Menkopolhukam Wiranto, Panglima TNI Gatot Nurmantyo, Kapolri Jenderal Tito Karnavian, Kepala BIN Budi Gunawan, berjabat tangan bersama usai mengadakan pertemuan dengan Presiden Jokowi dan Wakil Presiden Jusuf Kalla di Istana Merdeka, Jakarta, 17 April 2017. TEMPO/Amirullah
TEMPO.CO, Jakarta -Kapolri Tito Karnavian mengatakan untuk penanganan teroris di Indonesia pasca peristiwa Bom Kampung Melayu harus dilakukan lebih intensif lagi. Tindakan yang harus dilakukan melalui proses pencegahan. Proses rehabilitasi para pelaku juga perlu dilaksanakan. "Kita juga perlu membuat daftar organisasi teroris di Indonesia," ujar Tito saat konprensi pers di Rumah Sakit Polri, Kramat Jati, Jakarta Timur, Jumat 26 Mei 2017.
Menurut Tito Karnavian, bentuk penanganan teroris akan berbenturan dengan kebebasan masyarakat. Peningkatan sistem keamanan nasional secara otomotatis akan mengurangi kebebasan masyarakat. "Sebagai contoh kalau sudah ditetapkan organisasi teroris, para anggota bisa ditangkap," ujarnya.
Tindakan kriminalisasi, kata Tito harus diambil untuk mencegah terulang peristiwa teror bom. Biasanya para pelaku bom yang memakai konsep jihad harus melakukan terlebih dahulu. Sehingga kalau sudah teridentifikasi bisa langsung diproses hukum. "Biarpun dalam pelatihan hanya mengunakan airsoft gun maupun senjata mainan," ujarnya.
Kepanikan yang ditimbulkan, menurut Tito, negara tidak boleh kalah. Bom Bali, peristiwa teror yang lebih besar mampu diatasi. "Untuk bom Kampung Melayu, pasti bisa diungkap," ujar Tito.
Tito Karnavian mengharapkan dukungan dari berbagai pihak, dibutuhkan partisipasi dari intelijen, TNI, dan ulama untuk mencegah terulang peristiwa seperti ini. Ia mengharapkan, bulan Ramadan ini para ulama bisa menyampaikan ceramah nengenai perdamaian.
"Jangan ada lagi kekerasan dengan korban masyarakat," ujar Kapolri Tito Karnavian.
IRSYAN HASYIM I S. DIAN ANDRYANTO
Video Terkait: Polisi Geledah Rumah Terduga Pelaku Bom Kampung Melayu di Bandung