Kasus Novel, Komnas HAM Rancang Rekomendasi Bentuk Tim Independen

Reporter

Selasa, 23 Mei 2017 08:47 WIB

Sejumlah aktifis yang tergabung dalam Koalisi Masyarakat Sipil membawa topeng foto Novel Baswedan di gedung KPK, Jakarta, 12 April 2017. Mereka meminta KPK dan aparat kepolisian untuk segera mengusut kasus penyiraman air keras yang menimpa penyidik senior KPK Novel Baswedan didepan kediamannya dikawasan Kelapa Gading, Jakarta. TEMPO/Eko Siswono Toyudho

TEMPO.CO, Jakarta - Komisi Nasional Hak Asasi Manusia sedang menyusun rekomendasi pembentukan tim pencari fakta (TPF) kasus penyerangan penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Novel Baswedan untuk diserahkan kepada Presiden Joko Widodo. Rekomendasi terlebih dulu akan dibawa ke rapat paripurna pimpinan Komnas HAM pada awal Juni 2017, sebelum dikirim ke Istana Negara. “Serangan terhadap Novel atau penyidik KPK bukan yang pertama kali. Sudah beberapa kali, tapi tak ada yang terungkap. Kasus ini juga dialami aktivis antikorupsi,” kata Komisioner Sub-Komisi Mediasi Komnas HAM, Maneger Nasution, kepada Tempo, Senin 22 Mei 2017. (Baca: Kontras Tuntut Pemerintah Bentuk Tim Usut Kasus Novel Baswedan)

Menurut Maneger, rapat paripurna Komnas HAM pada awal Mei 2017 memutuskan membentuk tim yang bertugas mengumpulkan bukti dan informasi dari tempat kejadian perkara. Tim yang berada di bawah Sub-Komisi Pemantauan Komnas HAM tersebut bekerja dalam waktu 30 hari dan telah bertemu dengan tetangga, tokoh masyarakat, dan keluarga Novel. Tim ini masih akan bertemu lagi dengan Koalisi Masyarakat Peduli KPK, pimpinan KPK, dan perwakilan Kepolisian Daerah Metro Jaya.

Dia menuturkan, seluruh hasil pengumpulan bukti dan pertemuan juga akan dipertimbangkan menjadi rekomendasi terjadinya pelanggaran HAM dalam kasus Novel. Dia juga mengkritik kinerja kepolisian yang sudah lebih dari 40 hari tak mampu menemukan pelaku. Menurut dia, ada beberapa bukti dan informasi dari para saksi dan korban yang sangat kuat mengarah pada pelaku serta motif penyerangan. (Baca: ICW: Polisi Lamban Mengungkap Kasus Penyerangan Novel Baswedan)

Juru bicara KPK, Febri Diansyah, mengatakan lembaganya terbuka dan menyambut positif keputusan Komnas HAM untuk terlibat dalam pengusutan kasus penyerangan Novel. Ia menambahkan, KPK bersedia berkoordinasi dengan Komnas HAM untuk beberapa kerja sama yang memungkinkan sesuai dengan kewenangan masing-masing.

“Apa-apa yang mungkin dilakukan bersama antara KPK dan Komnas HAM,” kata Febri. “Hingga saat ini memang kami (KPK) belum menerima informasi lagi tentang perkembangan kasus dari kepolisian.”

Anggota Koalisi Masyarakat Peduli KPK, Tama Lankun, mengatakan Jokowi memang harus meneken keputusan presiden tentang pembentukan TPF kasus penyerangan Novel. Menurut dia, tim itu bukan hanya untuk mengungkap kasus Novel sebagai pribadi, melainkan sebagai jaminan perlindungan negara terhadap penegak hukum dan aktivis yang bergerak dalam pemberantasan korupsi. “Kalau dibiarkan, orang-orang yang merasa terganggu dengan pemberantasan korupsi tinggal menyiramkan air keras ke penyidik,” kata Tama. (Baca: Mata Kiri Novel Baswedan Masih Belum Bisa Baca Huruf)

Dalam pertemuan antara KPK dan kepolisian, juru bicara Polda Metro Jaya, Komisaris Besar Argo Yuwono, mengatakan lembaganya serius dan berniat mengusut tuntas kasus penyerangan tersebut. Dia berdalih pembebasan sejumlah terduga didasari pertimbangan belum kuatnya bukti keterlibatan mereka. “Kami akan berkoordinasi secara formal setiap dua minggu. Kalau yang informal bisa setiap saat,” ujar Argo. (Baca: Ini Daftar Kasus Besar yang Ditangani Novel Baswedan)

EGI ADYATAMA | FRANSISCO ROSARIANS




Berita terkait

Taruna STIP Jakarta Tewas Dianiaya Senior, Polisi Ungkap Penyebabnya

1 jam lalu

Taruna STIP Jakarta Tewas Dianiaya Senior, Polisi Ungkap Penyebabnya

Polisi mengungkap penyebab terjadinya penganiyaan di Kampus STIP Jakarta yang menyebabkan seorang taruna tewas.

