Kasus Novel, Polisi Jelaskan Kenapa TPF Independen Belum Perlu  

Reporter

Kamis, 18 Mei 2017 15:00 WIB

Jurnalis dan pegawai KPK Gelar Aksi Empati untuk Novel Baswedan di halaman Gedung KPK, Rabu, 12 April 2017. Tempo/Maya Ayu

TEMPO.CO, Jakarta - Sudah 36 hari berlalu, tapi polisi tak kunjung menemukan tersangka penyerang penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi, Novel Baswedan. Sejumlah organisasi kemasyarakatan sipil mendesak pemerintah membentuk tim pencari fakta (TPF) independen. Menanggapi desakan ini, polisi menyatakan TPF independen belum diperlukan.

Berikut ini petikan wawancara dengan Kepala Bidang Hubungan Masyarakat Kepolisian Daerah Metro Jaya Komisaris Besar Raden Argo Prabowo Yuwono, Rabu, 17 Mei 2017.

Mengapa polisi tidak membuka diri untuk membentuk tim investigasi bersama? Apa kendalanya?
Tidak ada dasar hukum yang mengatur ketentuan penyidikan bersama. Kewenangan menyelidiki perkara pidana ada pada polisi. Tapi kami tetap berkoordinasi dengan Komisi Pemberantasan Korupsi, termasuk mengajak mereka ikut gelar perkara. Jadi serahkan saja kepada penyidik. (Baca: Pembentukan Tim Independen Kasus Novel, Kapolri: Belum Diperlukan)

Apa perintah Kepala Kepolisian RI setelah berkomunikasi dengan Presiden tentang kasus ini?
Kapolri meminta kami segera mengungkap kasus ini sesuai dengan instruksi Presiden, yang meminta polisi membentuk tim gabungan. Penyidik juga mau cepat selesai. Masalahnya, ada banyak kondisi yang membuat penyelesaian kasus ini berbeda dengan keinginan kita bersama. Kami butuh waktu.

Polisi punya personel berpengalaman dan dukungan peralatan canggih. Kenapa tak maksimal?
Semua alat dan perangkat penyidikan sudah kami gunakan sesuai dengan kebutuhan. Misalnya, untuk keperluan uji laboratorium cairan yang mengenai wajah Novel atau mempelajari data percakapan telepon (call data record) para terduga. Cepat atau lambat, penyelesaian perkara itu masalah biasa.

Alat bukti apa saja yang menjadi petunjuk penyelidikan? Apakah itu tak cukup membantu?
Ada beberapa foto dan rekaman kamera closed-circuit television (CCTV), tapi kualitasnya rendah. Saat diperbesar 5 persen, resolusinya sudah pecah. Wajah pelaku tak bisa dikenali dengan baik. Ini berbeda dengan kasus pembunuhan keluarga di Pulomas. Dari rekaman CCTV, di situ jelas terlihat siapa saja pelakunya. (Baca: Pasca-Teror Novel Baswedan, KPK Ajukan Perlengkapan Senjata Api)

Tiga terduga diperiksa berdasarkan informasi foto dari tetangga dan Novel. Kenapa dilepas?
Alibi mereka cukup kuat. Penyidik tak bisa menetapkan status tersangka karena mereka berada di tempat lain saat terjadi penyerangan terhadap Novel. Dan itu diperkuat dengan keterangan keluarga dan tetangga mereka, termasuk tiket perjalanan dan rekaman CCTV di Bandara Soekarno-Hatta.

Adakah keterkaitan dengan penyidikan kasus korupsi yang sedang ditangani Novel?
Semua potensi kami telusuri. Novel ini kan pernah dan sedang menyidik kasus-kasus besar yang menyorot sejumlah tokoh. Yang lagi hangat sekarang ini, misalnya, soal korupsi proyek pengadaan e-KTP. Mungkin saja ada yang sakit hati di situ. Nah, ini yang perlu kita pastikan. (Baca: Selain Kasus Novel, 4 Kasus Ini Tak Pernah Terungkap Pelakunya)

EGI ADYATAMA | RIKY FERDIANTO

Berita terkait

Soal Alat Sadap IMSI Catcher di Indonesia, Ini Kata Bos Polus Tech

18 jam lalu

Soal Alat Sadap IMSI Catcher di Indonesia, Ini Kata Bos Polus Tech

Bos Polus Tech mengakui kesulitan untuk mengawasi penggunaan alat sadap oleh pembeli.

