Panglima TNI: Jangan Jadikan Indonesia Ajang Konflik Agama

Reporter

Rabu, 31 Mei 2017 21:54 WIB

Presiden Jokowi mengadakan pertemuan dengan Wapres Jusuf Kalla, Menkopolhukam Wiranto, Panglima TNI Gatot Nurmantyo, Kapolri Jenderal Tito Karnavian, Kepala BIN Budi Gunawan, di Istana Merdeka, Jakarta, 17 April 2017. TEMPO/Amirullah

TEMPO.CO, Jakarta - Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo mengingatkan seluruh komponen bangsa dan Aparatur Sipil Negara (ASN) agar tidak menjadikan negeri ini ajang konflik agama.

Panglima TNI dalam pengarahannya kepada Aparatur Sipil Negara (ASN) Inspektorat Jenderal Kementerian Agama di acara Workshop yang mengambil tema "Peneguhan Pancasila Bagi Aparatur Sipil Negara" mengajak seluruh ASN berperan aktif dalam mencegah maraknya provokasi dan adu domba di tengah masyarakat.

"ASN harus bisa mengajak seluruh masyarakat dalam menghapus sentimen negatif atas dasar Suku, Agama, Ras dan Antar golongan (SARA)," katanya di Jakarta, Rabu 31 Mei 2017. (Baca: Jokowi Gunakan Komik dan Vlog Hadapi Kelompok Anti-Pancasila)

Jenderal TNI Gatot Nurmantyo menuturkan, setiap agama pasti mengajarkan kebaikan, sehingga tidak ada alasan menjadikan agama sebagai alat permusuhan dan perpecahan.

"Saya seorang Muslim, di dalam agama saya, Islam adalah agama yang paling baik, namun di agama lainnya, mereka juga berpikir yang paling baik. Jadi tidak usah diperdebatkan tentang perbedaan agama. lakum diinukum waliyadin (untukmu agamamu, untukku agamaku), semua agama mengajarkan perdamaian dan kebaikan. Jangan jadikan negeri ini ajang konflik agama," tutur Gatot Nurmantyo.

Di hadapan peserta yang terdiri atas para pimpinan Kementerian Agama se-Indonesia, Panglima TNI mengingatkan bahwa Pancasila harus menjadi dasar kehidupan berbangsa dan bernegara. Menurut dia, cara beragama di Indonesia sudah ditetapkan dalam Sila Pertama Pancasila, yaitu Ketuhanan Yang Maha Esa.

"Bila tidak ada Islam, Kristen, Hindu, Budha dan Konghucu, maka itu bukan Indonesia," tuturnya. (Baca: Maarif Institute: Sekolah Selama Ini Permisif Ideologi Berbahaya)

Panglima TNI melanjutkan, saat ini bangsa Indonesia sedang menghadapi tantangan kompetisi global. Dalam menghadapi tantangan tersebut, bangsa Indonesia harus menjadi bangsa pemenang bukan bangsa pecundang. Untuk menjadi bangsa pemenang, Jenderal bintang empat ini menuturkan sejumlah tantangan dan peluang yang akan dihadapi bangsa Indonesia di era globalisasi.

Misalnya, energi. Ia menyebut produksi minyak menurun akan menyebabkan gaya hidup akan berubah. Perubahan sudah terjadi pada bidang bisnis. Dia mencontohkan perusahaan taksi online yang tidak memiliki armada taksi dan sepeda motor.

"Kekuatan ekonomi bukan pada besarnya negara tapi siapa cepat negara tersebut memiliki inovasi," ujar Gatot.

