Kapolri Tito Karnavian didampingi Gubernur Ahmad Heryawan, Menteri Kesehatan Nina Moeloek, dan Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi, tiba di Cileunyi, Kabupaten Bandung, Jawa Barat, untuk memberi instruksi khusus penanganan arus balik lebaran, 30 Juni 2017. TEMPO/Prima Mulia
TEMPO.CO, Manado- Kepala Kepolisian Republik Indonesia Jenderal Tito Karnavian bertolak dari Manado ke Jakarta, Minggu, 9 Juli 2017. Saat akan melewati pintu pemeriksaan Bandar Udara Sam Ratulangi, Kapolri tanpa disuruh langsung membuka jam tangan serta benda metal lainnya yang melekat di badannya.
Menurut Tito Karnavian, siapa pun yang melewati pintu pemeriksaan bandara, harus dan wajib untuk diperiksa, termasuk dia meski menjabat sebagai orang nomor satu di kepolisian negara.
"Semua masyarakat diperlakukan sama. Tidak ada yang dibedakan, harus diperiksa. Mau pejabat atau bukan itu sama," kata Tito kepada wartawan.
Tito menuturkan pemeriksaan di bandara yang dilakukan oleh Aviation Security justru membantu kepolisian untuk mengantisipasi maraknya aksi terorisme yang terjadi akhir-akhir ini.
"Pemeriksaan petugas Avsec di bandara tidak menyalahi aturan, yang penting dilakukan dengan prosedur yang berlaku. Saya pagi ini juga sengaja memeriksa di pintu x-ray untuk membuktikan proses pemeriksaan itu sudah benar dilakukan atau tidak. Sekali lagi pemeriksaan di bandara itu ada aturannya," kata Tito.
Saat ditanya mengenai prosedur yang langsung dilaksanakan termasuk melepas jam tangannya sendiri, Tito dengan senyum menyebutkan bahwa dia memang sengaja ikut jalur penumpang biasa untuk membuktikan jika ada pemeriksaan yang benar diterapkan di Bandar Udara Sam Ratulangi.
"Selain itu, ini menjadi contoh jika semua wajib diperiksa. Kepada petugas harus tegas tapi sopan dan ramah saat melakukan tugas. Dan kepada penumpang, ya harus ikut aturannya. Kalau diminta sesuai aturan ya ikut aturannya," tutur Tito.