Politisi PKS, Fahri Hamzah, memberikan keterangan terkait pemecatan dirinya dari keanggotaan PKS di Gedung DPR, Jakarta, 4 April 2016. Menurut pernyataan resmi PKS di situsnya, Fahri dipecat karena tidak bisa menyesuaikan diri dengan kedisiplinan dan kesantunan partai. ANTARA/Rivan Awal Lingga
TEMPO.CO, Jakarta - Wakil Ketua Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) Fahri Hamzah menyayangkan aksi protes penolakan dirinya oleh sebagian masyarakat saat berkunjung ke Manado, Sulawesi Utara, Sabtu pekan lalu. Ratusan orang menggeruduk Bandar Udara Sam Ratulangi saat Fahri baru saja mendarat.
Fahri berujar, dia tidak mempermasalahkan bila ada warga yang berunjuk rasa menolaknya. Hanya, ia menyayangkan dua hal. Pertama, ada fitnah yang tersebar tentang dia. Kedua, massa merangsek ke dalam bandara.
"Saya sayangkan kategori fitnah. Menuduh saya antitoleransi, saya kira ngawur pikiran itu," ucapnya di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Senin, 15 Mei 2017.
Ia mengajak pihak-pihak yang menudingnya intoleran berdiskusi tentang Pancasila. "Jangan main fitnah, jangan main belakang soal beginian," ujarnya.
Terkait dengan massa yang masuk ke bandara, menurut dia, seharusnya hal itu tidak terjadi. Alasannya, tiap bandara akan diaudit tentang indikator keselamatan para penumpang dan transportasi di udara.
"Kalau di airport ada hewan saja (menerobos masuk), itu radar aviation dunia waspada, karena itu sumber bahaya bagi penumpang dan transportasi udara," tuturnya.
Fahri tidak mengenal massa yang menolak kehadirannya. Fahri hanya mengetahui massa tersebut berseragam organisasi masyarakat sejenis pasukan pengamanan masyarakat swakarsa.