Gubernur Bengkulu Ridwan Mukti (kedua kiri) dikawal petugas memasuki gedung KPK, Jakarta, 20 Juni 2017. Tim satuan Petugas (Satgas) KPK melakukan operasi tangkap tangan (OTT) terhadap Gubernur Bengkulu, Ridwan Mukti dan istrinya Lily Martiani Maddari serta dua orang pengusaha di bidang kontraktor dan satu kepala dinas terkait salah satu proyek di Bengkulu. TEMPO/Eko Siswono Toyudh
TEMPO.CO, Jakarta - Sejumlah keluarga Gubernur Bengkulu Ridwan Mukti mendatangi rutan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK). Nampak Andrian, menantu Ridwan Mukti, berjalan keluar dari Gedung KPK, Rasuna Said, Jakarta Selatan, Minggu, 25 Juni 2017. Dia mengunakan kemeja lengan panjang berwarna biru bersama seorang perempuan dengan bergaun dengan warna selaras dengannya.
Andrian mengatakan kedatangannya ke Rutan KPK untuk bersilahturahmi dengan kedua mertuanya. "Kan suasana lebaran jadi silahturahmi saja," kata Andrian.
Gubernur Bengkulu Ridwan Mukti sebelumnya terjaring operasi tangkap tangan (OTT) oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) pada 20 Juni 2017. Dia bersama istrinya, Lili Martiani Maddari sekarang ditahan di Rumah Tahanan KPK dalam kasus proyek dua pembangunan jalan yang di menangkan PT Statika Mitra Sarana.
Bekal yang dibawa, kata Andrian, tidak membawa makanan khusus untuk Gubernur Bengkulu dan istrinya. "Tidak bawa apa-apa tadi," ujarnya.
Andrian pun tidak menjelaskan secara rincian pesan yang disampaikan oleh Ridwan dan Lili. "Pesan khusus, tidak ada kok," kata Andrian sambil memasuki mobil.
Tidak lama berselang, dua orang wanita muda berpakaian putih-putih dengan kerudung berwarna biru dan merah muda berjalan meninggalkan Gedung KPK. Keduanya merupakan anak dari Gubernur Bengkulu Ridwan Mukti. Mereka langsung memasuki sebuah mobil minibus berwarna hitam.