Sidang Suap Satelit, Terdakwa: Ambil Fee Perintah Kepala Bakamla

Senin, 5 Juni 2017 18:28 WIB

Mantan Deputi Bidang Informasi Hukum dan Kerja Sama Bakamla, Eko Susilo Hadi berjalan seusai menjalani pemeriksan oleh penyidik digedung KPK, Jakarta, 23 Januari 2017. Tersangka Eko Hadi diperiksa sebagai saksi untuk tersangka pegawai PT Melati Technovo Indonesia Muhammad Adami Okta dalam kasus dugaan suap proyek pengadaan lima unit alat monitoring satelit di Bakamla dengan nilai proyek Rp 200 miliar. TEMPO/Eko Siswono Toyudho

TEMPO.CO, Jakarta - Deputi Informasi Hukum dan Kerja Sama Badan Keamanan Laut (Bakamla) RI Eko Susilo Hadi mengaku diperintah oleh Kepala Bakamla RI Laksamana Madya Ari Soedewo untuk menerima jatah dari PT Melati Technofo Indonesia terkait pengadaan satelit monitoring tahun anggaran 2016. Keterangan ini ia ungkapkan saat menjalani sidang pemeriksaan terdakwa di Pengadilan Tindak Pidana Korupsi Jakarta, Senin, 5 Juni 2017.

"Kabakamla ngeluh, Fahmi (Fahmi Habsyi) udah nggak benar. Beliau sampaikan juga bahwa ada fee 15 persen dan ada jatah kita Bakamla 7,5 persen," kata Eko di hadapan majelis hakim Pengadilan Tindak Pidana Korupsi.

Baca juga: Sidang Suap Satelit Bakamla, Kabakamla Bantah Terima Duit

Dia mengatakan ia pertama kali tahu adanya jatah untuk Bakamla dari pemenang tender proyek satelit monitoring itu, PT Melati Technofo Indonesia, saat dipanggil Ari Soedewo pada Oktober 2016. "Sebelumnya saya enggak tahu," katanya. Saat dipanggil itu, kata Eko, Ari juga mengeluh atas tingkah staf khususnya, Ali Fahmi alias Fahmi Habsyi, yang mengurus tender proyek satelit monitoring di Bakamla.

Eko melanjutkan, setelah itu Ari memintanya untuk mengkonfirmasi jatah tersebut ke PT Melati Technofo Indonesia. Ia lalu mengutus Laksamana Pertama Bambang Udoyo untuk memanggil perwakilan PT Melati Technofo Indonesia. Sekitar dua pekan kemudian, Eko mengaku bertemu Muhammad Adami Okta, pegawai PT Melati Technofo Indonesia.

"Saya kemudian konfirmasi ‎Adami, apakah benar ada jatah. Kata Adami, benar ada jatah 15 persen dan untuk Bakamla 7,5 persen. Adami bilang saya akan berikan dulu 2 persen," ujarnya.

Simak pula: Sidang Suap Satelit, Kepala Bakamla Akui Bertemu Terdakwa 2 Kali

Besar anggaran proyek satelit monitoring ini awalnya adalah sebesar Rp 400 miliar. Namun, karena ada pengurangan pagu anggaran, nilainya turun menjadi Rp 220 miliar. Sehingga, dua persen yang diberikan Adami adalah sebesar Rp 4 miliar.

Eko kemudian melapor ke Kepala Bakamla. Selanjutnya Ari Sodewo memerintahkannya mengambil jatah 2 persen itu dan diberikan Rp 1 miliar ke Bambang Udoyo serta Rp 1 miliar ke Kepala Biro Perencanaan dan Organisasi Bakamla Nofel Hasan. "Sisanya kamu pegang dulu," kata Eko menirukan ucapan Ari Soedewo kepadanya. "Ya sudah, saya ambil sesuai perintah (Kabakamla)".

Eko mengatakan belum ada perintah duit sisa sebesar Rp 2 miliar yang diberikan Adami itu mau diapakan. Ia pun juga belum sempat meminta sisa jatah 5,5 persen. "Kabakamla perintah ke saya pegang dulu. Kan masih ada sisanya 5,5 persen. Jadi Rp 2 miliar yang saya terima terakhir itu saya pegang, belum saya laporkan waktu ‎itu ke Kabakamla," ujar dia.

