Antisipasi Milisi dari Marawi, Kodim Nunukan Sweeping Pelabuhan
Editor
Dian Andryanto
Rabu, 7 Juni 2017 09:30 WIB
TEMPO.CO, Nunukan -Memastikan setiap orang yang keluar dan masuk di Kabupaten Nunukan, Kalimantan Utara adalah warga biasa, TNI Angkatan Darat melalui Kodim setempat melakukan pemeriksaan. Dokumen dan barang bawaan penumpang di geledah di pelabuhan untuk antisipasi masuknya milisi Maute dari Marawi, Filipina.
Komandan Kodim Nunukan, Letnan Kolonel Kav Valian Wicaksono Magdi mengatakan pemeriksaan setiap orang yang datang dan keluar ini sebagai salah satu upaya menangkal masuknya paham radikal ke Indonesia. Nunukan sebagai salahsatu wilayah yang berbatasan langsung dengan Malaysia kata dia sangat memungkinkan jadi tempat pelarian bagi milisi Maute di Marawi.
Baca juga:
TNI - Polri Antisipasi Solidaritas Marawi, Pengawasan Diperketat
"Sudah kita amankan semua titik keluar dan masuk orang, kita sudah melakukan sweeping sejak sepekan terakhir," kata Valian Wicaksono Magdi kepada Tempo, Selasa, 6 Juni 2017.
Sejauh ini kata dia belum ada ditemukan orang dengan barang bawaan mencurigakan. Dari pemeriksaan yang digelar di lima pelabuhan, Pelabuhan Sembakung, Pelabuhan SUngai Ular, Kecamatan Sei Manggaris, Pelabuhan Pembeliangan Kecamatan Sebuku, Pelabuhan Ketingan, Kecamatan Sei Manggaris dan Pelabuhan Aji Kuning di Kecamatan Sebatik belum di temukan orang mencurigakan.
Baca pula:
Waspada Teroris, Gubernur Kaltim: Marawi - Maratu Cuma 3,5 Jam
Warga perbatasan di daerah ini kerap keluar dan masuk Indonesia. Biasanya, tujuan mereka ke Malaysia, baik untuk berdagang atau pun bekerja.
Pasca penyerangan pasukan militer Filipina terhadap Milisi Maute di Marawi, Filipina Selatan, Indonesia wespada. Penyerbuan yang membuat milisi terdesak sangat mungkin melarikan diri. Indonesia sebagai negara tetangga bisa menjadi pelarian mengingat akses menuju Indonesia melalui perbatasan darat atau laut cenderung mudah.
"Makanya, kita kuatkan early warning yang juga melibatkan seluruh masyarakat melalui deteksi dini dan pencegahan dini, temu cepat dan lapor cepat. Bila melihat orang-orang baru dan mengetahui info sekecil apapun segera informasikan kepada aparat," kata Valian.
Silakan baca:
Waspadai Dampak Teror ISIS di Marawi, TNI Gelar Pasukan
Sampai hari ini pemeriksaan terhadap setiap penumpang kapal baik di pelabuhan resmi atau pun pelabuhan kecil terus di lakukan. Di Kabupaten Nunukan, jumlah pelabuhan tak resmi dengan tujuan pelayaran ke negara tetangga jumlahnya besar. Tapi, Valian mengaku telah menjaga dan mengawasi seluruh kegiatan di pelabuhan.
Tak cuma pelabuhan, sweeping terhadap penghuni kos dan rumah kontrakan juga ruti di gelar di Kabupaten Nunukan. Ini kata dia untuk menginventarisir penghuni baik yang sudah lama atau penghuni baru.
Baca:
Kalimantan Waspadai Pelarian Kelompok ISIS dari Marawi
"Kami gelar sosialisasi ke masyarakat yang melibatkan Babinsa di desa binaannya masing-masing, Babinsa sebagai ujung tombak TNI di masyarakat," kata Valian.
Kabupaten Nunukan memiliki garis batas negara sepanjang sekitar 450 kilometer. Garis batas negara yang membentang dari selatan ke utara di jaga Satuan Pengamanan Perbatasan (Satgas Pamtas). Dengan demikian hampir tak ada celah bagi setiap orang yang datang menyusup. "Titik-titik klasik keluar masuk baik resmi maupun ilegal seluruhnya sudah kita amankan," kata dia.
Pengamanan di Nunukan untuk antisipasi masuknya milisi Maute dari Marawi ini melibatkan hampir seluruh aparat keamanan. Satgas Pamtas, Pos TNI AL, Lanal Satgas Marinir, Babinsa, Babinkamtibmas juga Kompi Brimob terlibat. "Tetap saja yang pokok kita perkuat adalah ketahanan masyarakat melalui kegiatan Binter Kodim dengan Babinsa sebagai ujung tombaknya di lapangan," kata Valian.
FIRMAN HIDAYAT