Memicu Kontroversi, Satpol PP Malang Turunkan Baliho Red Army

Reporter

Rabu, 5 Juli 2017 23:01 WIB

Peni Suparto. TEMPO/Abdi Purnomo

TEMPO.CO, Malang--Polisi Pamong Praja (Satpol PP) Kota Malang menurunkan baliho organisasi Red Army setelah menjadi perbincangan ramai di lini masa media sosial. Baliho berlatar belakang warna merah itu disertai foto bekas Wali Kota Malang Peni Suparto dan berlambang bintang emas. Terdapat tulisan "Red Army, Kokohkan Pancasila, Tegakkan NKRI, Kerukunan Nasional Lahir dan Batin."

Sejumlah warganet menuding Red Army bagian dari paham komunisme. Red Army juga identik dengan tentara merah yang dikenal di Rusia dan Cina. Akhirnya baliho tersebut diturunkan Satpol PP pada Selasa, 4 Juli 2017. "Banyak laporan dan keresahan masyarakat. Diturunkan karena tak ada izin. Tak ada kaitan kontroversi di media sosial," kata Kepala Satpol PP Kota Malang Priyadi, Rabu, 5 Juli 2017.

Baca: Nuzulul Quran, Jokowi Bicara Kebinekaan dan Gebuk Komunisme

Satpol PP, katanya, memiliki kewenangan menurunkan baliho tanpa izin itu setelah banyak menerima laporan dan keluhan dari masyarakat. Baliho Red Army terpasang di dua titik di jalan utama Kota Malang sejak dua hari setelah hari raya Idul Fitri.

Komandan Komando Distrik Militer 0833 Kota Malang Letnan Kolonel Aprianko mengaku telah berkomunikasi dengan Peni Suparto dan pejabat Pemerintah Kota Malang atas laporan masyarakat. "Red Army identik satuan di Cina, Uni Soviet dan Vietnam. Orang luar kota tak tahu, akhirnya ramai. Sehingga ada anggapan Malang menjadi sarang komunis," katanya.

Dari komunikasi itu diputuskan baliho diturunkan. Dia berharap baliho diturunkan agar tak ada gejolak. "Agar Kota Malang tak dianggap sarang komunis dan tak terjadi hal yang tak diinginkan," ujarnya.

Lihat: 9,5 Jam Diperiksa, Alfian Tanjung Ngotot Komunisme Masih Hidup

Ketua Red Army Peni Suparto mengakui baliho tersebut belum berizin. Alasannya baliho dipasang saat libur lebaran dan izinnya tengah dalam proses. "Saat (baliho) dipasang, kantor pemerintah masih libur," ujarnya.

Peni menyangkal organisasi yang dipimpinnya beraliran kiri atau komunisme seperti yang dituduhkan warganet. Red Army terbentuk 2012, berazaskan Pancasila. Saat dideklarasikan pada Agustus 2013 dihadiri bekas Panglima TNI Jenderal Djoko Santoso. "Tak ada kaitan dengan komunis," katanya.

Saat deklarasi, katanya, Djoko Santoso menyampaikan agar nama organisasi diganti lantaran Red Army identik dengan tentara merah Cina, Uni Soviet dan Vietnam. "Seyogyanya diganti," kata Peni menirukan pernyataan Djoko Santoso.

Simak: Menteri Agama Lukman Hakim: Komunisme Itu seperti Hantu

Rencananya, pergantian nama dilakukan 10 Juli 2017 dikemas dalam acara halal bihalal dan memperingati hari kelahiran Pancasila. Organisasi berganti nama menjadi Garda Pancasila. Berlambang perisai bergambar bintang emas berlatar hitam.

Sebelum deklarasi pergantian nama Peni memasang baliho tersebut. Red Army, katanya, merupakan organisasi kemasyarakatan yang bergerak dibidang sosial, membantu korban bencana alam dan keluarga miskin. Red Army memiliki struktur organisasi sampai tingkat Kelurahan. Organisasi itu beranggotakan ribuan orang dan mendirikan koperasi untuk membangun ekonomi kerakyatan.