Lihat juga: Sidang Suap Satelit, Kepala Bakamla Bantah Minta Fee 7,5 Pesen

Dalam perkara ini Eko Susilo Hadi didakwa menerima suap sebesar US$ 10 ribu, 10 ribu Euro, Sin$ 100 ribu, dan US$ 78.500 dari pemilik PT Melati Technofo Indonesia, Fahmi Darmawansyah. Suap itu diberikan agar Bakamla memenangkan PT Melati Technofo Indonesia dalam pengadaan satelit monitoring di Bakamla tahun anggaran 2016.

MAYA AYU PUSPITASARI

Berita terkait

KPK Setor Rp126 Miliar ke Negara dari Uang Pengganti Kasus Korupsi di Bakamla

6 hari lalu

KPK Setor Rp126 Miliar ke Negara dari Uang Pengganti Kasus Korupsi di Bakamla

KPK menyetorkan uang pengganti kasus suap satelit Bakamla dengan terpidana korporasi PT Merial Esa.

Baca Selengkapnya

Lukas Enembe akan Jalani Sidang Dakwaan Hari Ini

19 Juni 2023

Lukas Enembe akan Jalani Sidang Dakwaan Hari Ini

Lukas Enembe seharusnya menjalani sidang pertama pada Senin, 12 Juni 2023. Namun ia sakit, lalu meminta hadir langsung di pengadilan.

Baca Selengkapnya

Pengacara Ungkap Alasan Lukas Enembe Ngotot Mau Sidang Offline

12 Juni 2023

Pengacara Ungkap Alasan Lukas Enembe Ngotot Mau Sidang Offline

Pengacara Lukas, Otto Cornelis Kaligis, mengatakan kliennya ingin masyarakat melihat bahwa Lukas Enembe memang betulan sakit.

Baca Selengkapnya

Berkas Tahap II Diserahkan, Lima Tersangka Korupsi Impor Garam Segera Jalani Sidang

2 Maret 2023

Berkas Tahap II Diserahkan, Lima Tersangka Korupsi Impor Garam Segera Jalani Sidang

Lima tersangka kasus korupsi impor garam segera akan menghadapi sidang. Penyerahan berkas tahap 2 telah dilaksanakan.

Baca Selengkapnya

Surya Darmadi Kembali Sebut Dakwaan Jaksa Penuntut Umum Mengada-Ada

18 September 2022

Surya Darmadi Kembali Sebut Dakwaan Jaksa Penuntut Umum Mengada-Ada

Surya Darmadi menyatakan dirinya seharusnya hanya mendapatkan sanksi administratif, bukan pidana.

Baca Selengkapnya

Komisi Yudisial Diminta Pantau Persidangan Tipikor di Banjarmasin

22 April 2022

Komisi Yudisial Diminta Pantau Persidangan Tipikor di Banjarmasin

Berharap Majelis Hakim tidak dapat diintervensi oleh pihak-pihak yang beritikad jahat

Baca Selengkapnya

KPK Pikir-pikir Ajukan Banding Atas Vonis PT Merial Esa

20 April 2022

KPK Pikir-pikir Ajukan Banding Atas Vonis PT Merial Esa

KPK mengapresiasi putusan Majelis Hakim yang menyatakan PT Merial Esa bersalah melakukan tindak pidana suap di proyek Bakamla

Baca Selengkapnya

KPK Sita Rp 100 Miliar dari Kasus Bakamla

3 Januari 2022

KPK Sita Rp 100 Miliar dari Kasus Bakamla

Duit disita dari beberapa rekening bank yang diduga berhubungan dengan kasus Bakamla.

Baca Selengkapnya

KPK Rampungkan Berkas Tersangka Korporasi di Kasus Satelit Monitoring Bakamla

31 Desember 2021

KPK Rampungkan Berkas Tersangka Korporasi di Kasus Satelit Monitoring Bakamla

KPK menetapkan PT Merial Esa menjadi tersangka kasus suap proyek pengadaan satelit monitoring dan drone di Badan Keamanan Laut (Bakamla).

Baca Selengkapnya

KPK Periksa 2 Tersangka Kasus Korupsi Bakamla

11 Juni 2020

KPK Periksa 2 Tersangka Kasus Korupsi Bakamla

KPK belum menahan Leni dan dan Juli, dua tersangka kasus korupsi yang juga pejabat internal Bakamla RI.

Baca Selengkapnya