Baca Selengkapnya

Jenazah Taruna STIP Jakarta Diterbangkan ke Bali Hari Ini

1 jam lalu

Jenazah Taruna STIP Jakarta Diterbangkan ke Bali Hari Ini

Jenazah Taruna STIP Jakarta korban penganiayaan seniornya akan diterbangkan ke kampung halamannya hari ini.

Baca Selengkapnya

Pembunuhan Mayat dalam Koper Terjadi Juga di Bali, Saksi Pergoki Pelaku Penuh Bercak Darah

1 jam lalu

Pembunuhan Mayat dalam Koper Terjadi Juga di Bali, Saksi Pergoki Pelaku Penuh Bercak Darah

Selain di Bekasi, kasus pembunuhan mayat dalam koper juga terjadi di Kuta, Bali

Baca Selengkapnya

Taruna STIP Tewas Dianiaya, Senior Jadi Tersangka

8 jam lalu

Taruna STIP Tewas Dianiaya, Senior Jadi Tersangka

Polisi menetapkan satu orang tersangka dalam kasus penganiayaan yang mengakibatkan tewasnya seorang taruna STIP Marunda

Baca Selengkapnya

Kepala RS Polri Ungkap Hasil Autopsi Jenazah Taruna STIP Korban Penganiayaan Senior

8 jam lalu

Kepala RS Polri Ungkap Hasil Autopsi Jenazah Taruna STIP Korban Penganiayaan Senior

Taruna Sekolah Tinggi Ilmu Pelayaran (STIP) Putu Satria Ananta Rustika, 19 tahun, tewas diduga dianiaya seniornya di toilet

Baca Selengkapnya

CCTV Rekam Rangkaian Taruna STIP Dianiaya Senior hingga Tewas

13 jam lalu

CCTV Rekam Rangkaian Taruna STIP Dianiaya Senior hingga Tewas

Polres Jakarta Utara telah menerima laporan polisi tentang tewasnya siswa tingkat satu di Sekolah Tinggi Ilmu Pelayaran (STIP)

Baca Selengkapnya

Novel Baswedan dan Eks Pegawai KPK Lainnya Laporkan Nurul Ghufron ke Dewas KPK soal Dugaan Pelanggaran Kode Etik

8 hari lalu

Novel Baswedan dan Eks Pegawai KPK Lainnya Laporkan Nurul Ghufron ke Dewas KPK soal Dugaan Pelanggaran Kode Etik

Novel Baswedan dkk melaporkan Wakil Ketua KPK Nurul Ghufron atas dugaan pelanggaran kode etik karena telah melaporkan Anggota Dewas KPK Albertina Ho.

Baca Selengkapnya

Novel Baswedan Khawatir Penanganan Kasus Firli Bahuri Lambat karena Unsur Politis

10 hari lalu

Novel Baswedan Khawatir Penanganan Kasus Firli Bahuri Lambat karena Unsur Politis

Novel Baswedan mengakhatirkan proses yang lama itu akibat munculnya unsur politis dalam menangani kasus Firli Bahuri yang memeras SYL.

Baca Selengkapnya

Novel Baswedan Sebut Jika Polda Metro Jaya Tahan Firli Bahuri Bisa jadi Pintu Masuk Kasus Lainnya

10 hari lalu

Novel Baswedan Sebut Jika Polda Metro Jaya Tahan Firli Bahuri Bisa jadi Pintu Masuk Kasus Lainnya

Novel Baswedan menjelaskan, jika Firli Bahuri ditahan, ini akan menjadi pintu masuk bagi siapa pun yang mengetahui kasus pemerasan lainnya.

Baca Selengkapnya

Cerita di Balik Penemuan Jasad Pegawai Honorer Kementerian Terkubur di dalam Rumah di Bandung

18 hari lalu

Cerita di Balik Penemuan Jasad Pegawai Honorer Kementerian Terkubur di dalam Rumah di Bandung

Seorang pegawai honorer kementerian berusia 42 tahun dilaporkan hilang sejak 30 Maret 2024 lalu. Jasadnya ditemukan terkubur di dalam rumahnya.

Baca Selengkapnya