TEMPO.CO, Jakarta - Juru bicara Komisi Pemberantasan Korupsi, Febri Diansyah, mengatakan kondisi mata kiri penyidik KPK, Novel Baswedan, pascaoperasi mengalami peningkatan tekanan. Peningkatan tekanan terjadi dari Sabtu sampai Ahad kemarin.
“Dipandang sebagai bagian dari efek pascaoperasi,” ucap Febri dalam melalui pesan singkat, Senin, 22 Mei 2017.
Baca juga: ICW: Polisi Lamban Mengungkap Kasus Penyerangan Novel Baswedan
Febri berujar, sampai hari ke-40 pasca-penyiraman air keras terhadap Novel, tim dokter terus memeriksa rutin penyidik senior KPK itu setiap hari. Termasuk membersihkan kotoran pada matanya.
Menurut Febri, mata kiri Novel belum dapat membaca huruf sama sekali. Sedangkan mata kanan bisa melihat huruf dan angka dalam ukuran besar.
Pada Senin ini, pemeriksaan juga dilakukan. Febri menuturkan pihaknya terus memantau dan menginformasikan perkembangan kesehatan penyidik yang tengah menangani kasus korupsi pengadaan kartu tanda penduduk elektronik (e-KTP) itu. “Kami harap progres penanganan kasus ini cukup baik ke depan,” katanya.
Simak pula: KPK Apresiasi Upaya Polisi Ungkap Penyerang Novel Baswedan
Sampai saat ini, kasus penyiraman air keras terhadap Novel belum juga menemui titik terang. Kepolisian belum mampu menemukan dua pelaku yang menyiram Novel dengan air keras. Nama-nama yang muncul dan sempat diperiksa, seperti AL dan Mico, yang diduga sebagai pelaku penyiraman pun dibebaskan karena dinilai tidak memiliki kaitan dengan kejadian itu.
KPK akhirnya memberikan tenggat dua pekan kepada kepolisian untuk menemukan para pelaku penyiraman terhadap Novel Baswedan. Apabila dalam waktu itu belum ada titik temu, tidak menutup kemungkinan pembentukan tim pencari fakta dilakukan.
DANANG FIRMANTO