Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Muhadjir Effendy memberikan motivasi kepada para siswa SMA N 1 Klaten yang baru lulus. Muhadjir mengaku terpaksa ke Klaten karena ramainya berita hoax soal kasus konvoi pelajar brutal di Klaten. TEMPO/ Dinda Leo Listy
TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Muhadjir Effendy mengatakan Provinsi Nusa Tenggara Barat dapat menjadi contoh penerapan program penguatan pendidikan karakter (PPK).
"Sesuatu hal yang luar bisa menyaksikan aktvitas pendidikan yang baik di NTB. Ini dapat menjadi contoh baik aktivitas secara nasional dan semoga dapat terus berkembang," kata Menteri Muhadjir dalam siaran tertulisnya, Ahad, 9 Juli 2017.
Muhadjir menuturkan, penguatan pendidikan karakter saat ini sudah diterapkan di boardingschool. Ia pun akan memastikan sekolah-sekolah reguler dapat menerapkan PPK yang telah masuk ke dalam Kurikulum 2013 melalui penguatan ekstrakurikuler dan ko-kurikuler.
Aktivitas tersebut, kata Muhadjir, sudah mencerminkan amanah Presiden Joko Widodo, yaitu menerapkan pendidikan karakter dengan bobot 70 persen pada pendidikan dasar.
Menurut dia, penanaman pendidikan karakter di sekolah harus merangsang siswa belajar aktif. "Siswa ditanamkan kejujuran dan nilai-nilai Pancasila, maka akan lahir pribadi yang kokoh," ujarnya.
Muhadjir mengaku akan mengambil cerita sukses tentang pelaksanaan PPK di NTB. Sebab, ia baru saja mengunjungi beberapa yayasan pendidikan di Ampenan, NTB, di antaranya Muhammadiyah Boarding School, Yayasan Lentera Hati Bording School dan Pondok Pesantren Nurul Jannah-Nahdlatul Wathan Ampenan.
"Saya percaya kepada Bapak dan Ibu guru dalam membangun karakter anak-anak kita. Saya titipkan anak-anak kita kepada Bapak dan Ibu, berikan contoh dan teladan yang baik pada mereka," katanya.