Gatot Nurmantyo melanjutkan, orang yang tinggal di luar negara-negara ekuator akan mengalami krisis pangan, energi dan air. Akibatnya, mereka akan melakukan migrasi menuju daerah ekuator seperti Indonesia. Negara yang kalah dalam kompetisi akan menjadi negara multi krisis dan berimbas pada krisis sosial dalam bentuk migrasi lintas negara. (Baca: Ormas Anti-Pancasila, Menteri Ryamizard: Cari Negara Lain Saja)

"Migrasi tidak sama seperti pengungsi, karena migrasi perpindahan manusia antar negara untuk mencari penghidupan yang lebih baik. Bila kita lengah menjaga bangsa ini, tidak menutup kemungkinan bangsa Indonesia akan terkena dampak migrasi tersebut," tuturnya.

Konflik antar negara di seluruh dunia saat ini, Gatot berujar, sejatinya dilatarbelakangi oleh perebutan energi. Salah satu contohnya adalah konflik yang terjadi di wilayah Arab Spring. Mendatang, kata dia, konflik di dunia akan bergeser ke daerah ekuator.

"Yang tadinya berlatar belakang energi, berubah karena alasan pangan, air dan energi," ucapnya.

Panglima TNI juga mengingatkan, sebagai pembina umat (ASN Kemenag) Pancasila juga tidak luput juga akan digoyang. Dia menjelaskan, bila Pancasila hilang, tidak ada keadilan. Padahal dalam Pancasila hak dijunjung tinggi.

Panglima TNI pun menyampaikan perspektif ancaman terhadap NKRI. Ancaman pertama adalah migrasi, dan selanjutnya ancaman narkoba. Menurutnya, ada hampir 5 juta atau 2 persen penduduk kita terkena narkoba.

"Kita ini sudah berada dalam darurat narkoba," ujar Gatot seraya menambahkan ancaman lainnya adalah terorisme dan radikalisme, serta penjajahan media sosial.. Atas fenomena penjajahan media sosial ini, Panglima mengaku prihatin. "Ini mengancam persatuan kesatuan bangsa," kata Panglima TNI. (Baca: DPR Dukung Situs Penyebar Paham Anti-Pancasila Diblokir)

Sementara itu Menteri Agama, Lukman Hakim Saifuddin mengatakan di tengah tantangan kompleks, ekspektasi publik semakin besar kepada Kemenag karena mengemban amanah mengelola hal ihwal agama. Lukman ingin membangun optimisme di semua kalangan bahwa mayoritas bangsa Indonesia masih mempunyai komitmen terhadap Pancasila, NKRI, Bineka Tunggal Ika, dan UUD 1945.

Ketahanan bangsa Indonesia saat ini tak terlepas dari warisan yang dirumuskan para pendiri bangsa tersebut. "Warisan-warisan tersebut dicetuskan dari budaya dan identitas lokal Indonesia sebagai bangsa religius dan agamis," kata Menag.

Dengan demikian hasil rumusannya kental dan berpijak pada nilai-nilai agama yang luhur. Betapapun Pancasila adalah pengejewantahan dan wujud manifestasi dari nilai agama itu.

"Inilah yang menjadi kewajiban kita wariskan warisan ini ke generasi penerus. Indonesia yang religius damai dan rukun harus jadi perhatian kita," kata dia. Selanjutnya, disaksikan Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin, Panglima TNI menuliskan ungkapan (quote) di atas kanvas komitmen meneguhkan Pancasila. (Baca: Presiden Jokowi Segera Bentuk Unit Pemadam Intoleransi)

Di samping itu pula sebagai pamungkas kegiatan ini, para peserta yang terdiri pejabat eselon I dan II Kemenag Pusat, Kanwil se-Indonesia, Kemenag Kab/ Kota se-Pulau Jawa, Lampung, dan Bali, perwakilan Kemenag Kab/ Kota di luar Jawa, Lampung, dan Bali, rektor dan ketua perguruan tinggi agama negeri se-Indonesia, seluruh auditor Kemenag, dan pejabat Itjen Kemenag, membaca deklarasi kesetiaan terhadap NKRI dan merawat bersama Pancasila dan kebhinekaan.

