Dugaan Markup Gedung, Eks Pimpinan KPK: Silakan Pansus Menggugat

Reporter

Editor

Dwi Arjanto

Rabu, 12 Juli 2017 11:11 WIB

Gedung Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) yang baru di Jalan Kuningan Persada, Kuningan, Jakarta. TEMPO/Eko Siswono Toyudho

TEMPO.CO, Jakarta - Mantan Wakil Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi, Bibit Samad Riyanto, meminta anggota Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) tidak berpolemik di media tentang dugaan markup anggaran pembangunan gedung KPK.

Menurut Bibit, apabila DPR menemukan dugaan markup, yang diperkirakan berjumlah Rp 600 juta, hendaknya mereka memprosesnya melalui jalur hukum.

Baca: Misbakhun: Ada Dugaan Markup Pembangunan Gedung KPK Rp 600 Juta

“Namun, kalau sudah ada penemuan itu, jangan membuat polemik di media. Penegakan hukum yang benar itu, hasil penyelidikan tidak dipertontonkan di media. Silakan, ada tempatnya, jangan ribut di media, kemudian didamaikan, aku juga enggak mau. Ajukan ke pengadilan, ajukan ke penyidik atau kejaksaan,” tuturnya saat dihubungi Tempo, Rabu, 12 Juni 2017.

Sebelumnya, anggota DPR dari Fraksi Golkar, Misbakhun, menuding adanya dugaan penggelembungan dana dalam pembangunan gedung baru KPK sebesar Rp 600 juta.

Selain itu, Wakil Ketua Pansus Hak Angket Taufiqulhadi menganggap penyimpangan anggaran terjadi di KPK sejak Taufiqurrachman Ruki menjabat sebagai ketua. Ia menyebutkan tudingan tersebut berdasarkan hasil audit Badan Pemeriksa Keuangan setelah Pansus Angket bertemu dengan BPK.



Menanggapi hal tersebut, Bibit menyayangkan sikap DPR yang terkesan memusuhi KPK, seakan mengulang zaman cicak versus buaya atau saat KPK versus Mabes Polri. Terlebih, dugaan ini semakin diributkan ketika kian banyak anggota DPR yang disebut ikut terlibat dalam korupsi megaproyek Kartu Tanda Penduduk elektronik (e-KTP).

“Namun, kalau anggota DPR menemukan ada markup seperti itu, silakan diproses di pengadilan, tak usah ribut di media. Taufiq Ruki itu kan dua kali di KPK. Zaman pembangunan gedung itu kan dia masih BLT, aku enggak mengikuti sampai ke dalam-dalam itu,” tutur Bibit.

Simak juga: RDP Hak Angket KPK, Prof Romli Sebut KPK Gagal Pencegahan Korupsi

Menurut Bibit, dalam setiap proyek pengadaan barang dan jasa ataupun proyek pembangunan, DPR selalu terlibat. Ia juga menuturkan rekan-rekannya di KPK selalu bekerja secara hati-hati. Sebab, kata Bibit, mereka berpikir, sebelum memperbaiki orang lain, mereka harus lebih dulu memperbaiki diri sendiri.

Apalagi selama ini KPK juga selalu mendapat predikat wajar tanpa pengecualian (WTP) dari BPK.

“Kami selalu dapat WTP, kok, dari BPK. Kami malah mewakili KPK dapat penghargaan dari Sri Mulyani waktu dulu menjadi Menteri Keuangan. Suruh saja anggota DPR itu menelusuri hasil audit BPK terhadap KPK bagaimana,” katanya.

DESTRIANITA

Berita terkait

Usai Tak Hadiri Sidang Etik Dewas KPK, Nurul Ghufron Bilang Gugatan ke PTUN Bentuk Pembelaan

22 menit lalu

Usai Tak Hadiri Sidang Etik Dewas KPK, Nurul Ghufron Bilang Gugatan ke PTUN Bentuk Pembelaan

Wakil KPK Nurul Ghufron menilai dirinya menggugat Dewas KPK ke PTUN Jakarta bukan bentuk perlawanan, melainkan pembelaan diri.

