IPW: Polri Harus Transparan Ungkap Penganiayaan Taruna Akpol
Editor
Rina Widisatuti
Jumat, 19 Mei 2017 15:25 WIB
TEMPO.CO, Jakarta – Indonesia Police Watch (IPW) menilai kasus tewasnya taruna Akademi Kepolisian (Akpol), Semarang, Jawa Tengah, Muhammad Adam, harus diungkap secara transparan. Ketua Presidium IPW Neta S. Pane berpendapat bahwa pelaku penganiayaan tersebut harus dipecat dari taruna Akpol.
”Pelakunya harus segera ditahan dan dipecat dari taruna Akpol, meskipun dia anak seorang jenderal, misalnya,” kata Neta dalam keterangan tertulis, Jumat, 19 Mei 2017.
Baca: Penganiayaan Taruna Akpol, Polda Jawa Tengah Periksa 35 Saksi
Sebelumnya, Muhammad Adam dilaporkan tewas pada Kamis, 18 Mei 2017, di kompleks Akpol Semarang. Taruna tingkat II tersebut diduga tewas akibat penganiayaan oleh seniornya.
Menurut Neta, kasus ini menunjukkan masih adanya kekerasan dalam sistem pendidikan di kepolisian. Selama ini, kata dia, IPW beberapa kali mendapat laporan ada taruna yang melarikan diri atau kasus dugaan pelecehan seksual.
Namun, dia melanjutkan, setiap kali IPW mempersoalkan hal tersebut, pejabat yang berwenang selalu membantah. Adapun keluarga korban juga tutup mulut karena khawatir dikeluarkan dari taruna Akpol jika buka mulut. “Memang jumlah kasus seperti itu tidak signifikan, tapi tetap mengganggu profesionalisme pendidikan di Akpol,” ujarnya.
Baca: Penyebab Taruna Akpol Meninggal Diduga Dianiaya 12 Senior
IPW, kata dia, berharap Polri dan Akpol mau membuka diri dan transparan atas apa yang sesungguhnya terjadi di lingkungan taruna Akpol. Dengan begitu, kata dia, bisa dilakukan pembenahan dan kasus kekerasan yang menyebabkan kematian tidak terulang. “Sehingga Akpol bisa melahirkan kader-kader polisi sipil, modern, profesional, dan anti-kekerasan,” katanya.
INGE KLARA SAFITRI
Video Terkait:
Ada Bekas Memar Pada Tubuh Taruna Akpol yang Tewas, Polisi Periksa 21 Taruna Lain