ANTARA


Berita terkait

Selangkah Lagi Jadi WNI, Calon Pemain Timnas Indonesia Maarten Paes Sudah Pelajari Pancasila dan Indonesia Raya

56 hari lalu

Selangkah Lagi Jadi WNI, Calon Pemain Timnas Indonesia Maarten Paes Sudah Pelajari Pancasila dan Indonesia Raya

Maarten Paes ingin segera belajar Bahasa Indonesia dan berjanji bakal berkontribusi untuk perkembangan sepak bola Indonesia.

Baca Selengkapnya

Jokowi Bagi-bagi Sepeda, Warga Diminta Ucapkan Pancasila bukan Nama Ikan

23 Februari 2024

Jokowi Bagi-bagi Sepeda, Warga Diminta Ucapkan Pancasila bukan Nama Ikan

Presiden Jokowi kembali membagikan sepeda ke warga ketika berkunjung ke Kota Bitung, Sulawesi Utara, Jumat, 23 Februari 2024.

Baca Selengkapnya

Ahmad Basarah Optimistis Ideologi Negara Terus Menyala

9 Februari 2024

Ahmad Basarah Optimistis Ideologi Negara Terus Menyala

Penerbitan buku tentang Pancasila oleh mahasiswa sangat menginspiras

Baca Selengkapnya

Bamsoet Ajak Kader FKPPI Jaga dan Bela Pancasila

25 Januari 2024

Bamsoet Ajak Kader FKPPI Jaga dan Bela Pancasila

Bambang Soesatyo apresiasi kader FLPPI yang berkomitmen menjaga dan membela pancasila.

Baca Selengkapnya

Bamsoet Ajak Komunitas Otomotif Kuatkan Nilai-Nilai Kebangsaan

25 Januari 2024

Bamsoet Ajak Komunitas Otomotif Kuatkan Nilai-Nilai Kebangsaan

Dalam komunitas otomotif dapat ditemukan banyak aspek yang sangat relevan dengan nilai-nilai kebangsaan.

Baca Selengkapnya

Lambang Pancasila 1 sampai 5 Beserta Maknanya

17 Januari 2024

Lambang Pancasila 1 sampai 5 Beserta Maknanya

Lambang Pancasila 1 sampai 5 memiliki makna mendalam yang mencerminkan Indonesia. Berikut ini makna lambang Pancasila yang wajib diketahui.

Baca Selengkapnya

Mahfud Md: Tugas Saya Paling Pokok di Politik Menjaga Keutuhan Ideologi

14 Januari 2024

Mahfud Md: Tugas Saya Paling Pokok di Politik Menjaga Keutuhan Ideologi

Mahfud Md berharap masyarakat tidak jauh kepada pikiran yang ingin mengganti ideologi Indonesia itu.

Baca Selengkapnya

FSGI Bicara Pergantian Nama PPKn jadi Pendidikan Pancasila: Ada Dua Rekomendasi

1 Januari 2024

FSGI Bicara Pergantian Nama PPKn jadi Pendidikan Pancasila: Ada Dua Rekomendasi

Perubahan PPKn menjadi Pendidikan Pancasila dimulai pada Juli 2022.

Baca Selengkapnya

Makna dan Kedudukan Pancasila sebagai Dasar Negara Indonesia

18 Desember 2023

Makna dan Kedudukan Pancasila sebagai Dasar Negara Indonesia

Ketahui makna dan kedudukan Pancasila sebagai dasar negara Indonesia berikut ini. Maknanya mendalam dan sesuai dengan nilai-nilai bangsa Indonesia.

Baca Selengkapnya

Heru Budi Beri Hadiah 2 Siswa SLB Negeri 7 Jakarta yang Bisa Sebutkan Pancasila

13 Desember 2023

Heru Budi Beri Hadiah 2 Siswa SLB Negeri 7 Jakarta yang Bisa Sebutkan Pancasila

Dua penyandang siswa disabilitas bacakan Pancasila di atas panggung lalu Heru Budi berikan hadiah

Baca Selengkapnya