EKO WIDIANTO

Berita terkait

Keripik Tempe Rohani Sukses Kembangkan Usaha Berkat Pinjaman BRI

21 hari lalu

Keripik Tempe Rohani Sukses Kembangkan Usaha Berkat Pinjaman BRI

Strategi yang dilakukan ada di peningkatan pelayanan, mempertahankan kualitas produk, dan juga melakukan inovasi

Baca Selengkapnya

Ragam Kuliner Nikmat Asli Kota Malang

35 hari lalu

Ragam Kuliner Nikmat Asli Kota Malang

Apa saja makanan khas Kota Malang yang patut untuk dicoba?

Baca Selengkapnya

Kilas balik Pendirian Kota Malang yang dibentuk Pemerintah Hindia Belanda

36 hari lalu

Kilas balik Pendirian Kota Malang yang dibentuk Pemerintah Hindia Belanda

Seperti kebanyakan kota di Indonesia, Kota Malang mengalami pertumbuhan dan perkembangan setelah kedatangan pemerintah kolonial Belanda.

Baca Selengkapnya

Dua Rombongan Siswa Bertolak ke Istanbul dan New York Hari Ini

27 Februari 2024

Dua Rombongan Siswa Bertolak ke Istanbul dan New York Hari Ini

Madrasah Aliyah Negeri (MAN) 2 Kota Malang, Jawa Timur, akan mengirim 18 siswa mengikuti Istanbul Youth Summit (IYS) 2024.

Baca Selengkapnya

Tiga TPS di Kota Malang Kekurangan Surat Suara Pilpres 2024

14 Februari 2024

Tiga TPS di Kota Malang Kekurangan Surat Suara Pilpres 2024

Sejumlah TPS di Kota Malang kekurangan surat suara untuk Pilpres 2024. Proses pemungutan suara pun dihentikan.

Baca Selengkapnya

Eksplorasi Pesona Alam dan Budaya, Ini 5 Desa Wisata Terbaik di Jawa Timur

1 Februari 2024

Eksplorasi Pesona Alam dan Budaya, Ini 5 Desa Wisata Terbaik di Jawa Timur

Jawa Timur memang jagonya dalam pengembangan desa wisata, berikut 5 desa wisata yang wajib Anda cantumkan dalam daftar perjalanan Anda.

Baca Selengkapnya

Anies Baswedan di Ijtima Ulama Sebut Tak Kompromi dengan Komunisme

18 November 2023

Anies Baswedan di Ijtima Ulama Sebut Tak Kompromi dengan Komunisme

Anies Baswedan mengatakan, pihaknya memahami betul bahwa Indonesia adalah sebuah negeri yang berdasar Pancasila.

Baca Selengkapnya

Situasi Politik Jakarta Menjelang Peristiwa G30S 1965, PKI dan TNI Bersitegang Soal Angkatan Kelima

28 September 2023

Situasi Politik Jakarta Menjelang Peristiwa G30S 1965, PKI dan TNI Bersitegang Soal Angkatan Kelima

Menjelang meletusnya G30S 1965, situasi politik sangat tegang. PKI dan TNI bersitegang soal angkatan kelima.

Baca Selengkapnya

Begini Tugas Pokok dan Fungsi Satpol PP

8 September 2023

Begini Tugas Pokok dan Fungsi Satpol PP

Merujuk pada Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2010 tentang Satuan Polisi Pamong Praja, disebutkan Satpol PP memiliki tugas pokok menegakkan Perda.

Baca Selengkapnya

Peringatan 8 September dan Pamong Praja: Mengenal Sejarah Satpol PP

8 September 2023

Peringatan 8 September dan Pamong Praja: Mengenal Sejarah Satpol PP

Sejak zaman VOC, sejatinya sudah ada entitas Pamong Praja, yang saat itu dikenal sebagai "Pangreh Praja". Ada jejak cikal bakal Satpol PP?

Baca Selengkapnya