Baca Selengkapnya

TPNPB-OPM Tanggapi Rencana TNI-Polri Kerahkan Pasukan Tambahan di Intan Jaya

19 jam lalu

TPNPB-OPM Tanggapi Rencana TNI-Polri Kerahkan Pasukan Tambahan di Intan Jaya

Menurut Sebby Sambom, penambahan pasukan itu tak memengaruhi sikap TPNPB-OPM.

Baca Selengkapnya

Taruna STIP Jakarta Tewas Dianiaya Senior, Polisi Ungkap Penyebabnya

23 jam lalu

Taruna STIP Jakarta Tewas Dianiaya Senior, Polisi Ungkap Penyebabnya

Polisi mengungkap penyebab terjadinya penganiyaan di Kampus STIP Jakarta yang menyebabkan seorang taruna tewas.

Baca Selengkapnya

Jenazah Taruna STIP Jakarta Diterbangkan ke Bali Hari Ini

23 jam lalu

Jenazah Taruna STIP Jakarta Diterbangkan ke Bali Hari Ini

Jenazah Taruna STIP Jakarta korban penganiayaan seniornya akan diterbangkan ke kampung halamannya hari ini.

Baca Selengkapnya

Pembunuhan Mayat dalam Koper Terjadi Juga di Bali, Saksi Pergoki Pelaku Penuh Bercak Darah

23 jam lalu

Pembunuhan Mayat dalam Koper Terjadi Juga di Bali, Saksi Pergoki Pelaku Penuh Bercak Darah

Selain di Bekasi, kasus pembunuhan mayat dalam koper juga terjadi di Kuta, Bali

Baca Selengkapnya

Taruna STIP Tewas Dianiaya, Senior Jadi Tersangka

1 hari lalu

Taruna STIP Tewas Dianiaya, Senior Jadi Tersangka

Polisi menetapkan satu orang tersangka dalam kasus penganiayaan yang mengakibatkan tewasnya seorang taruna STIP Marunda

Baca Selengkapnya

Kepala RS Polri Ungkap Hasil Autopsi Jenazah Taruna STIP Korban Penganiayaan Senior

1 hari lalu

Kepala RS Polri Ungkap Hasil Autopsi Jenazah Taruna STIP Korban Penganiayaan Senior

Taruna Sekolah Tinggi Ilmu Pelayaran (STIP) Putu Satria Ananta Rustika, 19 tahun, tewas diduga dianiaya seniornya di toilet

Baca Selengkapnya

Cara Kerja Teknologi Pengintai Asal Israel yang Masuk Indonesia: Palsukan Situs Berita

1 hari lalu

Cara Kerja Teknologi Pengintai Asal Israel yang Masuk Indonesia: Palsukan Situs Berita

Sejumlah perusahaan asal Israel diduga menjual teknologi pengintaian atau spyware ke Indonesia. Terungkap dalam investigasi gabungan Tempo dkk

Baca Selengkapnya

CCTV Rekam Rangkaian Taruna STIP Dianiaya Senior hingga Tewas

1 hari lalu

CCTV Rekam Rangkaian Taruna STIP Dianiaya Senior hingga Tewas

Polres Jakarta Utara telah menerima laporan polisi tentang tewasnya siswa tingkat satu di Sekolah Tinggi Ilmu Pelayaran (STIP)

Baca Selengkapnya

Syarat Penerimaan Polri Lengkap 2024 dan Cara Daftarnya

1 hari lalu

Syarat Penerimaan Polri Lengkap 2024 dan Cara Daftarnya

Berikut ini syarat penerimaan SIPSS, Taruna Akpol, Bintara, dan Tamtama Polri 2024 serta tata cara pendaftarannya yang perlu diketahui.

Baca Selengkapnya