Baca Selengkapnya

Ini Alasan Nurul Ghufron Bantu Mutasi ASN Kementan ke Malang Jawa Timur

36 menit lalu

Ini Alasan Nurul Ghufron Bantu Mutasi ASN Kementan ke Malang Jawa Timur

Wakil Ketua KPK Nurul Ghufron menjelaskan perihal laporan dugaan pelanggaran etik yang ditujukan kepadanya soal mutasi ASN di Kementan.

Baca Selengkapnya

Tak Hadir Sidang Etik Dewas KPK, Nurul Ghufron Bilang Sengaja Minta Penundaan

2 jam lalu

Tak Hadir Sidang Etik Dewas KPK, Nurul Ghufron Bilang Sengaja Minta Penundaan

Nurul Ghufron mengatakan tak hadir dalam sidang etik Dewas KPK karena sengaja meminta penundaan sidang.

Baca Selengkapnya

KPK Sita Kantor NasDem di Sumatera Utara dalam Kasus Korupsi Bupati Labuhanbatu

3 jam lalu

KPK Sita Kantor NasDem di Sumatera Utara dalam Kasus Korupsi Bupati Labuhanbatu

KPK menyita kantor Partai NasDem di Labuhanbatu, Sumatera Utara, dalam perkara korupsi yang menjerat Bupati Erik Atrada Ritonga.

Baca Selengkapnya

KPK Temukan Dokumen dan Bukti Elektronik soal Proyek Pengadaan Rumah Dinas saat Geledah Kantor Setjen DPR

4 jam lalu

KPK Temukan Dokumen dan Bukti Elektronik soal Proyek Pengadaan Rumah Dinas saat Geledah Kantor Setjen DPR

KPK menemukan beberapa dokumen yang berhubungan dengan proyek dugaan korupsi pengadaan perlengkapan rumah dinas DPR dalam penggeledahan.

Baca Selengkapnya

Fakta-Fakta Sidang SYL: Duit Kementerian Dipakai Buat Sunatan, Bangun Kafe, hingga Cicil Alphard

6 jam lalu

Fakta-Fakta Sidang SYL: Duit Kementerian Dipakai Buat Sunatan, Bangun Kafe, hingga Cicil Alphard

Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo alias SYL acapkali menggunakan uang Kementan untuk keperluan pribadi.

Baca Selengkapnya

Dewas KPK Tunda Sidang Etik Dua Pekan karena Nurul Ghufron Tak Hadir

10 jam lalu

Dewas KPK Tunda Sidang Etik Dua Pekan karena Nurul Ghufron Tak Hadir

Dewas KPK menunda sidang etik dengan terlapor Wakil Ketua KPK Nurul Ghufron pada Kamis, 2 Mei 2024.

Baca Selengkapnya

Kantornya Digeledah KPK, Ini Kasus yang Menyeret Sekjen DPR Indra Iskandar

11 jam lalu

Kantornya Digeledah KPK, Ini Kasus yang Menyeret Sekjen DPR Indra Iskandar

Penyidik KPK menggeledah kantor Sekretariat Jenderal DPR atas kasus dugaan korupsi oleh Sekjen DPR, Indra Iskandar. Ini profil dan kasusnya.

Baca Selengkapnya

Sidang Perdana Praperadilan Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor Melawan KPK Akan Digelar Hari Ini

17 jam lalu

Sidang Perdana Praperadilan Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor Melawan KPK Akan Digelar Hari Ini

Gugatan praperadilan Bupati Sidoarjo itu akan dilaksanakan di ruang sidang 3 Pengadilan Negeri Jakarta Selatan pukul 09.00.

Baca Selengkapnya

KPK Sebut Dana BOS Paling Banyak Disalahgunakan dengan Modus Penggelembungan Biaya

23 jam lalu

KPK Sebut Dana BOS Paling Banyak Disalahgunakan dengan Modus Penggelembungan Biaya

Modus penyalahgunaan dana BOS terbanyak adalah penggelembungan biaya penggunaan dana, yang mencapai 31 persen.

Baca Selengkapnya