Kendaraan pemudik memenuhi ruas jalan Tol Jakarta-Cikampek arah Cikampek, di Bekasi, Jawa Barat, 22 Juni 2017. Pada H-3 lebaran, volume kendaraan pemudik mulai mengalami peningkatan di ruas jalan Tol Jakarta-Cikampek dan diprediksi puncak arus mudik terjadi pada H-2 Lebaran. ANTARA/Risky Andrianto
TEMPO.CO, Karawang - Titik pertemuan arus dari jalan tol Cipularang dengan jalan tol Cikopo-Palimanan (Cipali) menjadi pemicu kepadatan arus lalu lintas di jalan tol Jakarta-Cikampek pada Kamis malam atau tiga hari setelah Lebaran 2017.
"Pertemuan arus lalu lintas di Kilometer 66 menjadi penyebab utama tersendatnya arus lalu lintas di jalan tol Jakarta-Cikampek," kata Kapolres Karawang AKBP Ade Ary Syam Indradi saat dihubungi di Karawang, Jawa Barat, Kamis malam, 29 Juni 2017.
Ia mengatakan, di titik Km 66, ribuan kendaraan yang melintas dari arah Cipularang dan Cipali bertemu untuk memasuki jalan tol Jakarta-Cikampek.
"Ada lima lajur di jalan tol Cipularang dan lima lajur di jalan tol Cipali, kemudian bertemu di Km 66 jalan tol Jakarta-Cikampek," katanya.
Memasuki jalan tol Cikampek itu, ruas berkurang menjadi empat lajur. Sehingga terjadi kepadatan arus lalu lintas dan kendaraan harus antre untuk memasuki jalan tol Jakarta-Cikampek di Km 66.
Kepadatan arus lalu lintas juga terjadi akibat antrean panjang kendaraan yang akan menuju rest area Km 62 dan 42.
Petugas telah melakukan beberapa kali antisipasi untuk mengurai kemacetan, di antaranya dengan memberlakukan contra flow atau jalur lawan arah.
Pada Kamis malam, contra flow diberlakukan dari jalan tol Jakarta-Cikampek Km 65 atau wilayah Dawuan, Karawang.
Operator jalan tol Jakarta-Cikampek memperpanjang (contra flow) dari Km 65 sampai Km 41 arah Jakarta menyusul peningkatan volume kendaraan arus balik Lebaran.
Rekayasa lalu lintas itu diberlakukan karena ekor antrean kendaraan arus balik Lebaran dari arah Cipali sampai Km 72 dan dari arah Cipularang.