Menyanyikan Lagu Indonesia Raya Tiga Stanza Dinilai Berlebihan

Reporter

Minggu, 21 Mei 2017 23:15 WIB

Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Muhadjir Effendy menjelaskan hasil pelaksanaan Ujian Nasional 2017 di Gedung Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan, Senayan, Jakarta Pusat, 12 Mei 2017. TEMPO/DWI FEBRINA FAJRIN

TEMPO.CO, Jakarta - Pengamat pendidikan Itje Chodijah menilai rencana pemerintah untuk mewajibkan siswa menyanyikan lagu Indonesia Raya dalam tiga stanza berlebihan. “Sepertinya, berlebihan. Orang akan bosan bernyanyi hingga tiga stanza,” katanya saat dihubungi Ahad 21 Mei 2017.

Sebelumnya Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan berencana mewajibkan para siswa menyanyikan lagu Indonesia Raya dalam tiga stanza saat upacara bendera. Dalam persiapannya, pemerintah sedang melakukan perekaman panduan menyanyikan lagu kebangsaan itu dalam tiga stanza di studio Lokananta, Solo. Diharapkan dengan menyanyikan lagu kebangsaan itu dalam tiga stanza, maka akan semakin tumbuh rasa cinta tanah air.

Menurut Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Muhadjir Effendy, menilai, tiga stanza dalam lagu Indonesia Raya sebenarnya tidak bisa dipisahkan satu sama lain. Stanza pertama sebagai prolog, kedua dianggap penting karena sebagai klimaks lagu, dan ketiga sebagai epilog. "Kebanyakan masyarakat hanya mengenal lagu itu di satu stanza saja,” katanya di Solo Sabtu 20 Mei lalu.

Itje setuju untuk menyanyikan lebih sering lagu Indonesia Raya. Namun menurutnya, cukup satu stanza saja. Ia lebih mendorong agar makna lagu Indonesia Raya bisa lebih dijelaskan kepada para siswa. “Tentu dijelaskan sesuai umurnya. Berbeda penjelasan kelas 1 SD dan kelas 1 SMA,” katanya.

Menurut Itje, bila tujuannya hanya untuk menyanyikan lagu itu berulang ulang tanpa makna, maka para murid pun tidak dapat merenungkan makna lagu itu saat menyanyikannya. Untuk mengetahui makna lagu itu, ia pun berharap agar para guru aktif memberikan penjelasan tentang lagu itu. “Perlu ada penjelasan dan diskusi agar anak murid paham setiap lirik lagu itu serta perjuangan saat itu, sehingga nyanyinya khidmat,” kata Itje.

Bila tanpa penjelasan yang sempurna kepada masyarakat iya pun yakin anak anak akan menyanyi dengan asal. Itje mengatakan sering melihat anak anak sekolah yang menyanyikan lagu Indonesia Raya sambil berjalan, juga dengan nada asal. “Kalau tanpa penjelasan, mereka tetap tidak akan menghornati lagu itu,” katanya.

Tutorial untuk menyanyikan lagu Indonesia Raya dalam tiga stanza sedang diproses di perusahaan rekaman Lokananta, Solo. Rekaman yang melibatkan kelompok Orkes Gita Bahana Nusantara mengacu pada rekaman tahun 1950 yang dibuat oleh Josef Kleber. Rekaman dibuat dalam lima bentuk, yaitu orkes simponi, orkes harmoni, panpare, iringan piano dan unisono.


MITRA TARIGAN | AHMAD RAFIQ




Berita terkait

Kemendikbud Akan Bangun Sekolah Aman Bencana di Sejumlah Daerah Terdampak Bencana

4 hari lalu

Kemendikbud Akan Bangun Sekolah Aman Bencana di Sejumlah Daerah Terdampak Bencana

Bencana alam melanda sejumlah wilayah di Tanah Air dalam sebulan terakhir.

Baca Selengkapnya

Hari Kesiapsiagaan Bencana 2024, Muhadjir Effendy: Bencana Bukan Urusan Sembarangan

10 hari lalu

Hari Kesiapsiagaan Bencana 2024, Muhadjir Effendy: Bencana Bukan Urusan Sembarangan

Menko PMK Muhadjir Effendy meminta Sumatera Barat bisa mencanangkan sadar bencana setiap harinya dalam puncak Hari Kesiapsiagaan Bencana 2024.

