Anggota Pusat Kajian Antikorupsi (PUKAT) Universitas Gadjah Mada bersama sejumlah lembaga swadaya masyarakat di Yogyakarta membentangkan poster kecaman terkait peristiwa penyiraman air keras yang menimpa penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Novel Baswedan di Kantor Pukat UGM, 11 April 2017. ANTARA FOTO
TEMPO.CO, Padang - Pusat Studi Konstitusi (PUSaKO) Fakultas Hukum Universitas Andalas menilai seyogiyanya Presiden Joko Widodo memilih jalur alternatif untuk mengusut kasus penyerangan senior Komisi Pemberantasan Korupsi, Novel Baswedan. Presiden bisa membentuk tim independen untuk melakukan investigasi.
"Presiden pasti melihat kasus ini sebagai kejahatan luar biasa kepada aparat negara dan harus diselesaikan dengan cara-cara luar biasa," ujar Direktur PUSaKO Feri Amsari kepada Tempo, Kamis, 18 Mei 2017. Baca: Kasus Novel Baswedan, Presiden Perlu Bentuk Tim Independen
Menurut dia, tawaran publik untuk membentuk tim investigasi harus menjadi pertimbangan bagi Presiden Jokowi secara cermat. Presiden tak akan menyia-nyiakan kesempatan ini untuk membela KPK.
Apalagi, kata Feri, pemerintah Jokowi sejak awal bertekad memberantas korupsi melalui Nawa Cita-nya. Dengan demikian, jika Jokowi gagal membongkar kasus serangan terhadap Novel Baswedan ini, akan menjadi catatan buruk bagi pemerintahnya. "Presiden akan membentuk tim investigasi independen yang kuat dengan diisi figur-figur extraordinary," ujarnya.
Feri mengatakan lumrahnya memang polisi yang menangani kasus ini. Namun Presiden Jokowi bisa membentuk tim khusus untuk melakukan investigasi saat cara biasa berakhir di jalan buntu. "Kepolisian kan sudah mengalami pelbagai kegagalan dalam mengungkap kasus ini," ujarnya.
Sebelumnya, juru bicara kepresidenan, Johan Budi, mengatakan Presiden memerintahkan polisi membentuk tim khusus untuk mengungkap kasus Novel Baswedan tersebut. Pembentukan tim khusus bisa diupayakan melalui pemimpin KPK dengan menyurati Kapolri.
Wali Kota Padang, Kepala BNPB, dan Gubernur Sumbar Tanam 100 Pohon Cemara Laut
6 hari lalu
Wali Kota Padang, Kepala BNPB, dan Gubernur Sumbar Tanam 100 Pohon Cemara Laut
Peringatan Hari Kesiapsiagaan Bencana Nasional (HKBN) 2024 dimulai dengan penanaman 100 pohon cemara laut secara simbolis oleh Kepala BNPB Letjen TNI Suharyanto
7 Tahun Lalu Penyidik Senior KPK Novel Baswedan Disiram Air Keras, Ini Kronologi Teror yang Dihadapinya
20 hari lalu
7 Tahun Lalu Penyidik Senior KPK Novel Baswedan Disiram Air Keras, Ini Kronologi Teror yang Dihadapinya
Selasa subuh, 11 April 2017, tujuh tahun lalu eks penyidik senior KPK Novel Baswedan disiram air keras oleh dua orang tak dikenal. Begini kronologinya.