Sejumlah kendaraan bermotor berjalan merayap saat melintas di Tol Dalam Kota, Tembalang, Semarang, Jawa Tengah, 21 Juni 2017. PT Jasa Marga Semarang memprediksi kenaikan volume kendaraan selama musim mudik dan balik Lebaran 2017 ini sebesar 30 persen dari rata-rata 157.796 unit per hari menjadi 170.910 unit mobil per hari. ANTARA FOTO
TEMPO.CO, Jakarta - Sekretaris Jenderal Kementerian Perhubungan Sugihardjo memprediksi puncak arus balik Libur Lebaran terjadi pada 30 Juni-1 Juli 2017. Prediksi ini, kata dia, memperhitungkan habisnya masa cuti bersama pada 2 Juli 2017.
"Kami perkirakan arus balik akan terjadi pada Jumat dan Sabtu karena kita tahu mulai Senin, 3 Juli 2017 semua sudah masuk. Cuti bersama habis. Ini akan terjadi kepadatan," kata Sugihardjo di kantornya di Jakarta, Selasa, 27 Juni 2017.
Berdasarkan pantauan Kementerian Perhubungan, hingga hari ini belum ada tanda-tanda adanya arus balik menuju Jakarta. Ia pun mengimbau agar masyarakat kembali ke Jakarta lebih cepat. "Kami imbau bagi masyarakat yang tidak ada keperluan, bisa pulang duluan," ujarnya.
Sugihardjo mengatakan pada arus mudik dan arus balik masa libur Lebaran 2017 telah terdistribusi secara waktu dan wilayah sehingga arus kendaraan berjalan lebih lancar.
"Tapi kalau mengharapkan tidak macet agak sulit, karena sarana kita tidak didesain mampu mengatasi hari puncak," ujarnya.
Kementerian Perhubungan hanya mampu melakukan langkah-langkah optimalisasi dan optimasi untuk mengatasi arus mudik serta balik. Masyarakat yang akan mudik dan kembali ke Jakarta diminta mematuhi arahan petugas yang mengatur lalu lintas perjalanan.
Pada hari ini, pergerakan angkutan udara masih relatif tinggi sesuai prediksi Kementerian Perhubungan. Sedangkan untuk moda transportasi kereta api masih dibatasi jumlah kursi yang tersedia. "Kalau kereta api, masih dibatasi kapasitas supply," ujarnya.
Perum Lembaga Penyelenggara Pelayanan Navigasi Penerbangan Indonesia (LPPNPI) atau AirNav Indonesia, menerima kunjungan kerja Direktur Jenderal Perhubungan Udara Kementerian Perhubungan, Maria Kristi Endah Murni.