Baca Selengkapnya

Menko PMK Muhadjir Effendy Harap MK Hasilkan Putusan Terbaik dalam Sengketa Pilpres

14 hari lalu

Menko PMK Muhadjir Effendy Harap MK Hasilkan Putusan Terbaik dalam Sengketa Pilpres

Muhadjir mengatakan, putusan terbaik perlu dibuat karena MK merupakan lembaga hukum tertinggi. Keputusan MK juga tidak bisa diganggu gugat.

Baca Selengkapnya

Faisal Basri Blak-blakan Kritik 3 Menteri Jokowi di Sidang Sengketa Pilpres: Mereka Hanya Baca Pidato Kenegaraan

22 hari lalu

Faisal Basri Blak-blakan Kritik 3 Menteri Jokowi di Sidang Sengketa Pilpres: Mereka Hanya Baca Pidato Kenegaraan

Faisal Basri menanggapi kesaksian empat menteri Presiden Jokowi dalam sidang sengketa Pilpres 2024. Tiga di antaranya disebut hanya membaca pidato.

Baca Selengkapnya

Diskon Tarif Tol Trans Jawa Arus Mudik dan Arus Balik Sampai Kapan? Catat Tanggal dan Ruas Jalan Tolnya

24 hari lalu

Diskon Tarif Tol Trans Jawa Arus Mudik dan Arus Balik Sampai Kapan? Catat Tanggal dan Ruas Jalan Tolnya

Batas waktu diskon tarif Tol Trans Jawa untuka rus mudik dan arus balik, sampai kapan dan di ruas jalan tol mana saja?

Baca Selengkapnya

Riwayat Pendidikan 4 Menteri Jokowi yang Beri Keterangan Saat Sidang Sengketa Pilpres di MK

29 hari lalu

Riwayat Pendidikan 4 Menteri Jokowi yang Beri Keterangan Saat Sidang Sengketa Pilpres di MK

Ini pendidikan terakhir 4 menteri Jokowi yang dipanggil MK pada sidang sengketa pilpres: Sri Mulyani, Risma, Muhadjir Effendy, Airlangga Hartarto.

Baca Selengkapnya

Ketua MK Tegur Muhadjir karena Bela Jokowi soal Bagi-bagi Bansos

30 hari lalu

Ketua MK Tegur Muhadjir karena Bela Jokowi soal Bagi-bagi Bansos

Menko PMK Muhadjir sempat kena tegur Hakim MK karena dianggap memberikan pembelaan untuk program bansos yang dilakukan Jokowi.

Baca Selengkapnya

Jadi Saksi Sengketa Pilpres di MK, Muhadjir Sebut Tak Ada Pejabat 100 Persen Netral

30 hari lalu

Jadi Saksi Sengketa Pilpres di MK, Muhadjir Sebut Tak Ada Pejabat 100 Persen Netral

Muhadjir Effendy menyatakan tidak ada pejabat yang netral karena setiap orang memiliki preferensi dan tendensi politik.

Baca Selengkapnya

Sidang Sengketa Pilpres: Apa Kata 4 Menteri tentang Bansos Jokowi?

31 hari lalu

Sidang Sengketa Pilpres: Apa Kata 4 Menteri tentang Bansos Jokowi?

Empat menteri tampil di sidang sengketa pilpres menjelaskan tentang bansos Jokowi, yang dianggap tim hukum Anies dan Ganjar menguntungkan Prabowo

Baca Selengkapnya

Begini Kata Sri Mulyani, Airlangga Hartarto, Risma, Muhadjir Effendy Saat Sidang Sengketa Pilpres atau PHPU di MK

31 hari lalu

Begini Kata Sri Mulyani, Airlangga Hartarto, Risma, Muhadjir Effendy Saat Sidang Sengketa Pilpres atau PHPU di MK

Keempat Menteri Jokowi bicara di sidang sengketa Pilpres atau PHPU di MK. Apa kata Sri Mulyani, Airlangga Hartarto, Risma, Muhadjir Effendy?

Baca Selengkapnya