sama PT Pelindo II dengan Hutchison Port Holdings.

ANGELINA ANJAR SAWITRI

Berita terkait

Terpopuler: Pria Sobek Tas Hermes di Depan Petugas Bea Cukai, BTN Didemo karena Uang Nasabah Hilang

58 menit lalu

Terpopuler: Pria Sobek Tas Hermes di Depan Petugas Bea Cukai, BTN Didemo karena Uang Nasabah Hilang

Terpopuler bisnis: Pria menyobek tas Hermes di depan petugas Bea Cukai karena karena diminta bayar Rp 26 juta, BTN didemo nasabah.

Baca Selengkapnya

Presiden Jokowi Dorong Hilirisasi untuk Stabilkan Harga Jagung

2 jam lalu

Presiden Jokowi Dorong Hilirisasi untuk Stabilkan Harga Jagung

Harga Jagung di tingkat petani anjlok saat panen raya. Presiden Jokowi mendorong hilirisasi untuk menstabilkan harga.

Baca Selengkapnya

Diperpanjang hingga 2061, Ini Kronologi Kontrak Freeport di Indonesia

13 jam lalu

Diperpanjang hingga 2061, Ini Kronologi Kontrak Freeport di Indonesia

Pemerintah memperpanjang kontrak PT Freeport Indonesia hingga 2061 setelah kontrak mereka berakhir pada 2041 dengan kompensasi penambahan saham 61%

Baca Selengkapnya

Gibran Sebut Siapkan Roadmap Soal Partai Politiknya ke Depan

13 jam lalu

Gibran Sebut Siapkan Roadmap Soal Partai Politiknya ke Depan

Gibran mengaku telah memiliki roadmap untuk partai politik yang dipilihnya setelah tak bergabung lagi dengan PDIP.

Baca Selengkapnya

Apple dan Microsoft Bilang ke Jokowi Mau Investasi di Indonesia, Ahli ICT Beri Catatan Ini

15 jam lalu

Apple dan Microsoft Bilang ke Jokowi Mau Investasi di Indonesia, Ahli ICT Beri Catatan Ini

Ahli ini menyatakan tak anti investasi asing, termasuk yang dijanjikan datang dari Apple dan Microsoft.

Baca Selengkapnya

Kontrak Freeport Diperpanjang hingga 2061, Bahlil: Kita Kembalikan Milik Orang Indonesia

16 jam lalu

Kontrak Freeport Diperpanjang hingga 2061, Bahlil: Kita Kembalikan Milik Orang Indonesia

Pemerintah bakal memperpanjang kontrak PT Freeport hingga 2061. Menteri Bahlil Lahadalia klaim Freeport sudah jadi perusahaan milik Indonesia.

Baca Selengkapnya

Panen Jagung di Sumbawa, Presiden Tekankan Pentingnya Jaga Keseimbangan Harga

16 jam lalu

Panen Jagung di Sumbawa, Presiden Tekankan Pentingnya Jaga Keseimbangan Harga

Presiden Joko Widodo, menekankan pentingnya menjaga keseimbangan harga baik ditingkat petani, pedagang maupun peternak

Baca Selengkapnya

Hardiknas 2024: Jokowi dan Nadiem Makarim Sampaikan Pesan Ini

17 jam lalu

Hardiknas 2024: Jokowi dan Nadiem Makarim Sampaikan Pesan Ini

Apa pesan Presiden Jokowi dan Mendikburistek Nadiem Makarim dalam peringatan Hardiknas 2024?

Baca Selengkapnya

Harga Jagung Anjlok karena Panen Raya, Jokowi: Kurang Baik untuk Petani

17 jam lalu

Harga Jagung Anjlok karena Panen Raya, Jokowi: Kurang Baik untuk Petani

Jokowi mengatakan panen raya jagung terjadi mulai dari Sumbawa Barat, Dompu, hingga Gorontalo.

Baca Selengkapnya

Terkini Bisnis: Jokowi Resmikan Bendungan Tiuk Suntuk di NTB, Respons BTN Atas Dugaan Raibnya Uang Nasabah

18 jam lalu

Terkini Bisnis: Jokowi Resmikan Bendungan Tiuk Suntuk di NTB, Respons BTN Atas Dugaan Raibnya Uang Nasabah

Presiden Joko Widodo alias Jokowi meresmikan Bendungan Tiu Suntuk di Sumbawa Barat, Nusa Tenggara Barat (NTB).

Baca Selengkapnya